Epilogue

135 5 5
                                    

Don't play the mulmed..

***

   Walaupun aku tak tahu kapan ini akan berakhir, aku tetap menunggunya sampai ia menepati janjinya.

***

Disini, aku duduk dibangku para tamu. Entah kenapa waktu berlalu begitu cepatnya. Waktu terlalu kejam untukku. Entah itu untuk menunggu seseorang atau menikmati usainya umur panjangku.

Aku duduk diam sambil memperhatikan sepasang kekasih menyatakan janji sucinya. Ya, dia sahabatku, Kim Taehyung sahabatku dulu sejak aku masih SMP. Dia berencana menikah dengan anak teman ayahnya karna suatu urusan perusahaan yang saling bekerja sama.

Dia sempat mendatangi apertemenku ditempat kuliahanku sambil membawa sebuket bunga sameraldo dan sebuah undangan di genggamannya dengan senyumnya yang masih tetap sama seperti dulu. Aku masih ingat itu.

Taehyung pernah bercerita padaku kalau dia mencintai calon istrinya karena dia mirip denganku. Aku hanya terkekeh mendengarkan penuturannya. Memang aneh.

Saat sedang asik menyaksikan berlangsungnya pernikahan Taehyung, sebuah nada notifikasi mengintrupsiku.

Ting!

Kurogoh handphone ku ditas kecilku, lalu ku nyalakan handphone ku. Sebuah no tak dikenal meng- SMS ku,

"Tunggulah disitu sampai acara selesai."

Aku sedikit terkejut setelah membaca pesannya. Aku mengengok kearah belakang, samping kanan, kiri. Tidak ada siapapun. Maksudku siapa tau ada seseorang yang aku kenal, namun nihil.

Tubuhku seakan merinding, aku langsung mematikan handphone ku lalu dimasukannya benda itu kedalam tas ku semula.

***

Play the mulmed...

Acara selesai, hanya acara bersilahturahmi dan sekedar mengucapkan selamat pada sang pengantin.

Aku menunggu para tamu bersilahturahmi sampai semua pengunjung sepi karena sudah pulang kerumah masing masing. Kini, giliranku untuk sekedar berjabat tangan, mengucapkan selamat dengan senyum yang bahagia. Sekedar tersenyum bagiku bukanlah hal yang mudah.

"Jian, kenapa kau tidak mengucapkan selamat pada sahabatmu?" ucap seseorang mengagetkan pikiranku yang mulai menegang.

Aku hanya tersenyum kikuk, "ahh... Akan kulaksanakan oppa."

Seokjin oppa hanya mendengus sebal, "aishh... Cepatlah, Taehyung sudah menantimu!" tegasnya sambil mendorongku.

Ku langkahkan kakiku menaiki altar, aku menjabat tangan istri Taehyung sambil tersenyum, "Selamat yahh..."

Kutatap wajah wanita itu, cukup cantik untuk dijadikan pendamping hidup Taehyung. Dan aku cukup bersyukur Taehyung mendapatkan istri secantik dia, tidak hanya cantik, dia juga terlihat baik hati dan murah senyum. Bisa kulihat senyumannya yang tulus itu.

"Terima kasih!" sahutnya dengan senyum bahagia yang tak pernah luntur.

Saat tubuhku berpindah pada hadapan Taehyung, aku hanya membungkuk dengan tangan yang disatukan, "Selamat yah, wahai alien." ucapku.

EunoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang