Libur telah usai, sekolah kembali tiba. Malas itu yang gua rasakan.
Dengan keadaan yang masih mengantuk, terpaksa gua harus siap siap untuk pergi ke sekolah. Ya, gua kembali ke sekolah gua, SMK Bhakti Kencana. Setelah gua menikmati libur panjang.
Sekarang gua kelas XI, di kelas yang berbeda namun dengan teman teman yang masih sama. Oh ya, nama gua Althafviana Aqila. Gua punya tiga orang sahabat yang receh dan bisa di bilang mereka tidak waras, tapi mereka selalu bikin gua ketawa.
"HEI", teriak seseorang sambil mukul punggung gua
"APASI ANJING", Gua orang nya kagetan
"Hey tayo hey tayo", ya dia salah satu sahabat gua, nama nya Ayla.
"Galucu bagong"
Temen gua emang bobrok semua gaada yang waras, untung gua nya sabar:").
"al al al" panggil Mita, dia salah satu sahabat gua juga
"Apasi", jawab gua rada emosi
"itu tuhhhh", Mita nunjuk seseorang, orang yang paling gua benci. Orang yang udah bikin hati gua hancur sehancur hancurnya, terbilang lebay namun itu kenyataannya.
"Tau ah ngblur galiat, gua lagi pake headset", jawab gua ngelantur
"HEYYYY EPRIBADEHHH", Teriak Lala saat baru masuk kelas, suaranya melengking. Dia salah satu sahabat gua, entahlah malu mengakui nya sebagai salah satu sahabat gua, Lala adalah orang yang tidak tau malu, orang yang paling lemot kalau diajak ngobrol.
Gua bete BANGET, semua kelas free. Akhirnya gua memutuskan pergi ke kantin, sendiri, ya sendiri.
Saat gua lagi jalan di koridor sekolah menuju kantin, mata gua tertuju pada seseorang itu. Seseorang yang gua benci, gua mengalihkan pandangan gua. Namun dia mengetahui tadi gua sempat melihatnya. Sampai akhirnya dia manggil nama gua
"Al"
Gua mengabaikannya, ga guna juga.
Dia lari ngikutin gua, apasi kata batin gua.
Dan sampai akhirnya jalan gua di halangi,
kesel banget anjir, pengen gua makan mukanya.
SEMOGA SUKA FIRST DARI CERITA KU DI WATTPAD.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Boy
RandomIngin melepasnya, ingin melupakannya. Aku menginginkan itu. Sulit, sangat sangat sulit. Mungkin aku tidak bisa atau bahkan tidak akan pernah bisa. Entahlah rasa sayang ini terlalu dalam, atau aku yang terlalu bodoh.
