"Pergilah!!! Aku tak ingin melihat wajah mu lagi dirumah ku. Pergi!!! "
Aku terduduk lemas di ambang pintu menyaksikan amarah Ibu ku. Aku akan paham jika Ibu marah karena aku melakukan kesalahan. Tapi? Aku hanya membela diri ku. Tapi Ibu? Sama sekali tak mempercayai perkataan ku.
"ku mohon bu, percaya lah pada ku. Ku mohon... " Melas ku kepada Ibu deng air mata yang tak kunjung terkira berapa banyak nya.
"APA kata mu? Percaya? bagaimana bisa aku mempercayai Orang yang sudah menuduh suami ku!!!
" Aku tidak menuduh Hendra bu. Dia ingin memperkosa ku. Ku mohon bu. Dia bukan lelaki baik. Dia hanya menginginkan Harta mu Dan aku! "
Entah sudah yang keberapa kali nya aku menjelaskan kepada ku. Tetapi, Ibu sama sekali tidak memperyaiku.
"Secantik apa diri mu Rein, sampai suami ku menginginkan mu? Kau.. Anak yang tak tahu diuntung, mengapa kau tak mati saja dengan Ayah mu? " Sialan... Pergi kau!!!
Aku serasa mimpi. Di hina, di caci oleh Ibu kandung ku sendiri. Ibu, Dia bahkan lebih memilih Ayah tiri ku
daripada Aku anak nya.
Dengan berat hati, aku mengumpul kan baju-baju ku, yang sudah berserakan di tanah. Sekilas aku melirik Hendra, pria bajingan itu. Dia tertawa penuh kemenangan.
"Kakak..... Tiara mohon, jangan tinggal kan Tiara, Tiara tak mau tinggal di sini. Tiara mau ikut kakak"
Tiara. Adik ku. Hanya Tiara yang aku punya, mungkin aku hanya punya satu alasan mengapa aku bertahan hidup. Dan alasan Ku adalah Tiara.
"Tiara sayang. Dengar kakak. Kakak janji akan bawa Tiara. Kamu baik-baik ya sayang. Kakak sayang Tiara"
Aku memeluk adik ku. Tiara masih saja menangis dalam pelukan Ku.
Aku melepaskan pelukan Tiara dan meninggalkan Tiara pergi... "Maafkan kakak Tiara"...
KAMU SEDANG MEMBACA
REIN
RomanceApa yang lebih menyedihkan daripada tidak dipercaya oleh Ibu kandung sendiri? Ya, itu la yang saat ini aku rasakan. Tidak dipercaya bahkan di caci oleh ibu kandung Ku sendiri. Aku Amanda Rein, atau biasa di panggil Rein. Hidup? aku rasa hari-hari ya...