W.I.L 01

21 4 0
                                    

Raut bahagia terlukis di wajah cantik Bella, ketika ia sudah sampai di depan gerbang sekolah barunya. Ia menatap lekat-lekat gerbang tinggi dihadapannya itu. Masih seperti mimpi baginya bisa berada di SMA Avisena. Berkali-kali ia mencubit pipinya sendiri membuktikan jika ia sedang berada di dunia nyata.

Terlalu asik menatap gerbang, membuat Bella lupa jika ia harus segera masuk kedalam sekolah. Bella mendorong gerbang besar dihadapannya, ia tak menyadari jika gerbang itu terkunci dari dalam. Berkali-kali ia mencoba untuk membuka gerbang, tetap saja gerbangnya masih tertutup rapat.

"Hei kamu !! udah telat, malah mau ngerusakin gerbang" Bentakan dari seorang pria bersragam putih di balik gerbang membuat Bella menghentikan aksinya.

"Kok gue bego sih. udah tau gerbangnya di kunci" Kekeh Bella.

"Kamu sudah telat lima belas menit. Jadi tidak boleh masuk"

"Yaelah pak satpam.. Ini hari pertama aku masuk sekolah ini. Aku murid baru disini. Jadi izinin aku masuk ya.. "Bella memohon, sambil menunjukkan puppy eyesnya.

"Anak zaman sekarang pinter banget sih bikin alasan, pakai bilang hari pertama masuk sekolah. Udah hafal saya sama alasan nggak logis seperti itu. Tidak boleh ya tidak boleh." Ucap satpam ketus.

"Aku jujur pak satpam.. sumpah" kata Zia, sambil mengangkat jari tengah dan telunjuknya.

"Tidak boleh !!"

Bella membuang napas kesal. Mau bilang apapun tetap saja ia tidak akan bisa masuk. Mau tidak mau, ia harus beranjak dari tempatnya. Huft.. sangat menyebalkan, padahal ini memang hari pertama di sekolah barunya.

Baru saja Bella memutar badannya, mobil berwarna merah berhenti tepat disebelahnya. Mata Bella tertuju ke arah seorang wanita yang baru keluar dari mobil itu.

"Bella.." Sapa wanita itu. Seorang wanita yang sama yang ia temui di panti beberapa hari yang lalu, yang menurut Bella adalah pahlawan hidupnya. Lebay memang, tapi nyatanya begitu. Tanpa wanita itu, Bella nggak mungkin bisa berada di sekolah elit ini.

Flash back on

"Bella, kemari nak" panggil bunda Fatma, sang pengasuh panti.

Bella segera menghampiri sang bunda yang sedang duduk berhadapan dengan kedua tamunya.

"Ini Bella yang saya ceritain tadi Pak, Buk" Bunda Fatma menunjuk Bella sambil tersenyum kearah tamu-tamunya.

"Saya akan mempersiapkan semuanya. Dan Bella bisa pindah hari senin besok" ucap tamu wanita.

Bella menatap bunda Fatma dan kedua tamunya bergantian. Ia tak mengerti apa maksud perkataan wanita itu. Namun, tak ada satupun di antara mereka yang mau menjelaskan kebingungannya. Berbagai dugaan telah bergelayut di pikiran Bella.

"Baiklah kalau begitu, kami pulang dulu" ucap tamu yang pria.

Kemudian, mereka beranjak dari tempat duduk dan berjalan keluar. Bunda Fatma dan Bella mengantarkan mereka sampai ke depan rumah.

"Bunda apa-apaan sih. Kan Bella udah pernah bilang, kalau Bella nggak mau ikut orang lain. Bella cuma mau di panti aja. Biarin aja kalo Bella jadi yang paling besar di panti ini" Bella mengeluarkan semua perkataan yang sedari tadi bergelayutan di pikirannya.

"Maksud kamu apa sih Bel ?" Tanya bunda Fatma heran.

"Orang yang tadi mau mengadopsi Bella kan ?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHAT IS LOVE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang