Chapter 21

2.9K 271 28
                                    

She's my beauty cat.

•••

Tubuh mungil Wendy terkulai lemas di atas ranjang. Tak kuasa menghadapi gairah pria yang tengah menindih tubuh mungilnya, menghunjam tubuhnya dengan tusukan beruntun yang membuat raganya seakan berada di awang-awang. Menyentuh langit ke tujuh.

"Aahh … Ahh ... Oppaahh …"

"Haahh … Haaahh … Wendy … Ah, fuck!"

Nafas Wendy terengah-engah, bulir keringat mengucur deras dari seluruh tubuh naked nya. Wendy tak ingat pasti bagaimana mereka bisa berakhir seperti ini.

Seingatnya, mereka hanya bersenda gurau di sofa. Setelah itu Chanyeol mengajak dirinya ke kamar dan selanjutnya yah … berakhir seperti sekarang ini.

Panas, bergairah dan tentu saja polos tanpa busana.

Mungkin sudah 1 jam lamanya mereka betah melakukan kegiatan panas ini. Ah, mungkin lebih tepatnya Chanyeol yang masih betah menikmati setiap inci tubuh ranum gadisnya.

"Eungghhh!" tubuh Wendy bergetar kuat saat merasakan perut bagian bawahnya yang mulai berkontraksi. Tanda sebentar lagi ia akan meledak.

"Aahhh …" Wendy mendesah panjang, jari-jari lentiknya mencengkeram erat lengan kekar Chanyeol yang berada di kedua sisi tubuhnya. Melampiaskan kenikmat yang ia rasakan.

"I'm coming, babe! Ahh! Yes! Aahh …" dengan tusukan terakhir. Chanyeol menusuk dalam miliknya di bawah sana. Membiarkan jutaan benihnya mengalir deras di dalam rahim Wendy untuk yang kesekian kalinya. Membuat tubuh Wendy merasakan sensasi hangat yang tiba-tiba menyebar ke seluruh tubuhnya.

Hampir saja tubuh mungil Wendy tertimpa oleh tubuh kekar Chanyeol jika saja Chanyeol tak mengambil inisiatif untuk menyangga tubuhnya dengan salah satu sikunya.

Sejenak, Chanyeol mengangkat wajahnya, menarik nafas dalam sebelum kembali mengulum gemas bibir cherry Wendy yang tampak sedikit membengkak akibat ulahnya tadi.

"Terima kasih, Wendy." ucap Chanyeol setelah puas melumat bibir mungil Wendy. Mengelus lembut permukaan pipi Wendy yang merona.

Wendy tersenyum, mengumpulkan sejenak kekuatannnya sebelum membalas perkataan Chanyeol, "Hahh … Haaahh … I-iya, Oppahh …"

Chanyeol tertawa pelan melihat keadaan Wendy yang tampak lelah—ralat—lebih lelah dari biasanya.

Salahkan saja Park Chanyeol. Tipikal pejantan yang tak sadar diri bahwa dialah penyebab kenapa gadis di bawahnya bisa selemas ini.

Tanpa ada niatan melepaskan kontak fisik mereka dibawah sana. Chanyeol memeluk erat pinggang Wendy lalu kemudian membalikkan posisi mereka. Membuat ia kini berada di bawah sedangkan Wendy yang berada di atas tubuhnya. Bersandar ria di atas perut sixpack miliknya.

"Meong! Oppa?" Chanyeol tersenyum lembut, mengusap punggung mulus Wendy sembari mempererat pelukannya.

"Aku mencintaimu, Wendy."

Hening. Suasana hening seketika mendominasi area di antara mereka berdua.

"Aku mencintaimu. Aku ingin kita selalu seperti ini. Berbagi kehangatan dan menghabiskan waktu bersama-sama."

Degup jantung Wendy berpacu tak karuan saat mendengar pernyataan manis Chanyeol. Dan Wendy juga bisa merasakan detak jantung tuannya yang juga sama seperti dirinya. Berdetak kencang tanpa penghalang.

"Aku tak peduli siapa kau sebelumnya. Atau kenyataan kalau kita adalah 2 makluk yang berbeda."

jeda sejenak, Wendy memilih untuk diam. Menunggu apa yang akan Chanyeol ucapkan selanjutnya.

14 Days With Beauty Cat ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang