Perasaan selalu tak bisa ditebak, maka Allah berikan akal agar rasa tidak terjebak. Banyak hati yang ingin cepat nikah bukan kerena telah siap. Tapi karena hati telah terjebak dalam rasa yang buatnya sulit terlelap.
Ada hati yang mencintai dalam diam, berharap diam-diam, dan diam-diam patah hati. Patah oleh seseorang yang bahkan belum jadi miliknya. Hancur oleh seseorang yang mungkin tak pernah pikirkan dia.
Ada hati yang mencintai secara terang-terangan, namun belum menemukan kejelasan yang menenangkan. Menunggu seseorang tanpa ikatan perjanjian. Berakhir kecewa ataupun bahagia ia tetap bertahan.
Ada pula hati yang mencintai dan dicintai, saling membalas rasa tanpa niat mengecewai. Mengumbar janji dan harapan untuk hidup bersama. Terjebak ikatan tanpa status pacaran, saling memasukkan kebahagiaan di masing-masing hati yang tidak pada waktunya, merindu dan terus memikirkan seseorang yang mungkin bisa menggangu dan menjadi beban tersendiri dalam kehidupannya.
Maka jangan berikan cinta seutuhnya kecuali pada dia yang halal bagimu. Jangan biarkan hati terjebak dalam rasa terlalu dalam pada dia yang bukan siapamu. Barengi perasaan dengan iman dan logika, agar hati tidak terjebak dalam asa yang tak pasti, agar saat patah dia tidak terluka terlalu dalam.
Jika sudah terjebak?
Terjebak dalam cinta diam-diam, berharap diam-diam, dan mendo'akan diam-diam pada seseorang yang belum tentu sebaliknya padamu sungguh sangat ironis, percayalah jika kamu lepaskan dan pasrahkan kepada Allah, ketenangan akan engkau dapatkan dalam hidupmu. Kau berhak bahagiakan dirimu tanpa rasa galau sendirian.
Terjebak dalam cinta secara terang-terangan, telah menyatakan dan tak diberi kejelasan tentang kedatangannya kerumah orang tuamu. Namun walaupun begitu, cinta membuatmu bertahan menantinya tanpa diminta untuk dinanti, dan tanpa diberi janji adalah jalan yang tidak seharusnya diambil, kamu tahu betul galaunya bukan? Lepaskan dan pasrahkan dirinya kepada Allah, merdeka kan rasa yang terikat harapan dengannya yang belum tentu mengharapkan mu. Perjuangkan ia yang memperjuangkan mu, lepaskan ia yang tak mengharapkan mu, sesederhana itu.
Terjebak dalam cinta yang terbalas, menjadikan proses penantian sebagai ajang memberi perhatian dan kebahagiaan satu sama lain adalah ketidakbenaran yang di benarkan oleh syeitan. Tak perlu menanti dan minta dinanti, kalau jodoh toh akan dipertemukan dengan cara yang bahkan mustahil. Pun jika tidak, selalu ada hadiah untuk hati yang mengedepankan iman dan agamanya.
Kamu tahu betul bagaimana terganggunya bukan? Ibadah jadi tidak enak, khayalan semakin banyak hadir dalam jenis apapun, dan kamu semakin tidak fokus mencapai target dan tujuan hidupmu.
Boleh kah menanti namun melepaskan hubungan ini? Sangat boleh jika kamu bisa menerima resikonya. Tidak ada yang salah dalam menanti seseorang yang benar-benar memperjuangkanmu, namun cukupkan diri dengan mendo'akannya disetiap sepertiga malam mu, tak perlu menyapa dan menanyakan kabarnya secara langsung, karena dalam penantian pasti ada ujian yang bisa sewaktu-waktu membuka pintu syeitan.
Menahan sakitnya rindu dan menahan jari untuk menanyakan kabar bukan berarti kuat dan banyak tenaga, namun itulah perjuangan mu untuk orang yang juga memperjuangkan mu.
Sungguh tidak ada bahagia yang datang bersama dosa.
Sungguh aku takjub pada kalian yang bertemu dan memutuskan berpisah karena iman.
Melihat ikhtiarmu untuk menantinya dan kamu yang berharap ia juga menanti, membuat ku pun berharap kalian berjodoh. Ku harap kamu tidak seperti pepatah "ada orang yang cukup tertulis dihati tapi bukan dibuku nikah" :)
Semoga penantian dan melepaskan ini membuatmu tenang dan menyenangkan ^_^
YOU ARE READING
HATI YANG TERIKAT
ChickLitMelepaskan bukan berarti berpaling dari mencintainya. Namun inilah betuk mengambil langkah awal yang benar untuk masa yang akan datang jika berjodoh, jika tidak berjodoh maka tidak terlalu sulit untuk menghapus nya.