Pertemuan Hati

110 4 0
                                    

Perkenalkan, namaku Akbar, aku akan menceritakan masa SMA ku yang dulu pernah jatuh cinta dengan seseorang gadis. Ya, ini adalah kisah yang bisa dibilang pertama dalam membuat diriku jatuh hati dan juga pertama dalam membuat penyesalan terbesarku selama hidup. Masih ingat sekali aku adalah anak yang dibilang introvert, dulu aku adalah murid SMA Jakarta pindahan karena faktor pekerjaan ayah. Hari pertama sekolah pun tiba, dan aku memperkenalkan diri di depan semua teman-temanku, semuanya berjalan seperti biasanya sampai akhirnya aku duduk disamping seorang gadis yang membuatku tertarik karena senyumannya kepadaku yang begitu membahagiakan. Karena aku tidak pandai dalam bergaul akupun menghiraukan dia dan langsung duduk untuk melanjutkan pelajaran, Entah kenapa disetiap momen itu aku selalu berfikir mengenai keadaan rumah karena sempat ada pertikaian antar ayah dengan ibu hanya karena masalah sepele. Ya, beberapa bulan ini hubungan antara ayah dan ibu akhir-akhir ini tidak harmonis, sering sekali terdengar suara teriakan saat aku didalam kamar yang mengakibatkan aku sedikit stress. Sepulang sekolah akupun mencoba menenangkan diri dengan bermain basket, Karena hanya dengan itulah perasaanku bisa menjadi sedikit lebih baik. Tak sadar karena banyaknya fikiranku mengakibatkan bola terlempar ke arah samping lapangan saat aku menembaknya. Saat aku hendak mengambil bola itu, saat itulah aku bertemu seorang gadis dengan rambut terurai sebahu dan tersenyum manis  memberikan bola basket itu kepadaku, "Terimakasih" dan tanpa sadar ternyata ia adalah gadis yang tadi pagi duduk tepat disebelahku, spontan pun aku langsung bertanya "Ngomong-ngomong siapa namamu?" namun, ia tak menjawab sepatah kata pun kepadaku dan membalas dengan senyuman lalu pergi meninggalkanku, entah mengapa saat itu secara tidak sadar tanganku meraih dirinya agar dapat sedikit menghilangkan semua kebingunganku. sontak ia pun terkejut melihat ku memiliki tekad kuat untuk ingin mengenal tentang dirinya. Ia pun akhirnya mengajak ku untuk duduk dihalaman lapangan basket dan mulai memberitahu kepadaku mengenai dirinya.
 

Sepanjang Jalan KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang