Prolog

27 2 0
                                    

Malam itu bulan Purnama memancarkan sinar kehitaman, membuatnya terlihat sakral dan mencekam. India terbaring lemas di lorong gelap di bagian kota yang sepi. Kepalanya terbentur dan mengeluarkan darah, ada bekas gigitan hewan buas yang juga berlumuran darah di bahunya.

Keadaan India yang masih setengah sadar dan hujan deras yang mengguyur kota membuat keadaan ini semakin menyiksa gadis malang itu. Badannya menggigil karena dingin dan ketakutan akan nasibnya selanjutnya.

Ia mungkin akan mati karena kedinginan dan jasadnya akan ditemukan di pagi hari oleh petugas polisi yang melakukan patroli. Dadanya sesak memikirkan hal itu. Ia tak ingin hidupnya berakhir disini, di tengah tengah lorong gelap dekat tempat pembuangan sampah, dingin dan kotor. Air mata pun mengalir deras di pipinya, memberikan kehangatan semu akan segelintir cahaya yang sebentar lagi akan redup dan menghilang.

'Aku tidak ingin mati', pikirnya

'Aku tidak boleh mati disini',

Badannya lemas, tangan dan kakinya seperti beku, bahkan untuk menggerakkan bibir pun ia sudah tidak kuat. Ia menangis sejadi jadinya, meronta ronta dalam hati. Baru kali ini ia tahu bagaimana rasanya sekarat menunggu kematian datang menjemput. Seberapa menderitanya menunggu pagi tiba sampai ia sudah tidak bernafas lagi.

'Kumohon, beri aku satu kesempatan lagi',

Dadanya berdegup sangat kencang saat pandangannya mulai kabur dan kelopak matanya sudah terasa sangat berat, tak sanggup lagi untuk tetap terbuka siaga. Namun sebelum kegelapan merenggutnya dari kesadaran, ia melihat sesosok pria besar berdiri di tengah hujan, mata merah darah memandangnya dengan tatapan yang menyeramkan dalam diam. Ketakutan dan kepanikan meliputi diri India, namun hal itu hanya berlangsung sementara sebelum ia akhirnya kehilangan kesadaran dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada takdir yang akan menimpanya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bulan di Kala FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang