- Nadya F Kusteja, 28 Desember 2018-
"Orin?" tanya pria berkemeja cokelat dengan jam guess yang melingkar di lengan kanannya.
"Iya saya Pak." Jawabku cepat.
"Kamu masuk tim 6 dengan saya ya" ucapnya lugas dengan senyum yang khas di ujung bibirnya.
"Baik, Pak siap." Aku berusaha menghilangkan sedikit nervous di hadapannya.
"Tapi kamu tetep bantu saya untuk monev semua!" perintahnya lugas.
"Siap pak" ucapku lagi
"Oke. Sebagai penanggung jawab proyek, saya khususkan untuk masuk tim 6 atau pengawasan, karena biar saya secara langsung bisa lihat bagaimana hasil kerja kalian secara konkret. Tapi semua tim akan saya monitoring secara berkala dibantu oleh Orin juga. Kalau ada butuh apa-apa kalian jangan sungkan" ucapnya dengan sedikit membenahkan baju bagian lengannya.
"Baik pak" ucap beberapa rekan-rekan di ruangan.
"Ada yang perlu di bicarakan lagi?" tanyanya
Semua orang melihat ke kanan kirinya, termasuk aku. Untuk memastikan bahwa semuanya sudah jelas. Dan tidak ada yang di diskusikan lagi pagi ini.
"oke kalau semuanya clear. Tim 1 sampai 3, silahkan prepare untuk materi, jam 11 kita ketemu di ruang meeting. Good luck" ucapnya sambil melangkahkan kaki dari koridor ruangan.
"oh iya. Orin 1 jam lagi saya tunggu diruangan" tubunya berbalik dan menatapku.
Aku tidak menjawabnya selain mengangguk dan tersenyum.
~~
"Ciee baru ketemu aja, udah di tag jadi satu tim sama mesti ngikutin doi kemana-mana nih. Lama-lama lo di tag jadi manajer pribadinya lho Rin" ucap Kekey sambil memainkan sedotan di gelasnya.
"Apa sih ?" aku berusaha tidak menanggapinya.
"Ih tapi kalau gue di taksir sama Pak Randi, gue rela deh" balas Anya menanggapi.
"Heh. Si Mail mau lo kemanain?" kekey mengomel padanya.
"Ya gue pikir-pikir lagi lah. Lagian siapa yang gak kepincut sama atasan kayak Pak Randi sih? Masih muda, ganteng, lulusan master terbaik dari UK, karirnya oke pula, beuh yakin ada perempuan yang bakal nolak?" jawab anya sibuk.
"dia udah punya kali" jawabku
"dih sotoy Lo. Kata siapa? Jarinya aja masih kosong. Belum ada cincin. Santai santai" Anya menjawab dengan cepat.
"iya juga sih. perusahaan aja banyak yang ngerebutin dia, apalagi cewek ya Nya?" Kekey bertanya pada Anya.
"Yaps betul banget! Angin surga bangetttt tau gak sih, yang tadinya bos kita itu super ngeselin, super ngegampangin, dan lelet, jelek juga. Terus tiba-tiba ada gantinya begini. Ya Tuhan. Gua rela kerja lembur berhari-hari juga" seperti biasa, Anya selalu lebay dalam menanggapi sesuatu.
"Tapi pak randi tuh, orangnya introvert deh" aku berusaha menebak.
"Introvert gimana?" tanya Kekey
"ya introvert aja gitu, kayaknya kalau di kantor, dia gak pernah bawa-bawa urusan pribadi, atau sebaliknya." Jawabku menjelaskan.
"Dih lu mah. Itu mah namanya professional. Bukan introvert. Orin orin" Kekey mengomentari tanggapanku.
"Eh tapi bisa juga sih. kemarin gue cek ya, pas acara kenalan itu lho, dia punya akun instagram nya dua." Anya sibuk membuka handphonenya.
"dih apa hubungannya?" ocehku.
YOU ARE READING
RED VELVET
Short StoryTidak semua tokoh utama, harus di ceritakan sejak awal. Tidak semua tokoh utama, harus bermain peran dengan banyak.