1. Panik

19 2 2
                                    

Pagi ini, cuaca sedang mendung. Mataharipun masih malu-malu untuk menampakkan diri.

Aku berdiri menghadap jendela sembari tangan kananku menggeser korden yang menutupi pandanganku. Di balik kaca jendela, aku bisa melihat beberapa serangga hinggap di dedaunan. Ada yang bermain kejar-kejaran. Pindah dari satu daun ke daun yang lain.

Aku merentangkan kedua tanganku. Merenggangkan setiap sendi yang kaku karna terlalu lama duduk. Lelah. Setelah shalat subuh tadi, aku langsung ke meja belajar untuk mengerjakan tugas.

Aku memilih untuk istirahat sebentar, setelah menghadapi soal yang bikin mumet kepala.

Tapi, saat aku melihat ke arah jam dinding. "Astagfirullah, udah jam 7", refleks tangan kiriku menutup mulutku yang sedikit terbuka karena panik.

"Kenapa gak liat jam dulu sih tadi, pake acara buka jendela segala" gerutuku. Aku melangkah menuju kamar mandi dengan langkah yang sedikit dipercepat.

Aku sudah siap. Aku memakaikan jam tangan dipergelangan tangan kiriku. Aku melihat ke arah jarum jam yang menunjukkan menit. "Oh, tidak, tinggal 15 menit lagi, semoga gak telat", kataku sembari mengambil tas sekolah yang tergeletak di atas kasur.

Aku berlari ke arah dapur. "Mama, Bapa, Rara berangkat dulu ya" kataku sambil mencium punggung tangan kedua orang tuaku.

"Serapan dulu, Ra." ajak Bapaku yang sedang menyantap serapannya.

"Maaf Pa, Rara udah telat. Nasi gorengnya Rara jadiin bekal aja ya, Pa" aku pergi ke lemari untuk mencari tempat bekal. Ketemu. Setelah memasukkan nasi goreng ke tempat bekal. Aku pamit dan mengucapkan salam.

Tumben mamaku gak ngomel, mungkin karena sangking kebiasaannya aku berangkat siang, hehe. Parah. Tapi, ya sudahlah. Daripada dimarahin. Mungkin mood mamaku lagi baik hari ini.

Aku pergi ke sekolah menggunakan motor metic berwarna hitam. Aku mulai mengendarai motor ke arah jalan raya.

Go to school..!!

~~~~ ^ _ ^ ~~~~

Happy Reading, guys😄

NOT SURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang