TERBIT

64 0 0
                                    

Selamat pagi, Februari.
Langit menyambutmu dengan hujan tadi malam, menyisakan embun sejuk yang memeluk sampai kedalam lubuk.
Bulu kuduk kini tak lagi tunduk.
Samar-samar, aku masih melihat mentari yang bersinar. Mengabarkan bahwa hari ini masih bisa ku nikmati sampai senja nanti.
Jemariku mengetik sebuah kalimat ucapan selamat pagi kepada insan yang baru saja terbangun dari mimpinya.
Katanya paginya tidak terasa lengkap bila ia tak menerima sapaan dariku.
Lalu ku jawab, "Bahkan tanpa dirimu di sampingku, setiap pagi masih bisa terasa lengkap."
"Bagaimana bisa?"
"Saat ragamu tertidur disana, jiwamu terbangun di ujung malam bersamaku disini.
Masih tetap sama, berbisik tentangmu melalui hati dan membuatku rindu setiap hari."

Senyumanmu di hari itu, mengalahkan indahnya sang surya yang sedang bersinar di atas langit.
Berbeda dengan mentari, ia berada diatas langit. Sedangkan dirimu, berpijak pada bumi.
Semesta terasa lengkap, saat Mentari menjadi pusat cahaya di angkasa, dan engkau menjadi pusat bahagia di dunia.
Maka tetaplah bersinar. Biarkan terangmu menjadi milikku.

Mencerahkan walau tak bercahaya. Menghangatkan walau tak berapi.
Selalu indah mengalahkan senja.

Tetaplah menjadi satu, bertahan.
Selalu menjadi kamu yang ku mau.
Jangan pernah terlihat asing dimataku.
Sedihku, Marahku, Senangku, sekaligus Bahagiaku tercipta darimu.
Jangan pergi lagi, seperti kemarin hari saat kau tinggalkan aku sendiri.
Membuatku rindu, tentang sifatmu yang selalu menenangkanku disaat emosi sedang beradu.
Kamu yang ku kenal, adalah sang pencipta kata kata handal. Tenggelam dalam kisah romansa khayal.

Selalu ku sebut namamu setiap malam dan pagi, saat aku bercerita kepada sang purnama.
Berbisik sebagaimana aku mencintai sang pujangga. Bahkan bintang akan hilang ketika kau datang. Tersipu malu saat melihatmu ada di sampingku.
Aku bibirku melengkung sambil menatap langit dan bulan dibalik jendela.
Seketika aku merasa, malam hanya milik kita berdua.
Indahnya saat bumi berkontribusi dengan hati. Saat kamu disini, menuju pagi.

BUMI, DAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang