Hai rindu, sudah lama aku tak menemuimu. Apa kabar tangismu yang kemarin membersamai bahagiaku? Tentu tidak ada tetes sedih lagi yang singgah di pipimu.
Aku senang tidak ada lagi cerita dan celotehmu tentang siapa yang menangisimu. Aku juga senang kini tak perlu lagi kamu menyandarkan bagian paling sedih di hidupmu dipundakku. Tapi, aku hanya rindu akan tenangmu yang kujadikan janji. Aku hanya rindu, tentang bagaimana kata-kata candaanku menjadi alasan senyummu.Sudah, tak perlu ada yang disadari tak perlu ada yang ditakuti. Aku akan tetap begini, kau bahagia disana pun begitu denganku disini. Meskipun sulit diakui dari hari ke hari rasa ini semakin tak kuasa aku hindari, dan semakin sulit pula untuk kusudahi.
Biar saja cukup aku yang mendoa sendiri, andainya pun kau tak kunjung mengerti, semua cerita-ceritamu tentang lelaki-lelakimu adalah hal yang paling kunanti. Walau harus kusadari, cerita ini akan tetap mati sekalipun aku mengakui ataupun kupasrahkan dalam diri.
Untukmu,
Temanku
KAMU SEDANG MEMBACA
Syair tak Beraksara
Romancetentang sebuah tunggu yang berakhir jadi ragu, tentang sebuah khusyuk yang berubah jadi semu. sebuah nama yang disebut di tiga pagi, yang tak perlu lagi ditangisi pamitnya.