BAB 1 : PEMBICARAAN GILA

366 17 5
                                    

Malam yang cukup panjang baginya. Dia tak bisa memejamkan matanya untuk sekedar istirahat. Pikirannya melayang antah-berantah. Dentingan jam butut mulai terdengar menggerogoti waktu tengah malam. Akhirnya, gadis berambut cokelat ini tertidur, meninggalkan jutaan pertanyaan yang ia rajut sedari tadi, mungkin dia sedikit takut dengan situasi saat ini.

"Gila!!!" teriak Ariel ketikamelihat jam wekernya menunjukkan pukul 6. Bergegaslah dia membersihkan diri dan bersiap menuju sekolah tanpaa sarapan. Memang kebisaannya seperti itu, toh tidak ada yang memasakkan sarapannya. Untung lambungnya strong.

Jarum jam berputar dengan cepat. Sesak terasa karena dia memang menggunakan bus untuk mengantarkannya ke SMA Gajahmada, salah satu sekolah favorit di kota tersebut. Maklum papanya telah berangkat bekerja sejak pagi. Memang lelaki itu berhati dingin dan tidak berperasaan.

*****

"Pulang sama gue ya Riel, please!" pinta cowok gagah berulang kali kepada Ariel.

"Ogah! NAJIS!" jawaban dingin yang selalu terucap oleh Ariel, yah...bukan hanya untuk lelaki ini, tapi untuk setiap insan yang berbicara dengannya.

"Lo nolak gue hampir 500 kali, ayo lah Riel" lelaki ini berlari kecil untuk mengampiri Ariel yang melenggang terus bak model di catwalk- nya.

"Taksi!!" teriakan itu mampu membuat beberapaorang di dekatnya menengok dengan tatapan tak mengerti. Mungkin mereka berpikir mengapa gadis ini berteriak sekencang itu padahal dia cukup melambaikan tangannya untuk menghentikan sedan biru itu.

"Kenapa lihatin gue!?" bentak Ariel kepada puluhan mata yang menatapnya.

Seketika mereka mengrjapkan matanya dan melanjutkan kegiatan yang beberapa detik lalu telah ditinggalkan.
Kembali sesosok Arkan yang memiliki fans yang membludak ditinggal oleh sebuah balok es berjalan tanpa ragu!

Dengan tatapan kosong dan langkah tak jelas, Arkan berjalan menuju parkiran dan bergegas pulang.

"Lo tetep mau ngejar tu cewek, Ar?, tu yang suka lo hampir menuhin 3 mal!" tanya Riko yang tiba-tiba nyelonong di samping Arkan.

"Emang urusan lo?" tanya Arkan balik.
"Aelah, babi ngepet, kalo dibilangin orang selalu aja bantah, gue bingung maknya Ariel dulu ngidam apa... beruang kutub kali ya, kok lo bisa sampai segitunya kalau suka" celoteh Riko tanpa dosa.

"Emang mak lo ngidamin lo apa? " tanya Arkan balik sampil mendorong bahu Riko dengan cepat hingga dia tersungkur ke tanah.

"Puas lo!" senyum piciknya terlihat begitu jelas, dia tak menggubris apakah sahabatnya itu terluka, marah, atau mengumpatinya dengan ribuan bahasa alien Planet Neptunus.Yang penting doi-nya tidak ternista.

"Gue akan wawancarain keluarganya, ngidam apa maknya dulu, tunggu saja...tunggu!!!" teriak Riko tanpa malu sambil menjauh dari lelaki yang tak waras itu.

"Sak karepmu" gerutu Arkan dengan logat jawabnya yang khas.

****

To: Ariela Alodya

Besok pulang sama gue ya, Riel?
Besok gue traktir deh, sesuka lo!

Nihil.

Di sisi lain, Ariel mencoba mencari jalan keluar permasalahan hidupnya, MATEMATIKA.

Drrrrrt

99 pesan tertera di pojok simbol Whatsapp. Dari semuanya ini 90 pesannya dari pengrusuh hidupnya, siapa lagi kalau bukan Arkan.

"Astaghfirullah!!!"

"Apa harus gue tahlilin ni bocah, gak ada
kerjaan banget" gerutu Ariel yang kemudian beralih lagi ke buku matematikanya. Meskipun dia selalu mendapat peringkat pertama, jikalau bertemu mak-mak kejam bernama matematika, otaknya kembali dipenuhi rangkaian sarang spiderman setebal 1 meter.

Drrrrrt

100 pesan tertera.
Akhirnya gadis ini muak dan...

To: Setan Kelayapan

"Wahai kakak kelas gue yang terhormat, GUE GAK AKAN PULANG SAMA COWOK BRENGSEK KAYAK LO, SELAMANYA!!!" sisi kiri bibir Ariel terangkat sinis, tatapan matanya bengis persis dengan valak dalam film The Nun.

"Mampus nggak lo!"

Sementara Arkan yang sedari tadi menunggu balasan Ariel mengembangkan senyumnya begitu lebar ketika mendapat pesan dari bidadari setengah iblisnya.

SURAM menyelimuti segala penjuru wajahnya. Memang sudah biasa Arkan mendapat pesan sedikit tidak pantas dari gadis impiannya ini, tetap saja dia mengejar Ariel. Kalau dipikir, pemenang lari maraton 10 km Gunung Semeru pun bisa kalah jika melawan tekat tokoh utama cinta iblis ini, entahlah.

"Gue akan selalu ngejar lo dan dapatin lo dipelukan gue, bukan sesaat tapi selamanya!" mulut Arkan terangkat sinis.
_______________________________________________
Terimakasih manteman sudah baca cerita ini, walaupun kami akuin masih alay.

maaf kalo nulisnya typo karna kami bukan anak sastra Indonesia wkwkwkwk

maaf kalo terlalu gaje, kami berusaha untuk membuat cerita ini tidak bosan :''

Jangan lupa vote yaaa, di share juga sangat diperbolehkan :)))



KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang