.1.

58 7 6
                                    

Tawa anak-anak itu membuat jiwaku damai. Tawa mereka bagaikan musik di telingaku. Senang rasanya melihat mereka bermain seperti itu.
Di satu sisi, aku ingin ada lebih banyak anak yang menemani hariku. Tapi, disisi lain aku tak ingin banyak anak bernasib sama seperti mereka. Tidak punya orangtua.

"Permisi Bu Vera."

"Ya, ada apa Mia?" tanyaku pada asistenku seraya menoleh

"Bu Vera, ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda" ucap Mia

"Baiklah." sahutku seraya berdiri.
"Mia, bisa kau jagakan anak-anak ini selama aku bertemu tamuku? Aku tak ingin mereka terluka." perintahku pada Mia

Mia hanya mengangguk, kemudian dia duduk di samping tempat dudukku tadi.

Siapa yang datang? Ku harap bukan datang untuk mengadopsi. Aku sayang pada anak-anakku, aku pun masih sanggup untuk merawat mereka. Jika iya, ku harap bukan anakku yang jelita.

Saat sampai di ruang tamu, aku melihat seorang wanita cantik, modis, dan berkelas. Disampingnya terdapat kardus besar. Untuk sesaat aku Lega, karena kemungkinan wanita itu datang untuk menyumbangkan sesuatu.

"Maaf membuat anda menunggu". Kulihat senyum manis wanita itu saat aku menyapanya.

"Ah, tidak apa-apa." ucap wanita itu.

Wanita ini sangat sopan.

Aku menyambutnya dengan ramah, seperti yang biasa aku lakukan terhadap tamu.
"Selamat datang di panti asuhan "Cahaya", saya Vera Naranti pengurus sekaligus pemilik dari panti asuhan ini. Apakah ada yang bisa saya bantu?"

Wanita itu tersenyum. Dia menyodorkan kardus besar itu pada saya."Nama saya Tania Galang, saya ingin menyumbangkan ini".

Aku mengambil kardus itu dan membukanya. "Ah, mainan.."

"Ya, mainan. Anak saya sudah cukup besar untuk mainan itu. Lagipula, dia sudah tidak memainkannya lagi. Jadi, saya ingin menyumbangkannya ke panti ini, karena saya dengar di panti asuhan ini banyak anak umur 4-7 tahun. Sangat cocok untuk mainan ini" Jelas wanita itu.

"Ah, begitu.. Baiklah, saya terima. Terima kasih telah menyumbangkannya kepada panti kami. Kebetulan yang di katakan anda benar. Hampir semua anak disini berumur segitu, semua mainan ini cocok dengan anak-anak disini."
"Ngomong-ngomong. Siapa nama anak anda." tanyaku penasaran.

"Namanya Tyra, umurnya 9 tahun" jawab wanita itu sambil tersenyum

"Tyra?" ucapku membatin


To be continued.


23 Desember 2018




Me and AvenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang