"Shinda", nama seorang gadis yg ada dalam cerita ini. entah ini kebetulan atau bukan, ia memiliki sebuah keluarga yg begitu harmonis.
Kedua orang tua yg begitu menyayanginya dan seorang adik
laki-laki berusia empat tahun yg begitu menggemaskan.Pagi yg cerah, dengan iringan suara kicauan burung di luar jendela dan angin yg berhembus pelan melalui jendela terbuka, menerbangkan korden berwarna merah muda pucat yg berupaya menghalaunya.
Shinda terbangun dengan wajah pucat yg terlihat masih begitu mengantuk.
Dengan kedua tangannya ia mengusap matanya yg masih terlihat gelap karena kantung mata yg menumpuk dibawahnya. Dengan kondisi yg separuh sadar dia berjalan ke bawah untuk segera mandi.
Disana sudah terlihat ibunya yg sedang menyiapkan bekal masakan dimeja dapur,dan sang adik yg hendak menyantap sup bikinan ibu mereka.
Tanpa menghiraukan keduanya shinda terus berjalan menuju ke kamar mandi... dan menyalakan sower tanda ia mulai mandi.
Sang adik dengan lahap menyantap sup buatan mama. setelah beberapa sruputan ia berhenti untuk minum susu.
Entah kenapa setelah itu ia terdiam dengan tatapan kosong. Tak lama kemudian ia kejang tak karuan kemudian terjatuh dari kursi dan tepar.Melihat itu ibu pun terkejut dan berupaya menghampiri sang anak. karna terburu-buru ia tak sadar ada genangan minyak goreng di lantai, ia terpeleset jatuh tersungkur dan kepalanya terkena lingiran meja.
Naas bagi sang ibu, jatuhnya cukup keras sehingga meja mengoyak tengkoraknya.
Karena mendengar keributan, ayah yg berada diluar rumah datang menghampiri.
Betapa terkejutnya ia melihat kondisi keluarganya yg lemas terkulai,
Sangking terkejutnya kepalanya mulai pusing, matanya berbinar, jantungnya berdetak kencang
(tanda serangan jantung).tak berselang lama ia pun terjatuh dan jantungnya mulai berhenti berdetak.........__________~~~~~~~~~__________.......
Shinda keluar dari kamar mandi dengan handuk putih yg membalut tubuhnya.
Sambil mengeringkan rambutnya ia berjalan menuju keruang makan.
Karna tak memperhatikan ia segera duduk dimeja makan.Ia tersadar dan merasa aneh kenapa ruangan begitu sunyi. Ia pun menoleh kebawah karna merasa kakinya basah menginjak sesuatu.
Begitu terkejutnya dia karna sadar bahwa yg dia injak adalah darah yg memancar dari kepala sang ibu.
Sedikit menoleh kekanan, ia melihat sang adik yg juga terkapar entah kenapa sebabnya.Bingung karna terkejut sekaligus sedih dan putus asa. Ia terperanjak dari kursi dan mencoba mencari ayahnya. Belum sempat mencari ia melihat ayahnya juga terkapar dilantai.
Karna syok dalam hati Shinda berkata "loh...kok matek kabeh." ia putus asa, pasrah, dan memutuskan untuk bunuh diri bersama...
~~TO BE KONTINUET~~
KAMU SEDANG MEMBACA
shinda
Short StoryHanya sekedar tragedi, yg benar" menghantui pikiran ini, tanpa harapan akankah seorang manusia dapat tetap hidup. Mencari jawaban yg jelas" ada di depan mata.kemana sebenar arah mata ini memandang?