06. Back

1.7K 85 5
                                    

Hari berjalan seperti biasanya. Khansa keluar dari rumahnya dan memasuki mobil kesayangan. Hari ini dia akan menjengguk Ameerah yang kondisinya sudah mulai membaik walaupun masih perlu untuk untuk check up setiap minggu saat dia keluar dari rumah sakit nanti.

Jakarta pagi ini amat cerah, bahkan jam masih menunjukkan pukul 07:06 tapi matahari sudah terasa teriknya. Itulah mengapa Khansa lebih suka tinggal Dallas yang udaranya lebih bersahabat. Walaupun begitu, syukur hari ini Jakarta tidak macet seperti biasanya sehingga Mood Khansa lebih baik dari sebelumnya.

Khansa melajukan mobilnya dengan kecepatan normal. Perjalanan ke MITRA HOSPITAL hanya memerlukan waktu 20 menit bagi Khansa, saat tiba di RS dan keluar dari mobil, dia sengaja memarkir mobilnya tepat di depan pintu masuk dia malas berjalan terlalu jauh. Sebenarnya untuk parkiran sendiri sudah disediakan didepan, sebelah kanan rumah sakit tapi Khansa tidak memerdulikan itu. Nekad memang, tapi biarpun begitu tak ada yang berani menegurnya karena mereka tak mau ambil resiko yang bisa menyebabkan mereka kehilangan pekerjaan.

Gadis itu merapatkan hoddienya, mukanya hampir tak terlihat karena Hoddie yang dia pakai kebesaran. Orang-orang yang melewati Khansa banyak yang mengernyit bingung dan penasaran siapa sebenarnya gadis itu. Tapi tak seorangpun yang menyapa dan Khansa juga tak menggubris.

Khansa memasuki ruangan rawat Rose VIP, Khansa tersenyum lembut dengan orang yang ada dihadapanya sekarang.

"Hello Mommy, miss you so bad, can I hug you?" tanyanya pada Ameerah dengan nada yang benar-benar lembut.

"Sure dear" jawab Ameerah dan merentangkan tangannya untuk memeluk Khansa.

Dan pada saat itu juga Khansa memeluk Ameerah dengan erat, isyarat dia tak ingin di tinggalkan walaupun sebentar. Terdengar suara isak yang serak Air mata dengan tak tahu malunya mengalir begitu saja membasahi punggung Ameerah, seketika Ameerah tersentak kaget melihat putri menangis. Dia juga tak tahu apa yang membuat putrinya menangis, pasalnya putrinya ini tak pernah menangis sampai sesegukan seperti ini.

Ameerah melonggarkan pelukannya, dan Khansa pun mengurai pelukan itu. Menunduk tak berani menatap Ameerah.
Ameerah menangkup pipi Khansa dan menghapus jejak air mata disana.

"What happend dear?" tanyanya lembut.

"Nope Mommy" ucap Khansa berbohong.

Tapi bagaimanapun naluri seorang ibu dengan anak, tetap saja memiliki ikatan batin dan mengerti anaknya sedang berbohong dan Ameerah mencoba memahami itu.

Ameraah masih diam, dan selang beberapa detik berikutnya dia kembali bertanya dengan nada yang amat lembut di telinga.

"What happend dear? Mommy tahu kamu sedang berbohong!" Ameerah mencoba menenangkan putri kesayangannya.

"Mo.. Mommy please don't leave me, Mommy tahu Khansa nggak bakal bertahan kalo Mommy kenapa-kenapa, jadi Khansa mohon untuk tetap disini, jangan pergi sedikitpun" ujar Khansa masih terisak.

Ameerah bungkam, bukannya tak ingin berjanji hanya saja. Bukankah yang bernyawa akan mati? Lantas mengapa putrinya meminta seuatu yang dia yakini adalah sesuatu yang mustahil. Tapi bagaimanapun dia tidak tega melihat Khansa mendung seperti ini. Dia tahu putrinya adalah orang yang disegani diluar sana tapi jika bersamanya sosok Khansa yang orang-orang sering bicarakan seakan hilang dan menjadi melankolis sendiri.

"Nope dear, Mommy akan selalu bersamamu" ucap Ameerah kembali memeluk putri kesayangannya.

"Thank you so much Mommy" balas Khansa melepas pelukan itu.

*****
Pria itu skali-skali tersenyum sendiri, menampakkan deretan giginya yang tersusun rapi. Mungkin jika ada yang melihat tingkahnya sekarang maka mereka akan menanggap bahwa Arkan ini sudah gila.

Pandangannya tak lepas dari pintu masuk yang ada di cafe itu, tak sabar menanti gadis kesayangannya. Matanya berbinar saat melihat seseorang masuk dalam cafe, rambut di kuncir, dengan baju Kaos putih ditutupi hoddie warna hitam. Terlihat biasa saja, karena memang gadis itu tak suka berdandan.

"Oii Ar!" sapanya pada Arkan

"Eh Sa, demen banget lo ngagetin gue hmm" balas Arkan pasa Khansa.

"Yaelah, santai boy. Baru aja gitu udah ngambek aja" ucap Khansa memberikan senyum manisnya.

Seketika Arkan merasa ada yang berdesir. Ck lebay memang.

"Yeah, yah nggaklah. Ngapain gue ngambek sama lo"

"Iya deh iya, anyway boy. Ngapain lo ngajak gue kesini? Kangen lo?" tutur Khansa dengan senyum mengoda.

"Ck ge-er lo, emang harus ada something dulu baru boleh kita ketemu?"

"Yah nggak sih, tapi aneh aja lo ngajak gue ke tempat kayak gini. Lo kan bisa ketemu di coffeshop gue. Ngapain harus kesini?" tanya Khansa heran, karena tidak biasanya Arkan mengajaknya ke cafe atau resto jika bukan hal penting. Lagian Arkan juga bisa datang kapan saja di coffeshop milik Khansa.

"Yah nggak papa pengen suasana baru aja, btw Sa Aunty Ameerah apa kabar? Udah baik-baik aja kan?" tanya santai.

"Duh kok gue jijik yah Ar" ucap Khansa sambil mendelikkan mata.

"Ohiya Mommy udah baik-baik aja kok, mungkin besok udah boleh pulang, eh nggak deng hari ini udah boleh. Habis dari sini gue mau jemput Mommy" lanjutnya.

"Oh gitu syukur deh, kalo lo emang mau jemput Aunty Ameerah gue ikut yah sekalian mau ketemu calon mertua" ucap Arkan dan mengedipkan satu matanya.

"Please deh Ar, lo mau gue tonjok disini? Nggak usah ngedip-ngedipin mata lo, gue colok entar" balas Khansa memutar bola matanya malas.

"Hahahaahaha!! kalem girl, tapi gue serius gue ikut ya"

"Iya dah iya lo ikut aja serah lo" balas Khansa.

Sekitar 1 jam lebih mereka berbincang ringan. Menceritakan banyak hal. Sekali-kali Arkan bertanya mengenai kandang srigala milik Khansa, dan Khansa menjawab dengan enteng.

Setelahnya mereka berdua memanggil pelayan Cafe dan meminta bill makanan mereka. Kali ini Arkan yang membayarnya karena aturan pertemanan mereka, siapa yang mengajak dia yang membayar bill.

*****
"Selamat sore Aunty!!" sapa Arkan pada Ameerah. Dan selanjutnya melakukan ritual sopan santun, menjabat tangan Ameerah.

"Sore Arkan, kenapa baru datang?" tanya Ameerah heran karena Arkan sudah lama tidak muncul, begitu pikirnya.

"Ah Aunty sih kemarin tidurnya lama jadi nggak tau kalo kemarin saya datang kesini sama Khansa" tutur Arkan.

"Loh? Tapi Khansa nggak cerita kalo kamu datang kemarin" ujar Ameerah melirik putrinya yang sejak tadi tak mengeluarkan suara.

"Iya kemarin Arkan dateng, dia ikut sama Khansa jadi skalian dia kesini jengukkin Mommy" ucap Khansa.

"Ooh iyaiya. Khansa kamu sudah selesaikan registrasi pembayarannya sayang?"

"Iya Mommy sudah selesai, ayo kita pulang"
"Sebentar sayang, kamu tunggu Mommy diluar yah. Mommy mau cerita dulu sebentar sama Arkan" kata Ameerah melirik Arkan. Sedangkan Arkan yang dilirik hanya menanggukan kepalanya sopan.

*
Khansa menunggu sekitar 15 menit diluar ruangan, setelahnya Arkan muncul dengan Nyonya Ameerah. Arkan mendorong kursi roda yang dipakai oleh Ameerah. Sedangkan Khansa yang melihat itu segera menghampiri Arkan dan Nyonya Ameerah.

"Mommy kenapa nggak bilang kalo udah selesai? Hmm" tanya Khansa.

"Hmmm, kan ada Arkan yang bisa bantuin Mommy. Don't worry dear" tutur Ameerah.

Setelahnya mereka pulang bersama. Ketika berjalan di koridor rumah sakit, banyak perawat dan dokter yang menyapa mereka tapi hanya Ameerah yang menggubris dan Arkan hanya sekali-kali  menimpali.

Arkan membukakan pintu untuk Ameerah dan Khansa. Setelahnya mobil itu meninggalkan MITRA HOSPITAL.

**********
Minggu, 20 January 2019,
Bantaeng, south Sulawesi.

KhansaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang