prolog

50 3 0
                                    


Apa yang kalian inginkan dari sebuah keluarga? Keharmonisan atau pertengkaran? Jika aku boleh memilih maka aku akan memilih keluarga yang harmonis, namun takdir berkata lain. Keluargaku sangat jauh dari kata harmonis. Selama ini aku menutupi itu semua dengan senyuman yang membuat orang lain mengira bahwa aku baik-baik saja, namun jika malam sudah datang aku hanya mengurung diri dikamar duduk di pojokan sambil menangis, suara keributan diluar sangat terdengar jelas olehku setiap hari. Saat itu aku masih menginjak bangku sekolah menengah pertama.

Bertahun-tahun aku memendam semuanya hingga suatu hari aku pergi dari rumah dan lebih memilih menetap diapartemen yang dibelikan Daddy saat aku ulang tahun yang ke 15. Aku hidup sendiri disana, kelurga ku tidak ada yang mencari. Sangat miris bukan? Semenjak aku pindah ke apartemen aku menjadi anak yang pendiam dan tertutup. Umurku saat ini baru menginjak 16 tahun.

Aku mempunyai seorang kakak yang entah ada dimana ia sekarang, kami sudah lost contact begitu juga dengan adikku. Walaupun begitu, setiap bulan Daddy selalu mentransfer uang bulanan ke ATM ku.

Saat ini aku sedang duduk menyendiri dikelas tidak ada yang menemaniku hanya kesunyian yang selalu menghantuiku.

"Gak kekantin?" Tanya seorang temanku

"No" jawab ku tanpa mengalihkan perhatianku dari novel yang sedang ku baca

"Gue pen kekantin mau nitip apa?" Tanyanya lagi

"Air" ucapku singkat sambil mengeluarkan uang selembar berwarna ungu

"Oke" temanku itu langsung pergi kekantin bersama teman-temannya yang lain, aku hanya memerhatikan mereka dengan datar lalu melanjutkan pekerjaanku yang sempat tertunda tadi yaitu membaca novel

Tak lama kemudian ada yang duduk diseberang ku, ia adalah mahkluk yang paling menyebalkan menurutku. Ia selalu mengganggu ku dimana pun dan kapanpun.

"Sendirian aja neng" ucap orang itu, aku hanya mengedikkan bahu tetap fokus ke novel yang sedang ku baca.

"Gak kekantin?" Katanya

Aku hanya menggeleng, "gak laper?" Tanyanya lagi yang ku jawab hanya gelengan (lagi)

"Gak capek tuh pala ngegeleng mulu?" Tanya sekali lagi

Aku mendelik tajam kearah dia, dia hanya tersenyum jail yang membuatku naik darah namun aku diam saja.

Aku menaikkan sebelah alisku seolah berkata 'ngapain Lo disini?', ia yang mempunyai kepekaan yang lumayan pun akhirnya menjawab.

"Mau ngajak tuan putri kekantin, mau ya? Yaya?" Ia sedikit memaksa namun aku masih menggeleng tidak mau

Saat ia ingin menyentuh tanganku, suara temanku duluan yang berhasil menggagalkan aksi cowok itu untuk memegang tanganku.

"Ngapain Lo disini?" Tanya temanku yang bernama Sarah itu pada lelaki yang menggodaku tadi

"Ngajak tuan putri kekantin" sahut lelaki itu yang aku ketahui bernama Adnan

"Nih Lyn air sama rotinya biar Lo kenyang" kata Sarah sambil nyodorin air mineral dengan sebungkus roti, aku hanya tersenyum lalu mengambilnya.

"Makasih" kataku dengan sebuah senyuman tipis sangat tipis

"Woahhh Lo senyum Lyn?" Tanya adnan geger, aku langsung mengubah ekspresi wajah ku menjadi datar sedatar-datarnya.

Aku memakan roti itu dengan khidmat sampai Adnan berbicara lagi setelah dari tadi diam.

"Pulang bareng gue kuy" ajaknya

Aku hanya menggeleng, "ga"

Ia hanya tersenyum lalu langsung pergi dari kelasku. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi.

***

Author POV


"Lyn bareng gue atau pulang sendiri?" Tanya Sarah

"Sendiri" jawab aerilyn

"Gak mau bareng gue?" Tanya Sarah lagi

Aerilyn hanya menggeleng lalu tersenyum samar, "duluan" pamitnya dan pergi dari gerbang ke halte untuk menunggu bus yang datang

Saat bus sudah datang ia langsung masuk dan duduk dibelakang paling pojok. Ia memasang headset dan mendengarkan lagu favoritnya.

"Hai" ucap seseorang sambil melepaskan sebelah headset yang aerilyn pakai dan menggunakannya di telinga kanan.

"Lo?" Ucap aerilyn kaget, saat ia tersadar ia langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar

Aerilyn buru-buru mengambil sebelah headsetnya dan turun karena ia sudah sampai tujuan.

Hufttt...

Helanya, ia langsung berjalan kesebuah cafe.

"Lho eril?" Sapa seorang pelayan itu

Aerilyn yang merasa terpanggil hanya tersenyum saja. Ia langsung kebelakang untuk mengganti seragamnya dengan baju pelayan. Yah, aerilyn sudah bekerja disini kurang lebih 5 bulan.

Hari sudah malam, akhirnya selesai juga pekerjaannya. Saat ini ia sedang duduk disebuah halte yang tak jauh dari cafe tersebut, ia duduk disana sambil melamun. Hanya ditemani oleh angin dan suara beberapa pengendara yang lewat.

Saat sedang asik melamun, ia dikejutkan dengan seorang pengendara mobil yang berhenti tepat didepannya.

Orang itu keluar lalu menghampiri aerilyn, "ngapain Lo disini?" Tanya orang itu

Aerilyn mengerutkan alisnya, "siapa?"

"Lo lupa sama gue?!" Teriak orang itu tiba-tiba

"Gue adnan aerilyn" geram Adnan

Aerilyn hanya nyengir saja, "ngapain Lo disini?" Tanya aerilyn datar

""Ayo gue anterin pulang" ajak Adnan setelah beberapa lama mereka berdiam diri

"Ga"

"Sekali aja ya? Mau ya?" Melas Adnan

Aerilyn hanya menghela nafas lalu mengangguk pasrah, ia tak bisa melihat seseorang sedih apalagi karenanya.

Aerilyn langsung masuk kedalam mobil Adnan yang diikuti oleh sang empunya

"Rumah Lo dimana?" Tanya adnan saat mereka sudah pergi dari sana

"Apartemen"

"Apartemen yang mana?"

"Didekat sini"

"Oh oke-oke gue tau itu dimana"

Akhirnya mereka pun sampai diapartemen aerilyn. Aerilyn langsung turun, sebelum ia pergi ia mengucapkan terimakasih kepada Adnan.

"Thanks" ucapnya sembari tersenyum simpul

"Oke. Besok Lo gue jemput" ucap adnan, aerilyn hanya memandangnya datar lalu pergi tanpa mengucapkan kata lagi.

"Untung sayang kalo gak mah udah gue buang jauh-jauh tuh anak" celetuk Adnan sambil tersenyum geli

Ia langsung meninggalkan tempat itu dengan senyumnya. Sesampainya dirumah ia langsung pergi ke kamarnya tanpa memedulikan keluarganya yang sedang bersantai di ruang tv.


SEGINI DLU YH GUYS PERKENALAN NYA JANGAN LUPA VOMENT NYA😉

My Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang