Sangsakala Sungai Ciujung-Ciberang

21 0 0
                                    


Alkisah dari sebuah kampung yang tentram dan damai di kota Rangkasbitung. Hiduplah seorang gadis bernama Ayu anak seorang Kepala Desa yang dikenal sangat bijaksana. Seperti namanya, gadis itu berparas elok dan berhati mulia, tak heran ia dikenal sebagai kembang desa. Kecantikannya dan kebaikan hatinya membuat para pemuda terpesona dan banyak yang ingin melamarnya. Termasuk dua bersaudara Ujung dan Berang, pemuda desa sana. Ujung dan Berang adalah anak dari seorang pengembala sapi dan sebagai anak laki-laki tak jarang mereka selalu membantu.

Anak pertama, Ujung adalah pria yang keras kepala, tak mau kalah, nakal dan selalu menyusahkan warga di sana. Sedangkan Berang adalah pria yang baik hati dan banyak disenangi oleh para warga kebanyakan. Suatu ketika saat Ujung dan Berang ingin mengembalakan sapi, mereka melihat Ayu sedang duduk santai di bawah pohon besar yang ada di kebun milik Kepala Desa. Melihat orang yang disukainya duduk sendirian, dengan cepat Ujung berlari menghampiri Ayu. Disusul dengan Berang yang masih membawa kerbaunya.
" hai kembang desa. Sedang apa kamu duduk sendirian di sini? Menunggu si kasep Ujung ya?" goda Ujung. Ayu hanya melempar senyum padanya, ia enggan menjawab.

" kamu mengganggu orang saja Ujung, tak sopan menggoda seorang wanita yang sedang sendirian, apa lagi dia anak Kepala Desa ini." Kata Berang sambil melilitkan tali yang ada di leher kerbaunya ke pohon.
" kamu diam saja Berang. Kamu juga menyukai Ayu kan? Berlaga sopan kamu."
" dasar Ujung, dibilangin tak mau dengar. Nanti kalau Pak Kades ke sini dan menemukan kamu sedang menggoda anaknya, bisa gawat urusannya."
" cerewet." Ujung melangkah pergi.

" maaf ketidak sopanan saudara saya, dia memang suka seperti itu, selalu mengeyel jika diberi tahu." Kata Berang pada Ayu.

" tak apa Berang." Ayu tersenyum.

" sedang apa kamu di sini sendirian? Menunggu pak Kades?" Tanya Berang
" saya sedang santai saja, sambil menunggu Bapak yang sedang memeriksa kebun." Jawabnya ramah.

" kalau begitu, saya duluan yah, mau mengurus kerbau dulu." Berang pamit, Ayu hanya membalasnya dengan senyuman. Berang melepaskan ikatan tali yang melilit pada pohon, lalu ia pergi dengan kerbau yang dititipkan ayahnya tadi siang. Tak disangka Ayu menaruh hati pada Berang, baginya Berang adalah pria yang sangat baik dan sopan padanya, berbeda seperti pemuda yang selama ini berusaha untuk mendekatinya. Tak lama teman wanitanya datang menghampiri Ayu yang masih memandang Berang.
" kamu sedang apa Ayu?" Tanya temannya heran. Ayu tak menjawabnya.
" kamu sedang memerhatikan si Berang? Kamu suka padanya?"
" kamu jangan ngaco, mana mungkin aku menyukainya."
" jangan bohong, dari tadi kamu tersenyum melihatnya. Jujur padaku." Ayu terdiam.


" ya.. aku memang menyukainya, karena dia adalah pemuda yang baik hati dan sopan. dia berbeda dengan pemuda yang setiap melihatku mereka selalu usil menggodaku. Kamu janji ya tidak akan memberitahukan pada siapapun." Temannya mengangguk, lalu mereka tertawa bersama.
Di rumah yang temboknya terbuat dari bilik dan lantainya hanya semen yang tak diberi cat, terlihat Berang dan Ujung sedang menikmati makan malamnya. Mereka sangat akur, walaupun terkadang Ujung selalu usil pada Berang.
" hei Berang, tadi kau mengobrol dengan Ayu kan? Kalian mengobrol apa?" Tanya Ujung. Nadanya terdengar ia tak menyukainya.
" tidak, aku langsung pergi mengembala kerbau." Berang berbohong.
" oh.. awas saja kalau kau merebut Ayu dari ku, kita harus bertarung."
" kita bersaudara, janganlah sampai bertarung segala. Apa lagi hanya Karena wanita."

" maka dari itu, kamu jangan memulai pertengkaran." Ujung sangat bersungguh-sungguh dengan ancamannya, karena ia telah jatuh hati pada Ayu. Berang hanya bisa diam, karena dalam hatinya ia pun sama menyukai Ayu.
Dua hari kemudian, Ujung berjalan tergesa-gesa memasuki rumah. wajahnya merah padam, sepertinya ia sedang marah besar. Ia membuka pintu kamar dengan kasar, namun ia tak melihat siapapun di sana, lalu ia pergi ke dapur, sama tak ada siapa-siapa. Lalu ia keluar rumah dengan wajah yang semakin berapi.

" Berang.." teriaknya. Kemarahannya tertumpah. Seketika ia ingat di mana tempat yang akan mempertemukannya dengan Berang. Dengan cepat ia berlari menuju tempat yang ada di pikirannya. Ujung menghampiri Berang yang sedang duduk di bawah pohon besar bersama Ayu. Dengan geram, Ujung menarik Berang dan mendorongnya.

" kita bertarung. Siapa yang menang dialah yang akan bersanding dengan Ayu." Tantang Ujung dengan nada suaranya yang keras. Ia melemparkan bambu yang sedari tadi ia pegang. Ia benar-benar marah, saat mendengar berita dari pemuda dan gadis-gadis desa tentang Ayu menyukai Berang dan mereka selalu bertemu di kebun ayahnya.
" dengarkan aku dulu Ujung." Berang berusaha menenangkan Ujung.
" cerewet." Ujung mengayunkan bambunya ke kepala Berang, beruntung Berang bisa menangkisnya. Tak lama mereka benar-benar bertarung. Satu sama lain berusaha untuk menenangkan pertarungan ini.
" kamu mengkhianati ku Berang." Ujung berhasil memukul kepala Berang hingga ia mengeluarkan darah. Pertarungan semakin sengit, Ayu yang melihatnya hanya bisa berteriak histeris, membuat para pemuda menghampirinya. Buk.. Berang berhasil memukul punggu Ujung dengan keras. Darah segar keluar dari mulutnya. Tak lama pertarungan ini menjadi pertarungan berdarah. Pertarungan itu berlangsung selama 20 menit, tak ada satu wargapun yang mampu memisahkan mereka, hingga mereka terbaring tak bernyawa.
Darah yang keluar dari tubuh Ujung menjadi aliran sungai dengan air yang sangat keruh, sedangkan darah yang keluar dari tubuh Berang menjadi aliran sungai dengan air yang jernih. Warga setempat memberi nama Sungai Ciujung dan Ciberang. Dan hingga saat ini air di sungai-sungai itu masih terus mengalir di kota Rangkasbitung. Dengan air yang masih sama seperti dulu, Ciujung dengan air yang keruh dan Ciberang dengan air yang jernih.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 29, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sangsakala Sungai Ciujung-CiberangWhere stories live. Discover now