kamu sedang berjalan di koridor lantai atas, melewati barisan kelas yang lengang belum berpenghuni. kamu datang seperti jam-jam biasa, namun tampaknya penghuni sekolah yang lain sedang tidak sudi datang begitu pagi.
di koridor kosong itu, satu-satunya orang yang tertangkap indera penglihatanmu adalah aku yang sedang memandang ke arah lapangan. tampaknya tak menyadari eksistensimu.
kamu mengulas senyum tipis. jantungmu berpacu dua kali lebih cepat tiap detik, berlomba dengan langkah yang kau ambil untuk semakin menghapus jarak antara aku dan kamu.
satu langkah—aku masih belum menanggalkan penglihatanku dari lapangan.
dua langkah—aku tertunduk, memejamkan mata.
tiga langkah, empat langkah—aku diam saja sampai kau mengira bahwa aku tertidur.
lima langkah—kamu tepat di belakangku, sengaja diam berdiri. berharap sesuatu dalam hati.
menunggu.
namun aku masih belum menoleh untuk mengetahui bahwa aku sudah tidak sendiri lagi.
lalu kamu pun menyerah, memilih berbelok masuk ke ruang kelas.
🌻
biar saja, biar dia sadar dengan sendirinya.