Feli

55 6 0
                                    

Setelah membaca pesan itu akupun dapat menyimpulkan bahwa Feli adalah anak yang kurang lebih sama denganku juga, semenjak kecil ia dibesarkan oleh ayah dan ibunya dengan penuh kekangan yang membuatnya tidak bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitar, Hobinya adalah menulis dan membuat pesan-pesan hidup yang mungkin kelak ucapnya pesan itu dapat tersampaikan oleh orang-orang, dengan pesan-pesan yang selalu tersirat dalam rangkaian tangannya ia tumbuh menjadi gadis yang baik hati nan murah senyum terhadap semua orang saat SMA. Akhirnya kami saat itu memutuskan untuk berteman karena merasa ada persamaan dalam dalam diri kami.Hari demi hari dan bulan demi bulan telah kami lalui bersama dan kamipun perlahan menjadi sahabat yang sangat dekat bahkan menurut teman kelas kami ini seperti seorang kekasih namun bedanya kami hanyalah sampai sebatas "sahabat dekat", suatu hari aku pernah tidak belajar karena terlalu malas sampai akhirnya akupun lupa bahwa hari ini ada test, panik pun tak terhindarkan karena soal demi soal pun dilontarkan guru kepada satu persatu murid sampai tak sadar giliranku untuk menjawab pertanyaannya, "Baik Akbar coba sebutkan ada berapakah tulang rusuk sejati dalam tubuh manusia?" aku pun diam memejamkan mata untuk sejenak berpikir keras untuk menjawabnya, sampai akhirnya tanpa disadari saat itu ada sebuah kertas kusut yang dilipat dimeja dan aku mencoba membukanya, "Hei pelupa, hilangkan lah kebiasaan malasmu itu agar bisa menjadi pintar hahaha (7 Pasang) -Feli" ternyata Feli mengetahui kalau aku tidak belajar kemarin dan ia menuliskan sebuah jawaban dan seperti biasanya ditambah dengan sedikit bumbu kekesalan kepadaku, spontan saat membacanya aku menahan tawa sembari menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru biologiku. Semenjak duduk di kelas 10&11, aku bisa dibilang adalah anak pemalas untuk belajar dan cenderung lebih banyak menikmati masa-masaku kala SMA ini. Alhasil saat ujian akhir kelas pun aku mendapatkan nilai yang rendah, Feli yang bisa dibilang murid yang berprestasi di kelas tak pernah bosan mengingatkanku untuk belajar dan belajar demi meraih masa depan yang baik, aku ingat dulu ia pernah sampai membuat janji yang dia utarakan lewat tangannya yang gemulai itu hingga saat ini dapat kuingat kata demi perkatanya "Akbar berjanjilah kepadaku, semua hal yang kulakukan untukmu itu sebenarnya adalah untuk kebaikan dirimu sendiri, jadi setidaknya berubahlah demi diriku, berjanjilah untuk membawa diriku bersamamu menuju kota Paris!" saat itupun juga akhirnya aku tersadar bahwa aku tidak bisa hidup begini-begini saja karena aku tau ada hati yang kelak harus kubahagiakan. Ya, seiring berjalannya waktu bisa dibilang aku memiliki perasaan padanya namun aku tak cukup berani untuk mengungkapkannya karena takut jika dia menolakku dan akhirnya hubungan kita merenggang. Karena tulisan yang ia tuliskan kepadaku, menjadikan motivasi untuk masa 12 SMA menjadi lebih baik lagi. "Aku berjanji padamu feli, mulai saat ini aku akan berusaha dan bekerja keras agar kelak dapat membahagiakanmu dan membawamu menuju kota impianmu Paris bukan sebagai sahabat lagi, melainkan sebagai pendamping dalam hidupku"

Sepanjang Jalan KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang