Rindukan malam yg melahap senja, yang kunikmati secangkir kopi pahit dengan kenangan yg begitu manis.
Entah aku juga tak suka menambahkan gula pada kopi ku, mungkin aku tak mau merubah cita rasa aslinya atau aku berfikir bahwa senyumu adalah sumber segala manis.
Ku teguk dengan hela nafas yg sedikit sesak di himpit suatu polusi jahat yg bernama rindu. Residu yg ter endap pun perlahan bagai harap pada cinta yg tak pernah sekalipun kepadaku ia berhadap.
Ah, sudahlah.. Dia sudah menentukan alur cerita dan stiap tokoh yg bermain pada masa depan nya, yang tentunya tak ada aku diantara nya.
Terimakasih telah mengajarkan segala cambuk penyemangat mengejar sosok penyemat senyum paling indah pada semesta.
Walau diakhir aku harus terima bahwa memang, untuku.. Sedikit pun kau tak pernah mau tau suatu usahanya.. Dan mantap memilih dia yg mungkin lebih punya segala ketimbang aku yg hanya bisa memberi tawa.
Ber Bahagialah..
Kelak saat kau menikah datang atau tidak nya aku bukan suatu yg harus di pikirkan.
Dan sakit hati ini bukan suatu yg perlu kau perdulikan.Sekian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Residu Kopi Senja
Thơ caTentang menikmati kopi dengan alunan patah hati. Mencoba iklhas pada perasaan tak terbalas. Setiap alur menepi dan manyatu pada pekat aroma kopi..