Suasana stasiun hari ini sangat mencekam di benak Sella, seseorang yang diharapkan untuk segera menjeputnya tak kunjung datang.
Sella menarik Kooper nya malas dengan ransel yang masih bergelayut di punggungnya, ia memilih tempat duduk yang sedikit jauh dari keramaian, berusaha menenangkan diri dari Ryan yang tak kunjung datang.Matanya merangkak mencari sekeliling, Keramaian membuat kepalanya semakin panas dan rasa ingin meledak
Sella merebahkan diri pada bangku panjang yang berada di tepi loket..
Hatinya masih menggerutu kesal, dan mengumpat Ryan dengan segala nama-nama binantang.
Sella meneguk sebotol minuman dingin pada tangan kanannya rakus, setelah habis ia meremas botol dengan keras, menandakan gadis itu tidak sedang dalam keadaan baik.
"Hai, Noona"
Suara itu datang dari arah yang berbeda, Sella menengadahkan kepalanya pada pria yang memakai kacamata Rey Ben itu.
"Bolehkah aku duduk disini? Aku tidak menemukan tempat yang damai selain disini"
Sella mengernyitkan dahinya, menatap aneh pada pria yang masih bersembunyi dibalik kaca mata Rey Ben itu.
Sesaat pria Jangkung itu menyadari Sella tengah memandanginya, Ia langsung mengalihkan pandangan ke sembarang arah dan memperbaiki letak kacamata nya yang tak salah.
Sella kembali pada botol minumannya yang renyok, ia menjatuhkan dan menginjak botol itu dengan kesal.
"Kenapa kau masih berdiri disana?"
"Kau bicara padaku Noona?"
"Memangnya aku harus bicara pada Kooper mu?"
Pria itu masih berdiri diam dengan wajah santai, kedua tangan nya menyelip pada sweater yang dikenakan.
Sella berdecak kesal.
"Ck".
Tanpa mengabaikan pria aneh yang tengah berdiri disampingnya Sella mengeluarkan ponsel dari Ransel miliknya.
Ia mengacak dan mencari No yang sedari tadi membuat hati dan kepalanya ikut memanas.
Setelah ia mendapatkan No Ryan, Ia mendekatkan Ponsel pada telinganya dan menunggu dengan sabar sampai Ryan mengangkat panggilannya.
Sella mengulang bahkan lebih dari 6 kali sampai Ryan mengangkatnya.
" Hallo, jemput aku .."
Tut tut tut
Sella menurunkan Ponsel dari telinganya dengan kesal, Kalimat sederhana itu kembali menyakiti hatinya
Panggilan berakhir.
"Kurang ajar"
Umpat Sella
Ia kembali menghubungi Ryan, namun hal sial dengan cara yang berbeda menghampirinya.
Tekan satu untuk biaya diteruskan kepada no tujuan apabila disetujui, karena sisa pulsa anda tidak cukup untuk melakukan panggilan ini.
"Aarrrgghh"
Sella mengambil nafas pasrah, ia melihat arloji pada lengan kiri miliknya, hari semakin sore dan langit mulai menampakkan warna jingga.
"Hikkss hikksss"
Beningan airmata lahir begitu saja, Sella tak dapat menahan rasa kesal pada hari ini.
Herri terperanjat, pandangan nya yang tadi lurus kedepan kini menuju pada gadis yang tengah menutup muka dengan sepuluh jarinya.