Part 1

166 1 0
                                    


21+

"Menurutnya aku ikhlas melakukan semua ini, kalau saja aku tak ada hutang budi dengan keluarga ini mana mungkin aku mau."

Mila menggerutu sepanjang dari kamar mandi ke kamar Sarah sambil membawa 1 baskom ukuran sedang berisi air hangat.
Karena air panas dikamar mandi yang berada di kamar Sarah masih rusak dan belum diperbaiki.
Jadinya Mila harus mengambil dari kamar mandi belakang.

Tiap pagi sehabis Sarah sarapan, tugas Mila membantu mengelap tubuh Sarah.
Terkadang Mila juga mencuci rambut Sarah bahkan mengurus saat Sarah ingin buang air kecil atau besar.

Sebenarnya sejak Sarah sakit dan hanya bisa berada ditempat tidur, Ka Indra sudah memperkerjakan seorang Suster.
Tapi Suster tersebut ada waktu libur  sehari dalam 1 minggu.
Saat itulah tugasnya Mila menggantikan.

Dan sekarang Suster tersebut sudah 3 hari tidak masuk, karena sedang sakit.
Alhasil yang harus mengurus Sarah menjadi tugas Mila.
Ka Indra meminta tolong untuk merawat Sarah, yang tidak lain kakak sepupunya Mila sendiri.

"Sialnya lagi aku sedang libur kuliah, tahu saja suster sialan itu."

"Alasan sakit pula, jijik banget aku harus mengurus kak Sarah" tak henti gerutuan Mila.

Sarah pernah beberapa kali meminta Mila untuk menjadi istri ka Indra.
Jujur Mila juga mau, siapa yang tidak mau dengan lelaki muda, sukses, dan ganteng seperti ka Indra.
Tapi sayangnya tak sedikitpun Indra mengganggap Mila adalah wanita dewasa yang sudah pantas untuk dinikahi.
*

"Apa ku racun saja ya, ka Sarah ini? biar ka Indra bisa bersamaku" Mila melamun sambil  mengelap tangan kanan Sarah.

"Pikiran macam apa ini" Mila menggeleng gelengkan kepala.

"Ada apa Mil, kamu capek ya...sudah saja Mil ga apa. Ka Sarah bisa sendiri"

"Oh oh.. Enggak kak ga apa, Mila hanya inget tugas kuliah masih banyak" Mila berkelit.

Dirumah ini ada bibi dan satpam juga, tapi bibi sudah agak tua dan kerjaan beliau sudah banyak mulai dari memasak dan mengurus segala pekerjaan rumah.
Makanya Indra meminta tolong Mila yang merawat istrinya yang lumpuh ini.
***

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.
Mila rebahan di ranjang dan termenung di kamarnya, perasaannya campur aduk.
Tadi saat Mila mengantarkan teh manis ke kamar Sarah.
Mila tidak sengaja melihat Indra bertelanjang dada.
Indra baru saja keluar kamar mandi dan tidak tahu kalau Mila sedang berada dikamarnya.

"Andai aku bisa memeluk ka Indra, coba saja ka Indra setuju untuk menikahiku" Mila berbicara sendiri sambil memikirkan badan Indra yang setengah telanjang tadi saat keluar kamar mandi.
"Aku tau ka Sarah memang istri yang baik dan solehah, tapikan dia sekarang sudah ga bisa melaksanakan kewajibannya sebagai istri".
"Kenapa ka Indra tak pernah sedikitpun tertarik, apa kurangnya aku? Wajah, kulit, rambutku semua kurasa ga kalah seperti artis Nia Ramadhani"
Pikiran Mila mengawang awang, terkadang berbicara sendiri dan tak lama kemudian  Mila sudah tertidur lelap.
*****

Sampai sekarang terhitung sudah 3 bulan berjalan, Sarah menderita stroke.
Namun sekarang kondisinya mulai membaik.
Sarah sudah bisa berjalan pelan ke kamar mandi, walaupun untuk mandi apalagi keramas masih sering di bantu Suster atau Mila adik sepupunya, Sarah juga sudah bisa memegang sendok sehingga bisa menyuap makanannya sendiri.
Yang tadinya semua aktivitas tersebut, selalu memerlukan bantuan orang lain...sekarang bisa dilakukan meskipun pelan, masih belum seperti orang yang sehat lainnya.

Harapan Mila semakin pupus, ingin menguasai Indra beserta seluruh harta yang dimiliki Indra.

Sarah pun sudah berubah yang tadinya menyuruh Mila menikah dengan suaminya.
Dikala kesehatannya berangsur pulih.
Sudah tak pernah terucap lagi dari mulutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Loyalty And RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang