MSB : e m p a t

6.6K 591 68
                                    

Gue balik ke apartemen dengan keadaan yang bisa dibilang nggak baik

Badan gue yang rasanya mau remuk karena seharian ngetik dan bolak-balik ke resepsionis untuk mencocokkan jadwal pak Doyoung yang baru dengan yang lama

Kalau lift-nya ngga rusak sih ngga masalah. Ini lift-nya rusak. Dan gue harus naik tangga dari lantai sebelas ke lantai satu

Pulang-pulang ini kaki kaya kakinya Ade Rai. Berotot

Gue terkejut saat menemukan Rena duduk dengan kaki panjangnya di depan apartemen gue. Tangannya memainkan tali sepatunya

"Loh, lo ngapain, Ren?" Tanya gue

"Gue sakit"

"Kenapa ngga ke rumah sakit anjir. Kok kesini?"

"Sakit hati" Rena mulai menangis

"HA!? LIVER? KOK BISA!?" Tanya gue heboh. Perasaan Rena jarang makan-makanan cepat saji mengingat ibunya seorang dokter dan ayahnya ahli gizi. Jelas anak ini mendapat asupan yang sehat nggak kaya gue yang setiap hari makan-makanan cepat saji

Seingat gue Rena juga punya toleransi alkohol yang rendah. Dia ngga kuat minum soju ataupun bir. Kenapa anak ini bisa kena penyakit hati?

"Lo itu tolol apa goblok sih?" Tangisan Rena semakin kencang. Gue makin bingung

"Loh?"

"SAKIT HATI DALAM HAL YANG LAIN ANJING!"

"Eh mbak, ada anak kecil" ucap seorang ibu-ibu yang kebetulan lewat sama anaknya yang masih kecil

"Maaf bu, temen saya katanya di diagnosa kena penyakit hati. Makanya sekarang syok" ibu-ibu tadi pergi sambil menggelengkan kepala

"Masuk ae dulu. Ayo" gue membukakan pintu demi keamanan mulut cabai Rena

Rena duduk di sofa lalu membuka ponselnya. Ia menunjukkan gambar yang sama-sama bikin gue syok

"LAH? LOH? KOK JUNGUWU?" Gue panik. Disana ada foto Jungwoo lagi berduaan sama cewek

"Gue harus gimana dong?" Gue mengangkat bahu gue, ngga tau harus ngomong apa

"Gini loh. Kan Jungwoo juga belum tau perasaan lo. Lo sendiri juga ngga bilang sama dia. Jadi gimana Jungwoo mau tau perasaan lo?" Mampos lo. Gue mulai ceramah

"Ini nih penyakit hati cewek, ga mau ngungkapin tapi kalo doi deket sama yang lain auto nyanyi pupus. Tolong ya sadar diri kamu siapa"

Plak!

"Brengsek kamu mas" Rena menampar gue

"Anjing apa sih sakit tae" gue mengusap pipi gue yang perih

"Yaudin sih, sana balik lo. Bikin asupan O2 gue berkurang aja" gue menyeret Rena keluar dari apartemen

"Besok lagi jang--"

"Hai Jieun"

"Anjir ada komodo Ji" ucap Rena

Gue dan Rena menatap seseorang yang menyapa gue barusan

"Emm, hai Ren"

"Sejak kapan maskot toko cat yang lembek kalo kena angin bisa ngomong?" Bisik Rena ke gue. Gue masih mematung, menatap orang yang gue benci

"Kok pada diem?" Gue mengedipkan mata gue

"Ekhm, ma.. Mau apa kesini?" Tanya gue

"Ketemu lo"

"Ga ada alasan kenapa kita harus ketemu, Dan. Rena sana balik lo, heart heart ya"

Setelah selesai berpamitan sama Rena gue masuk ke dalam. Tapi sebelum pintu ketutup dengan rapat, orang tadi menahan pintu apartemen gue dengan kaki jenjangnya

"Jieun, gue bisa jelasin"

"Ga ada yang perlu dijelasin, gue lihat dengan jelas apa yang terjadi malam itu. Now, i don't want to see you anymore, Mr. Daniel Kang!"

Gue menutup pintu apartemen gue dengan paksaan

Gue bersandar di pintu dan menarik nafas dalam-dalam

"Anjir tapi kok makin ganteng" ucap gue dalam hati

Gue segera bangkit dan tidur

🐱🐱🐱

Gue berjalan dengan segelas kopi late

"Pagi Yuri" sapa gue sama temen kantor gue

"Pagi, eh lo tau ga? Pak Doyoung katanya sakit loh, dia keracunan sushi"

"Mampus lo"

"Ha masa sih? Duh terus gimana dia?" Ucap gue pura-pura khawatir

"Ya gitu, dibawa ke rumah sakit"

Aia ia bang juri tukang bajaj

Ponsel gue bunyi

Bos triplek
Bawa sebagian pekerjaan kamu ke RS xx, kerjakan disini

ANJIR LO PALA ONTA

Gue meremas ponsel gue dan menatap lurus ke depan dengan geram

"Lah napa dah lo" ucap Yuri

"Huhhh, ga papa, ini cuma kerja haha" gue segera mengambil beberapa berkas dan memasukkan laptop

"Mau kemana lo"

"Ke kuburan, kasihan tukang kubur belum kerja hari ini. Haha" gue berjalan dengan langkah geram

"Ong, anterin gue ke RS xx sekarang ya haha" ucap gue

"Anjir dah kaya pembunuh muka lo"

Gue kemudian masuk ke dalam mobil dan menatap keluar jendela

Begini amat nasib gue

"Woy kenapa lo bete banget"

Gue menatap Ong lewat kaca, "JELAS GUE BETE. SEMALEM KETEMU MANTAN, PAGINYA GUE SURUH NGERJAIN LAPORAN DI RS, ANJIR DIKIRA GUE BABUNYA"

Ong tersentak dan mematung, "te.. Terus kenapa lo ngegas ke gue anjir"

Gue memajukkan badan gue, "uw maaf ya Ong~"

Gue kembali ke tempat duduk gue. Tak lama kemudian, gue dan Ong sampai di rumah sakit

Setelah bertanya ruangan pak Doyoung, gue mencarinya dan mengetuk sebelum masuk

"Masuk"

"Selamat pagi, pak" ucap gue mencoba tersenyum

"EONNI!" Sujin datang memeluk kaki gue

Pak Doyoung mengangguk, "kemarikan laptop dan berkasnya. Saya kerjakan sendiri"

Yes! Gue bersorak dalam hati, bebas nih gue

"Tapi kamu jaga Sujin"

Asw lo pentil tawon:)

~to be continue~

EH EH BTW, GUE LAGI DEMEN BAT DAH SAMA LAGU TAKE OFF

Secara gitu ya Ten ganteng bat

Btw gue juga lagi syuka superhuman. AYAH DOYOUNG GUE HWAAA T T

Gue sebenarnya sih bingung ama nih cerita hwhw:>

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sugar Boss : NCT DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang