Bianca

141 28 18
                                    

Rabu, 11 Januari 2017
15.00 WIB

Saat itu, aku hanya ingin datang lalu pergi

Tapi tiba-tiba kamu menghalang aku untuk pergi

Dan sekarang aku lupa caranya untuk pergi

***

Bianca Agiana Ifara

Banyak yang bilang, selera musik setiap orang itu berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak yang bilang, selera musik setiap orang itu berbeda. Mungkin iya, tapi apakah aku boleh bangga dengan selera musik yang aku miliki. Karena aku menyukai semua genre musik. Aku sangat suka dengan musik, karena menurutku semua musik itu indah.

Karena musik juga aku bisa mencintai seseorang. Mungkin terdengar aneh tapi itu memang kenyataannya. Itu bermula saat pertama kali aku masuk SMA.

Saat itu hari terakhir masa pengenalan lingkungan sekolah, acara yang diselenggarakan adalah demo eskul. Pada saat demo eskul Band aku sangat kagum dengan pertunjukan mereka. Suara yang mereka hasilkan terdengar baru dan menarik, tapi yang sangat menarik perhatian adalah suara dari vokalisnya.

Awalnya aku mengagumi suaranya tapi setelah memerhatian si vokalis ini 5 bulan aku mulai mengetahui banyak hal yang menarik tentangnya.

Namanya Keraldi Belvanda, tapi sering di panggil Aldi. Sekarang dia kelas 11 IPA-7 peminatan Bahasa Inggris. Ka Aldi hanya mengikuti eskul band dan posisinya sebagai vokalis, tapi dia juga bisa bermain gitar akustik. Dia punya kepribadian yang ramah dan punya banyak teman. Ka Aldi suka baca buku sejarah yang ada di laci bawah rak no 3 di perpustakaan sekolah. Dan masih banyak lagi, selama ini yang aku lakukan hanya memerhatikannya dari jauh. Bukan karena aku takut untuk mencoba lebih dekat, tapi karena aku merasa nyaman sebagai pengagum rahasianya.

***

Hari Senin dan Rabu setelah pulang sekolah yang aku lakukan adalah duduk di depan kelas yang menghadap lab kimia. Karena sekarang adalah waktunya memerhatikan eskul band yang sedang latihan. Karena ruang seni sedang di renovasi jadi eskul band melakukan latihan di koridor. Sebenarnya eskul band adalah bagian dari eskul perkutu yang memainkan banyak instrumen dan sangat banyak anggotanya, jadi mereka tidak latihan di kelas. Tapi karena itu aku bisa memerhatikan mereka dengan mudah.

Tapi, sepertinya sekarang aku memiliki teman. Karena tempat yang biasa aku gunakan sudah di tempati. Tapi karena aku tidak mau meninggalkan moment melihat Ka Aldi setelah melewatkan dua minggu karena libur semester, aku memutuskan duduk di sampingnya.

Aku tidak pernah memerhatikan laki-laki lain selama di SMA selain Ka Aldi. Mungkin, jika aku bertemu dengan laki-laki di samping ku lebih dulu aku bisa langsung menyukainya.

Tapi, jika aku menyukainnya yang ada cinta bertepuk sebelah tangan. Karena dari yang aku lihat dia terus melihat Zura. Yah, Kirana Azura teman sekelasku, dia adalah definisi perempuan sejati yang baik dan imut. Sekarang Zura sedang eskul modern dance di sebrang koridor eskul perkutu. Dan eskul modern dance latihan setiap hari Senin dan Rabu saat pulang sekolah.

Sebenarnya aku sering melihat lelaki ini, dari dua minggu terakhir sebelum libur semester. Setiap hari Senin dan Rabu saat pulang sekolah dia akan melihat Zura latihan. Dia akan duduk di depan kelas yang berbeda dua kelas dari tempat biasa aku duduk. Dia juga biasanya akan datang saat latihan sudah 20 menit.

Tapi mengapa sekarang dia datang lebih awal dan duduk ditempatku?. Aku tidak tau dan tak mau tau karena, apa urusanku?.

***

Senang, iya senang, entah kenapa ko bisa aku senyum-senyum sendiri kalau udah lihat Ka Aldi. Sampai aku sadar kalau ada orang di sebelahku. Aku coba lihat ekspresinya saat melihat Zura. Tapi yang aku lihat ekspresinya datar, dia suka Zura kan?, itu yang aku pikirkan saat dia melihat Zura.

"Kamu suka sama Zura?", ga tau kenapa kata-kata itu bisa keluar dari mulutku, mungkin karena terlalu penasaran.

Tapi dia masih diam, dan dia masih memperhatikan Zura dan aku memerhatikan Ka Aldi. Sampai tiba-tiba dia bicara "Kamu suka Ka Aldi?" kata-kata itu keluar dari mulutnya yang kedengaran datar dengan matanya yang masih tertuju kepada Zura.

"Itu pertanyaan atau pernyataan?" karena tadi terdengar seperti pernyataan.

"Pertanyaan" jawab dia cepat.

"Iya, ko bisa tau?" entah kenapa aku bisa jawab pertanyaan seperti tadi dengan semangat.

"Keliatan" jawab dia singkat.

"Kamu juga, keliatan banget suka sama Zura" jawabku.

"Iya emang" jawab dia yang singkat lagi.

Dan setelahnya tidak ada obrolan lagi diantara kita. Sampai latihan eskul selesai yang berarti sudah jam lima sore.

Saat aku akan pulang, aku melihat laki-laki di sampingku. Dia terlihat akan berdiri dari tempat duduknya tapi aku langsung berkata "tunggu, nama kamu siapa?" yah, itu adalah pertanyaan yang harus aku tanyakan, agar terkesan sopan. Dia duduk lagi dan langsung melihatku. "Putra," jawabnya "kamu?" dia balik bertanya tapi tetap dengan ekspresi datarnya. "Bianca" jawabku tidak lupa dengan senyum ramahku.

"Kalau gitu aku duluan yah, dah Putra" perkenalan ini terkesan canggung, aku ingin segera selesai jadi aku langsung pamit duluan.

Dan saat di jalan aku terus mengulang namanya "Putra, Putra, Putra" tapi, sepertinya upayaku untuk mengingat namanya akan percuma karena besok pasti aku akan lupa.

***

Yuk di lihat👇👇👇

VadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang