Prolog

36 4 9
                                    

"Eh Din!" Teriak gadis bernama Firyal itu. Merasa namanya dipanggil Dinda pun menoleh ke belakang dan mengangkat kepalanya sebagai respon.

"Lo mau ke kantin?" Dinda hanya berdehem. Firyal mendengus kesal mendapat jawaban seperti itu.

"Gue ikut ya!" Ucapnya berbinar. Dinda menghela nafasnya.

"Serah lo deh" ucap Dinda pasrah Firyal pun beranjak dari kursinya dan jingkrak - jingkrak. Dinda menepuk jidatnya sambil menghela nafas.

"Fir kalo mau ikut ya ikut aja, gosah malu - maluin gue juga. Liat noh lo diliatin sekelas" omelan Dinda berhasil membuat Firyal terdiam dan melongo. Memang benar kini teman sekelasnya tengah memperhatikan Firyal.

Firyal hanya memamerkan cengiran khasnya. Dinda menatapnya dengan tatapan jengah.

"Maapin" pinta Firyal dengan jurus puppy eyesnya. Seorang cowok bertubuh tegap juga lebih tinggi dari Firyal menghampiri Firyal dan menepuk bahunya.

"Adek, adek jangan main ke SMA. Mainnya jauh banget kasian mama kamu nanti nyariin" ucap cowok itu pada Firyal dengan nada yang dibuat - buat. Membuat ide jahil terlintas dipikiran Firyal.

"Iya kaka, maapin adek. Adek ga tau" ucapnya polos. Membuat tawa teman sekelasnya meledak. Drama alami seperti ini sering terjadi di kelas Dinda.

"Woy!" Teriakan itu berasal dari suara Dymaz sang Wakil ketua murid. Spontan semua menoleh ke arahnya.

"bahasa inggris ga bakalan masuk?" Tanya Dymaz. Kintan selaku Ketua murid hanya mengendikan bahu pertanda tidak tahu. Firyal mencoba mengingat - ingat dan beberapa detik kemudian menepuk jidatnya.

"Astatank! Gue lupa! Tadi malem Pak Darusman kasih tugas lewat gue, soalnya hari ini bakal ada rapat besar - besaran. Maapin gue lupa" jelas Firyal dan semua hanya ber ohh ria.

"Udah Fir ga bakalan ngaruh! Toh nanti kita nyontek ke lo juga, jadi tugas kami bergantung dengan tugas anda" Pernyataan yang diberikan Nopal sang Ketua OSIS membuat Firyal mendengus kasar. Namun, memang itu adanya.

"Gue mau ke kantin dulu yah" pamit Firyal

"Jangan lupa kerjain tugasnya!" Peringatan dari Zulliant sebenarnya adalah perwakilan dari sekelas. Firyal hanya mengangkat kedua jempolnya sebagai respon.

"Gue ga habis pikir sama lo Fir" celetuk Dinda spontan Firyal menoleh ke samping.

"Ga habis pikir gimana maksudnya Din?" Sembari menebar senyumnya pada semua yang berlalu lalang didepannya.

"ya lo kan lebih menonjol di bidang bahasa tapi kenapa lo masuk di IPA?" Firyal mulai antusias dengan pertanyaan Dinda. Mereka melangkah masuk ke kantin dan duduk di meja paling pojok.

"Bu Batagor satu es jeruk satu yah!" Teriak Firyal pada bu Ida. Bu Ida adalah salah satu penjual makanan di kantin.

"Saya juga samain ya bu!" Timpal Dinda.

"Emang kalo gue masuk bahasa lo ikhlas?" Tanya Firyal membuat Dinda mengangguk mantap.

"Terus yang bakal bantuin lo ngerjain tugas siapa?" Dinda terdiam ia dibuat bungkam oleh pertanyaan yang dilontarkan Firyal.

"Iya juga yah" Firyal memutar kedua bola matanya malas.

"Ini batagornya buat neng yang cantik" ucap bu Ida sembari menatap ke arah Firyal.

"Bu Dinda ga cantik nih?" Bu Ida terlonjak kaget.

"Eh. . . Cantik ko" senyum Dinda langsung mengembang.

"Gabung boleh?" Ucap seorang cowok dengan senyum

"Ngga! Meja yang lain masih kosong!" Tolak Firyal mentah - mentah. Dinda langsung menginjak kaki Firyal.

"Boleh ko" Ucap Dinda Ramah "ya kan Fir?" Dinda menatap Firyal dengan tajam agar mau mengiyakan perkataannya.

"Iya" Dinda tak lagi menginjak kakinya. Firyal akhirnya bisa bernafas lega.

"Lo Firyal kan?" Tanya cowok itu.

"Udah tau ngapain nanya?!" Ucap Firyal sinis

"Firyal ga boleh jutek sama orang" ucap Dinda dengan tatapan mengintimidasi.

"Nama lo siapa?" Tanya cowok itu kini tatapannya tertuju pada Dinda.

"Gue. . . Dinda" ucap Dinda tersenyum canggung.

"Kalian udah tau gue belum?" Keduanya menggeleng

"Ga usah ngenalin diri gue ga mau tau lo" ucap Firyal lagi lagi Jutek.

"Firyal"peringat Dinda

"Iya iya kenalin aja diri lo gue mau tutup kuping" pernyataan yang Firyal lontarkan membuat Dinda geram dan lagi lagi menginjak kakinya.

"Gue Adi" ucapnya singkat. Firyal hanya mengangguk ssebagai respon sedangkan Dinda berohh ria.

"Gue ada di kelas 11 IPA 5"

"Ga peduli"

"Din, lo ada di kelas mana?" Tanya Adi yang sepertinya lelah dengan sikap Firyal.

"Gue? Kelas 11 IPA 2" Adi mengangguk.

"Permisi Ka?" Ucap seorang adik kelas cowok. Dinda dan Adi menoleh bersamaan tapi Firyal tak menoleh sama sekali ia sedang melanjutkan kegiatannya yang tadi tertunda tanpa berminat menoleh.

"Ada apa yah?" Ucap Dinda ramah.

"Ini aku-" ucapannya terpotong oleh Firyal

"Pake Lo gue aja lah" Ucap Firyal tanpa menoleh.

"Hmm. . . Ini gue dapet dare"

"Darenya apaan?" Tanya Adi yang mulai antusias

"Foto bareng sama Ka Firyal" Firyal yang sedang makan tersedak begitu saja. Ia mencari minum karena tersedak.

"Males gue" tolak Firyal.

"Plis ka. . . Kalo gue ga bisa nyelesein dare nya gue harus push up 50 kali"

"Tinggal Push up apa susahnya sih?"

"Plis ka"

"Yodah cepetan gue sibuk" setelah mendapat foto cowok itu memberikan sebatang coklat pada Firyal dan langsung ngacir entah kemana.

"Raf. . .li" eja Dinda.

"Nih lo dapet coklat dari yang namanya Rafli"

"Bomat lah"

"Jutek amat lo Fir" celetuk Adi yang membuat Dinda terkekeh.

"Semerdeka gue"

"Udah pada selesaikan? Ke kelas yuk" ajak Firyal.

"Iyaa" Ucap Adi dan Dinda berbarengan.

Firyal melangkah pergi tidak menunggu Dinda dan Adi terlebih dahulu. Suasana kini menjadi sangat awkward.

"Gue denger lo anak Seni Tari yah?" Dinda hanya mengangguk canggung.

"Ga usah canggung sama gue"

"Hm iya deh"

Saat tengah berjalan menuju kelas mereka melihat Firyal dan adik kelas sedang bicara.

"Samperin yuk" ajak Dinda

"Ga usah mending langsung ke kelas aja" Ucap Adi sembari menarik lengan Dinda dan segera pergi dari sana.

Blushing. Dinda kini blushing setelah mendapat perlakuan seperti itu dari Adi. Baperan bat yah si Dinda .














Hallo:)
Ini cerita ke 2 yah
Jangan lupa vote juga cerita ini
Follow ig; @Firyale_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang