#Ran POV
Hari ini kami berenam sedang piknik. Bukan piknik sih, lebih ke berburu harta karun di mansion tua dekat rumah Shinichi. Tentu saja dengan desakan bocah -bocah detektif itu. Oh ya, kami berenam itu adalah aku, Kazuha, Sonoko, Shinichi, Heiji, dan Shiho. Awalnya aku enggak untuk ikut. Tapi, Kazuha, Sonoko dan Shinichi memaksaku. "Jika kau tidak ikut, masa aku sendiri tanpa pacar ?" apa itu ? kenapa ia mengatakan kalimat seperti itu ? mou... sudahlah
****
"Hei Shinichi, apa kau benar- benra percaya harta karun itu ?" tanyaku begitu kita sampai di gerbang mansion
"Ini buka harta karun sembarangan lho" jawabnya tersenyum lebar
"Tapi...." aku ingin mengatakan perasaanku tidak enak dengan tempat ini, tapi ucapanku langsung dipotong oleh Sonoko
"Blang saja kau takut. Iya kan ?"
"Siapa yang takut ?" elakku tak mau kalah
"Sudahlah Ran" timpal Shiho
"Ya udah deh"
Kami melanjutkan perjalanan hingga menemui jalan buntu
"Tuh kan buntu. Pulang yuk. Lagian udah sore tuh" kataku menunjuk jendela
"Pasti ada jalan rahasia di sekitar sini" Kata Shinichi sambil melihat sekeliling
"Ah! ketemu. Tinggal dorong dan...." kata Heiji mendorong tempat obor yang ada di dinding
"Hounto! Sugoii na Heiji " kata Kazuha memuji
"Benar! Kau hebat Heiji"
"Ayo Ran"kata Sonoko yang mendorong punggungku
Heiji mengambil senter dari ranselnya dan memandu kami menelusuri ruang bawah tanah mansion itu. Badanku gemetaran saat berjalan menelusurinya. Akhirnya kami melihat sebuah kotak. Shinichi dan Heiji yang penasaran langsung mendekatinya.
"Ayo cepat buka Kudo" kata Heiji tidak sabaran
"Tunggu sebentar, aku lupa dimana menaruh kuncinya" kata Shinichi yang membongkar isi tasnya "ah! ini dia." seraya membuka kotak itu
Heiji mengambil kertas dan membacanya "Ramalan khusus untuk kalian. Ambil gulungan yang berisi nama masing - masing. Jangan beritahu siapapun sebelum kalian memutuskannya"
"Ambillah" kata Shinichi menyerahkan kotak itu
Kami mengambil gulungan masing - masing
"Tunggu, ada tambahannya" kata Heiji tiba-tiba
"Apa lagi? apa kau ingin melihatku mengompol disini?" tanyaku dengan nada sedikit tinggi
"Sabar Ran, ternyata ada tambahannya. 'Jangan baca disini. Sp : ? and Yusaku K. 2015' jadi kita bisa keluar sekarang
"Heh? Yusaku ojiisan?" tanyaku heran
"Hehehe. Iya, Otoosan yang buat ini" jawab Shinichi nyengir "tapi aku tidak tahu apa isi gulungan ini" tambahnya
Kami pun berjalan keluar dari gedung mansion. Badanku masih gemetar menahan ketakutan. Sayangnya, Shinichi tak ada di sini. Ia lebih memilih berjalan berdampingan dengan Shiho. Apa aku tidak dianggap kekasih yang sangat membutuhkannya saat ini ?
"Apa-apaan dia ?"kata Sonoko
"Siapa ?"tanyaku
"Suamimu. Si maniak Holmes. Apa dia nggak tau kalau kamu takut ?"
"Sudahlah.. mungkin dia ingin..." jawabku tapi tercekat di akhir kalimat
"Ingin apa?"
"Entahlah" jawabku pasrah
#Author POV
Sekarang mereka telah sampai di taman mansion. Sebuah taman yang terawat baik untuk ukuran mansion tua. Mereka duduk di bangku taman yang sepertinya dirancang untuk 6 orang. Shinichi membuka gulungan itu pertama kali. Ia terkejut melihat isinya "Ran atau Shiho ? pilih sesuai kata hatimu". Ran pun membuka gulungannya"Lapangkan dadamu untuk mendengar keputusan kekasihmu" gumamnya
Setelah selesai, Heiji, Sonoko, dan Kazuha pun pulang ke rumah mereka karena searah. Ran menghembuskan nafas panjang dan berbalik menuju arah rumahnya
#RanPOV
"Chotto matte yo Ran"panggil Shinichi
"Tunggu sebentar, Ran,"
Aaku berhenti dan berbalik
"Nani?" tanyaku ketus. Aku benar-benar lelah dan ingin pulang secepat mungkin
"Apa?"
"Ada yang ingin aku bicarakan,"
Aku berbalik ke arahnya dengan enggan. Menyeret kakiku yang telah lemas karena berada di mansion itu
"Doushite?"tanyaku malas
"Kenapa?"
"Gomen, Ran. Aku sudah tidak mencintaimu. Aku hanya ingin kita bersahabat"kata Shinichi
Yoooo
Apa kabar kalian semua pecinta DCMK?
aku comeback nih, dengan cerita baru
sebenernya sih udah kelar dari lama, tapi ya, males posting aja.
Silahkan dinikmati ya,
kritik dan saran juga.
Arigatou
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Mine
Teen FictionShinichi yang begitu mencintai Ran tiba-tiba saja mengatakan hal yang tidak Ran duga. Apakah Ran harus senang atau sedih?