Part 2

6 1 0
                                    

• • •
Kreekk.. suara Eska membuka pintu terdengar tidak bagus. Ia sangat lelah. Eska langsung pergi kekamarnya untuk meletakkan tas dan mengganti seragam sekolah dengan pakaian sehari-harinya.

Eska membuka ponsel, ia heran setelah melihat ada panggilan tak terjawab dari nomor tak dikenal. Tak ia hiraukan, ia membuka grup alumni SMP nya dulu. Terlihat ramai sekali, mungkin mereka sudah pulang sekolah.

Eska sudah lelah, dan sejak 5 menit yang lalu ia tertidur dikasur kamarnya yang dihiasi dengan warna pink. Begitulah kamar perempuan, dominan pink.

Kringg... Kringg..
Eska terbangun dari tidurnya ketika mendengar nada dering telponnya. Nomor yang sama ketika Eska lihat sepulang sekolah. Ia tak mengenal nomor itu karena tidak terdapat namanya. Sebelumnya, itu belum pernah menyimpan nomor itu.

"Halo?" Eska yang memulai dengan mata yang memejam karena masih mengantuk dan setengah sadar diri.

"Eska kan? Apa kabar?" suara yang muncul dari nomor tadi terdengar seperti suara perempuan.

"Iya gue Eska, kenapa? Ini siapa sih?" sekarang matanya sudah terbuka karena seseorang tersebut terlihat akrab sekalk dengannya. Ia pun tak mengenal siapa orang itu.

"Masa sih lo ga tau, gue Fenita temen SMP lo" seseorang yang mengaku namanya Fenita tersebut berbicara dengan nada seperti tertawa.

"Hmm..Fenita ya? Ahh, gue ngantuk soalnya, agak ga sadar, hehe.. Sorry sorry fen. Ngomong-ngomong lo sekarang dimana, kok ga ada kabar sih?"

"Gue ngelanjut sekolah di Malaysia, ngikut ortu. Papa soalnya sekarang ada tugas di Malaysia. Lumayan lama, sekitaran 2-3 tahunan lah." jawab Fenita.

Fenita adalah sahabat Eska di SMP nya dulu. Tapi, sekarang ia tak lagi bersama Eska. Fenita pindah ke Malaysia karena mengikuti tugas orang tuanya. Fenita orang yang baik hati, ia tak pernah berbuat jahat kepada Eska, ia sungguh baik hati. Terkadang, Fenita suka menemani Eska dirumah. Dan sampai menginap jika liburan.

"Yahh, jauh dong"

"Iya lumayan juga. Kangen yaaa, HAHAHAAA" tawa Fenita terdengar lepas dan terdengar seperti mengejek.

"Ga kalii!! Jangan kegeeran dehh" kini Eska yang tampak seperti mengejek.

"Hmm.. Terserah deh, tutup dulu telponnya ya? Gue ada urusan nihh, Bye Eska"

"Oke deh, Bye" Eska menjawab dengan sopan dan agak kecewa karena tidak bisa lama berbicara dengan sahabatnya.

• • •
Eska segera melihat HP nya ketika terdengar ada yang mengirim pesan melalui Whatsapp.

Raja
Ka, lo sibuk ga?

Eska
Ga, emangnya kenapa ja?

Raja
Gue mau ngajak lo sama Satha
jalan-jalan, gabut sayee

Eska
Boleh, tapi lo udh bilg
Satha kan?

Raja
Udh kok, lo tenang aja

• • •

Eska udh selesai siap-siap. Ia hanya menunggu Raja menjemputnya. Tadi, Raja udh nelepon Eska untuk tunggu aja.

Bagi Eska, Raja adalah orang yang baik. Eska sudah mempunyai sahabat baru. Kini, semenjak SMA Eska lebih terbuka, dan tidak pemalu lagi. Ia pun orang yang ramah. Banyak orang yang menyukai Eska, terutama para lelaki. Ia juga memiliki rupa yang sangat cantik dan berkulit putih seperti salju.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FriendShipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang