Cinta itu apa sih?
Kata Merry "Cinta adalah suatu kenyamanan dan cinta itu adalah Naufan." Ampun dah, pikirannya Naufan mulu. Kata Vina "Cinta itu gak jauh beda sama kripik yang nusuk lidah, krenyessh sih tapi nyakitin." Kalo itu setuju banget 😂
"Cinta itu aneh, omong kosong, dan cinta itu hanya permainan belaka. " itu menurut Viiva yang udah mahir dan banyak pengalaman dalam berpacaran. "Setan!" yah, itu cinta menurut Moza Safirra. Aluk "Apa sih nanyak cinta. Jelas-jelas cinta itu BERDUA lah". Yaah, susah ngomong sama anak kecil kayak Aluk pikirannya yang seneng-seneng aja, masih gak tau kali rasanya ngomongin cinta pas udah pernah putus. Beda sama si penyabar dalam keadaan apapun. Vitta Puji mengatakan dengan tulus bahwa "Cinta itu indah, meski aku tidak pernah tahu bagaimana cerita akhirnya." Dan menurut aku, orang yang merasa sangat puas dengan peristiwa yang dialami "Pacaran 17 Jam." Dengan bijaksana mengakui bahwa "Cinta itu sesaat. Tiba-tiba datang, tiba-tiba pergi, lalu hilang. Terus datang lagi, pergi lagi, hilang lagi. Gak jelas banget sih."Cinta adalah kebetulan yang sudah hilang. Itu bagiku. Hadir dengan membawa sejuta keajaiban, keajaiban rasa yang tidak pernah ada sebelumnya. Luar biasa, namun ini adalah hal yang sangat tiba-tiba. Entah bagaimana harusnya yang dilakukan untuk menyikapi perasaan ini. Tak ada waktu untuk berfikir, memang terlalu cepat, tapi tak ada salahnya untuk jalani perasaan yang belum jelas untuk kuungkap bila ada yang bertanya. Bagaimana perasaanku pandanya? Jawabku, aku hanya ingin untuk belajar mencintainya. Ini memang lucu karena ini pertama kalinya bagi remaja 17 tahun sepertiku.
"Kamu mau jadi pacar aku? " Kata Azka yang mengaku sudah lama menyukaiku, tepatnya sejak SD dulu.
Memang sulit dipercaya, benarkah sejak SD sampai saat ini sebuah rasa yang disebut-sebut Cinta Monyet masih ada? Hmm... Lantas haruskah aku menolak? bukankah itu kesempatanku untuk lebih tau mengenai cinta yang sebenarnya. Mungkin dia yang dapat memahamkan apa arti cinta dimasa putih abu-abu? I just want to know."Iya. " Duaaar... Begitulah yang seharusnya aku katakan pada dia, tapi kenyataannya aku benar -benar menjawab "iya." Tak lama setelah aku resmi berpacaran dengan Azka dengan bukti satu kata tak bermakna lain selain makna persetujuan atau kesediaan yang berbunyi "iya." Banyak ajakan yang selalu Azka berikan padaku.
"Fasya, jalan yuk. " Haa? Itu adalah ajakan cowok pertama kali yang ada selama aku bernafas selain kak Gibran, kakak kandungku.
"Hmm... Aku bingung 😖 tapi apa salahnya sih? Lagian aku kan belajar, belajar mencintai 😂. Yaudah sih, ini belajar oke. BELAJAR!"
"Mm... Mau gak ya, emang mau kemana sih? " Kataku.
"Terserah kamu aja deh, ke kafe atau ke restoran? Asal jangan ke mall ya. "
"Mm... Yaudah deh. "
"Yaudah gimana mau gak? "
"Iya mau. "
"Iyanya kemana sayang? "
Aku sedikit canggung dengan panggilan "sayang". Ke inget dulu, biasanya dia manggil namaku. Sekarang malah kayak gini. Aku gak biasa aja sih dipanggil gitu sama orang lain selain mama. Yang membingungkan lagi, kenapa Azka bisa secepat ini ngajak aku jalan. Padahal kita baru jadian.
"Kafe aja lah."
"Yaudah aku mandi dulu ya. "
"Iya, jalan jam berapa? "
..
Satu menit
Dua menit, aku memutuskan untuk mandi terlebih dulu karena dia gak read chat dari aku.
Setelah mandi masih aja chat aku gak dia read.