#6 Ganteng Is Dumb

87 17 0
                                    

Vote nya 🌟

___

Iqbal berbalik membelakangi cermin. Sip deh. Pluk Pluk, Iqbal menepuk bokong nya yang bulat.

"orisinil tanpa silikon! " desisnya lagi dengan bangga.

" Kak Iqbal lagi ngapain sih? "

" Waaaaaaaaaaaaa..... "

Iqbal mengelus dada, jantungnya hampir copot ketika Radith, adik bungsunya yang baru berusia empat tahun bertanya dari balik pintu yang setengah terbuka.

" kak Iqbal polno ih! "

" Waaaaaaa.... "

Kedua belah tangannya refleks menutupi arah depan Underwear-nya.

" Radith, SANA! ".

🌱

Aldi menatap kedatangan Iqbal dengan setengah tak percaya. Cowok itu melenggang masuk ke kelas pagi-pagi buta! Ya, pukul setengah tujuh lebih dikit mungkin masih pagi buta buat Iqbal yang sering datang bertepatan dengan bel masuk. Aldi sih biasa datang pagi, lah kosannnya dekat sekolah kok. Jalan kaki lima-sepuluh menit juga nyampe.

" Lo udah ngerjain PR bu Nunik? Nih, cepetan, keburu bel! " Aldi menyodorkan buku PR Matematikanya yang sudah terbuka di meja tanpa diminta. Tentu saja buat menebus rasa bersalah nya kemarin siang. Dia khawatir Iqbal masih tersinggung dengan ucapannya.

" Nggak perlu repot-repot, Gue udah kelar kok. "

Iqbal menghempaskan tubuhnya di kursi samping Aldi.

" sepertinya gue harus mulai nggak bergantung lagi sama lo " kata Iqbal perlahan.Ada nada bangga dalam suaranya karena bisa ngerjain PR sendiri. Hih, emang udah seharusnya kok!

Wajah Aldi langsung lesu. Yah, Iqbal benar-benar tersinggung. Dia sepertinya mulai menjauh darinya. Aldi harus segera menelpon bokapnya nih untuk meminta kepastian kapan wesel akan dikirim!

Tapi tiba-tiba mata Iqbal menyipit begitu melihat sekilas buku PR Aldi yang terbuka di depannya.

" Lho, lo kok ngerjain latihan soal bab sepuluh sih? Bukanya PR-nya latihan soal bab sembilan? " Iqbal menoleh kaget kearah Aldi.

" Yah lo Bal, bab sembilan kan udah minggu kemarin, kok ngga nyadar sih? Itulah kalo lo nyontek PR orang melulu, ngga pernah merhatiin soal bab berapa aja yang udah di kerjain." Aldi mulai nyengir.

" Gue nyontek PR lo! "

Iqbal dibuk sendiri mengeluarkan buku tulis dan menyobek lembaran tengah. Tugas bu Nunik selalu di kumpulkan dalam selembar kertas.

Aldi merasa senang. Dia merasa dalam waktu dekat belum perlu menelepon bokapnya.


🌱

Bubar sekolah Aldi di buat bingung lagi karena Iqbal tidak langsung menuju halaman parkir motor, Tapi malah balik lagi ke arah belakang sekolah. Tumben?

" Ngapain sih lo? Mau ke kantin lagi? Lo belum kenyang ya, makan kupat tahu pas istirahat tadi?" cecer Aldi sambil berusaha mengikuti langkah Iqbal.

" Halah, lo makan mulu yang dipikirin,Gue bukan mau ke kantin, gue mau liat mading" jawab Iqbal tanpa berpaling. Dia masih berjalan lurus ke arah deretan bangunan belakang, tempat mading di tempel di dekat ruang OSIS.

" Weitss.... Mading? Sejak kapan lo tertarik lihat mading? Bukanya lo pernah bilang mading isinya cuma puisi-puisi norak dan cerpen-cerpen basi? Kenapa sekarang berubah pikiran? Lo mau liat apanya sih? Ada yang ngirim puisi buat lo yah? Atau..."

" Lo cerewet juga ya? Ngomong lagi gue tinju lo!" Iqbal menoleh kepada Aldi.

Aldi nyengir. Tinju? Gila aja, tenaga Iqbal lebih kuat dari tenaga dia. Tapi tak urung Aldi berhenti ngoceh juga, nyari aman. Terserah deh Iqbal mau melototin apaan di mading. Aldi setengah berlari mengikuti derap kaki-kaki Iqbal yanh berjalan cepat. Langkah panjangnya hampir dua kali langkah Aldi, jadi Aldi harus harus kerja keras menjejerinya. Mereka berjalan melawan arus ratusan siswa SMA Bonafide yang baru saja bubaran dekolah dan berduyung-duyung bergerak kearah gerbang sekolah. Beberapa kali tubuh mereka bersinggung dengan siswa-siswa lain, tapi tak menyurutkan semangat mereka menuju papan mading.

Mereka sudah tiba di depan papan mading dengan selamat. Iqbal langsung terpaku pada sesuatu yang dicarinya. Ekspresi wajahnya langsung terlihat serius. Matanya bergerak mengikuti setiap kalimat yang tertulis disana. Kalimat per kalimat dengan saksama.

Aldi menatap Iqbal penuh perasaan... Kaget! Keningnya berkerut-kerut. Dia menatap wajah serius sahabatnya itu dengan hati-hati. Dia ingin meyakinkan diri bahwa cowok jangkung yang berdiri disampingnya ini benar Iqbal.

Sedetik kemudian Aldi terloncat sendiri. Dia tak pernah menyangka Iqbal mengeluarkan buku dan dengan serius apa yang dibacanya di mading.

" Lo kesambet setan mana Bal? Lo pasti tadi lewat gudang belakang ya? Lo aneh banget hari ini." Tanya Aldi penasaran.

Iqbal mengerling jutek, merasa terganggu ocehan Aldi.

" Gue tinju beneran deh lo!" ujarnya.

" Tapi lo lagi baca apa? Terus ko pake nulis segala?"

" Lo punya mata kan? Jadi pasti lo tau apa yang gue baca dan tulis!" jawab Iqbal dingin sambil meneruskan kegiatan tulis-menulisanya.

" Itu kan... " Aldi menunjuk selembar kertas pengumuman yang sudah tertempel di mading sejak beberapa hari lalu.

Pengumuman tentang Lomba Menulis Esai yang di laksanakan pada 31 Maret mendatang.

" Sejak kapan lo bisa nulis?" Aldi mengerjap membaca pengumuman itu. Lomba nulis esai? Bukan Iqbal banget.

Iqbal tidak menjawab, nggak penting banget menjawab pertanyaan Aldi. Pertanyaan nggak mutu! Kalau nggak bisa nulis, nggak mungkin dia sekarang ada di SMA! Sejak kelas satu SD dia udah diajarin nulis, dan sejak itu dia bisa nulis.

Ealaah.... stupid-nya ternyata masih nempel. Maksud Aldi kan sejak kapan Iqbal bisa nulis ESAI!.

" Lo serius mau ikutan lomba esai ini?" Aldi mengikuti Iqbal yang sudah selesai menulis dan sekarang membalikan tubuh melenggang menjauhi mading, kembali kearah depan sekolah.

" Ini lomba seriua loh Bal, yang ikutan pasti banyak!" Langkah Aldi yang lebih pendek mengejar langkah Iqbal. Iqbal mengerling kesamping.

" Gue nggak mau aja lo kecewa kalo ternyata esai lo nggak lolos. Syukur-syukur nggak diketawain orang juga"

Iqbal mendelik.

" Sebagai temen lo, gue.. "

" Perlu di berangus! " ucap Iqbal sudah kesal.

Lengan kirinya terangkat dan melingkari leher Aldi dengan cepat. Tubuh Aldi terseret menempel ke tubuh Iqbal. Telapak tangan kiri Iqbal langsung membekap mulut Aldi sementara tangan kanannya menahan tubuh Aldi yang memberontak.

" Mppfffhhh... Mpppffhhh.. "













Maaf Update nya Lama🙏🙏
Vote nya ya jangan lupa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ganteng Is Dumb! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang