DELIVERED

PART 1

PART 1 : TAHUN KEDUA 

Baldwin Senior High School, tempat dimana ego saling dipertemukan. Ada yang peduli tetapi sebagian hesar menaruh wajah datar–bukan hanya tentang satu hal, melainkan hampir sebagian besar.

Dan mungkin terlambat adalah momok yang menakutkan bagi murid yang lain, tetapi tidak dengan Blake. Bernama lengkap Blake Saverio, seorang murid yang bahkan hampir di keluarkan dari sekolah karena pikirannya yang terlalu jauh dari kata seorang pelajar. Bukan buku ataupun alat belajar yang ia bawa ke sekolah, melainkan whiskey. Dia menyimpannya di tas dan menbawanya seolah tidak pernah melakukan dosa. Blake sempat berurusan dengan polisi, tetapi ia bisa bebas dengan mudah karena ayahnya sendiri adalah seorang polisi. Hal yang berkebalikan bukan?, ayah seorang polisi, anak seorang pembuat onar.

Blake berjalan dengan santai menuju kelasnya, disaat itulah seseorang menabraknya dari belakang.

"Maaf aku terburu buru"

Pintanya sembari menghampiri Blake.

"Ini sudah terlambat mengapa kau masih disini?"

"Karena aku terlambat"

Blake terkenal dengan sifat dinginnya, entah mengapa dengan kelakuannya seperti ini, banyak orang yang menyukainya

"Namaku James, James Dawson. Dari kelas sains. Kamu?" sambil mengulurkan tangan

"Blake"

Hanya dengan jawaban sesingkat itu, dia langsung pergi tanpa menjabat tangan James. Sudah pantas untuk dipanggil orang aneh? cukup pantas. 

Blake mengetuk pintu kelasnya, dimana seorang guru sedang mengajar. Dia mencoba untuk mengetuk beberapa kali tetapi guru tersebut tidak memerhatikannya. Hingga ia mendobrak pintu sampai rusak.

"Maaf aku terlambat, lagi" ucapnya sambil memasuki kelas.

Dan tidak mungkin Blake belajar pada saat itu, belum lama dia duduk, guru BK sudah memanggilnya. Itu seperti hal rutin bagi Blake setiap pagi. Sudah biasa baginya untuk berurusan dengan BK. Entah mengapa guru tersebut tidak bosannya memanggil Blake, padahal tidak ada kata yang akan di keluarkan Blake kecuali

"Iya, aku minta maaf"

Dan guru BK tersebut pun membiarkan Blake pergi dan kembali ke kelas. Tapi maaf, "kembali ke kelas" tidak ada dalam kamus Blake. Dia pergi ke parkiran dan hilang seiring jalan memanjang.

Tapi memang, tahun kedua adalah saat yang paling menyenangkan. Tidak ada yang harus dipikirkan terlalu berat, bahkan semuanya dianggap ringan. Hampir semua murid berpikiran seperti itu, kecuali James, dan mungkin beberapa murid lainnya. Dia benar benar memikirkan masa depannya. James sangat murah senyum kepada siapapun yang ia temui, tak jarang banyak yang tertarik dengannya karena senyuman yang ia berikan.

Namun, sudahlah. James memiliki pacar bernama Netleile O'Connor, atau sering di panggil Eilish. Gadis populer di sekolah, ketua Cheerleader dan beberapa hal yang mebuatnya terkenal lainnya. Meskipun begitu, Eilish setia kepada James, tidak peduli berapa banyak lelaki yang mendekatinya.

Eilish mempunyai 2 teman bernama Alma Stewart dan Lizzy Grant. Kemana pun mereka pergi, tidak ada satupun dari mereka yang tertinggal, tidak terkecuali di kamar mandi. Mereka menjalin persahabat sejak awal sekolah, yang membuat persahabatannya semakin rekat.

Di Baldwin, terdapat segudang ekstrakurikuler yang dapat di ikuti siswa. Kecuali ada 1 ekstrakurikuler yang bahkan tidak disediakan oleh sekolah, melainkan diciptakan oleh muridnya sendiri. SIA namanya. Tidak jelas apa tujuan atau prestasi dari ekstrakurikuler tersebut, tetapi mereka memiliki kegiatan yang cukup aneh, yaitu memecahkan masalah yang bahkan tidak bisa di percahkan oleh pihak kepolisian. Tidak banyak anggotanya, dan mereka mencari murid tahun kedua seperti James, Blake dan Eilish. Tetapi mereka tidak berniat untuk bergabung dengan alasan tertentu–kecuali Blake, dia hanya mengatakan "Tidak"

Mungkinkah mereka memutuskan untuk bergabung dalam SIA? tidak ada yang tahu. Sebenarnya ekstrakurikuler tersebut sudah di tentang oleh pihak sekolah, namun ketua SIA, Jessica Harries, gadis galak yang di segani oleh banyak orang, memilih untuk mempertahankan ekstrakurikuler tersebut karena ada "alasan", yang bersangkutan dengan nyawa seseorang