Bagian 4

6.2K 727 69
                                    

Jaejoong mengobati beberapa luka pada tangan Yunho, ia pun menempelkan plester pada tangan tersebut. Yunho hanya mampu melihat wajah cantik Jaejoong. Masih sama, bahkan malah semakin cantik.

"Sudah. Kau benar-benar membuat mereka babak belur." Ujar Jaejoong, Yunho hanya diam sejenak.

"Maaf, aku tidak menepati janjiku." Ujar Yunho, Jaejoong pun menatap mata Yunho dan tersenyum.

"Tidak perlu minta maaf, yang kau lakukan tidak salah, mereka yang kelewatan sampai membuat anak-anak terbatuk." Yunho pun tersenyum dan mengangguk.

"Sekarang bekerja sana. Aku akan membawa Changwook dan Changmin jalan-jalan," wajah Yunho pun terlihat tegang dan membuat Jaejoong terkekeh, "tidak usah takut, aku tidak akan membawa mereka. Aku hanya membawa sebentar selagi kau bekerja, kasihan jika mereka disini menunggumu." Yunho sedikit bernafas lega mendengarnya, ia sangat cemas jika kedua anaknya akan pergi jauh darinya.

Jaejoong pun beranjak dan mengajak si kembar. Sore nanti Jaejoong berjanji akan kembali.

Yunho menggigit jarinya, berita kehamilan Jaejoong benar-benar membuatnya takut. Bagaimana jika kejadian ini membuat Jaejoong menjauhinya? Bagaimana jika Tuan Kim marah dan membuat sulit orang-orang terdekat Yunho?

"Yunho." Ujar seseorang. Yunho pun segera beranjak dan membuka pintu kamarnya.

"Ahjumma. Astaga bayi siapa itu?" Tanya Yunho melihat bayi dalam gendongan wanita paruh baya tersebut.

"Seseorang sepertinya tidak inginkan bayi ini dan meletakannya di depan panti. Tidak seharusnya bayi ini menderita, kasihan. Orangtuanya yang berbuat salah, tetapi si bayi menjadi korban." Yunho terdiam, tangannya pun gemetar. Bagaimana jika Jaejoong menolak bayi itu nantinya? Akankah nasib anaknya seperti bayi ini? Akankah nasib anaknya sama seperti Yunho? Tak tahu akan siapa orangtuanya?

"Ah ya. Ahjumma hanya memberitahu, tadi Jaejoong sempat memcarimu. Apa sudah bertemu?" Yunho mengangguk. Pikirannya kacau saat ini, ia tak ingin nasib buruk menimpa anaknya. Ia harus bertemu Jaejoong dan meminta maaf kepadanya.

...

Bugh!

Pukulan telak mengenai wajah Yunho, ia tak mampu melawan saat ini.

"Brengsek kau! Berani sekali kau mendekati anakku!"

Bugh!

Tak ada perlawanan karena lawannya sangat kuat, wajar saja bukan? Pandangannya pun mulai samar, tetapi ia harus bertemu dengan Jaejoong. Ia harus meminta maaf dan mempertanggung jawabkan segalanya, tetapi sial karena itu semua sia-sia.

..

"Anak-anaknya sudah lahir? Biarkan malam ini Jaejoong bersama bayi-bayinya. Buat bayi-bayi itu seakan mati karena masalah pertumbuhannya." Yunho tak sengaja mendengar itu, ia harus membawa anaknya apapun yang terjadi, ia harus membawa kedua anaknya pergi sangat jauh.

"Ah ya, masalah beberapa anak buahmu yang tertangkap polisi karena heroin, cepat musnahkan sebelum mereka membuka mulut. Setelah itu, tetap cari Yunho, seharusnya hari itu tidak kau lepaskan dirinya. Bunuh dia dan bawa mayatnya kehadapanku." Yunho hanya mampu mengepalkan tangannya. Ia harus tetap bersembunyi, karena ia tahu bahwa ia tak mampu menghadapi seorang Kim Do jin.

Baby, don't cry✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang