Malam diiringi musik disebuah cafe daerah Jakarta barat. Terlihat banyak sekali perempuan dan laki laki yang asik berjoget. Tapi, Gilang hanya berdiam diri di sofa, kemudian dua orang gadis menghampiri nya, bergelayut mesra di bahu Gilang.
"Lang, ko kamu baru kesini lagi sih" ucap dewi, perempuan yang sedang memegang pipinya Gilang itu
"Iya sayang, kamu biasanya kesini setiap malem. Tapi, udah seminggu kamu ga kesini" ujar Sinta, perempuan yang memeluk Gilang erat
"Apaan si lu" gilang menepis perlakuan dari tangan tangan nakal mereka. Kemudian pergi meninggalkan mereka berdua yang terlihat sangat kesal. Gilang menghampiri temannya yang lagi asik berjoget dengan perempuan perempuan disana. Gilang menarik kedua temannya kearah parkir mobil.
"Gua mau pulang" kata Gilang sambil membuka mobil
"Lah bos ko Bentaran doang, lagi asik nih" kata Kevin
"Iya nih bos, masih asik joget" dewa masih asik berjoget didepan parkiran, padahal sudah tidak ada musik
"Eh pea udah gaada musik" lagi lagi Kevin memukul kepala temannya itu
"Gimana gamau bego, pala lu di keplakin Bae sama si Kevin. Udah ah balik" Gilang masuk kedalam mobil dan menyalakan mobil. Hendak melaju dan meninggalkan temannya yang masih asik diluar itu. Tapi kedua teman Gilang buru buru masuk kedalam mobil. Gilang melaju dengan kecepatan tinggi, ditambah emosinya yang semakin tak terkontrol. Didepan ada seseorang yang ingin menyeberang, hampir saja tertabrak. Untung Gilang mengerem dengan sangat kuat. Kemudian berhenti mengemudi sejenak, sampai akhirnya dia melaju lagi dan sampai dirumah. Seperti biasa, Gilang membawa kedua temannya itu ke rumahnya agar ia tidak merasa sendiri seperti anak pungut dirumah sebesar istana itu.
***
Senin, hari semua orang beraktivitas kembali. Dari yang bekerja, sekolah, bahkan yang kembali melanjutkan mimpi di kasur empuknya, contohnya Gilang dan kedua temannya. Mereka masih asik merajut mimpi meski jam telah menunjukkan pukul 7.15, tapi mereka bertiga masih tidur pulas. Dibawah sudah ada kedua orang tua Gilang yang sedang sibuk sarapan sambil memegang gadget masing masing. Papahnya Gilang sibuk dengan telepon yang selalu berdering, termasuk mamahnya. Kedua orang tua Gilang begitu acuh, tidak memikirkan anak tunggalnya yang kekurangan kasih sayang itu. Bahkan, di hari pertama sekolahnya di semester genap ini, mereka bahkan tidak mengetahui nya jika bibi tidak memberitahuinya.
"Nyonya maaf, saya izin membangunkan den Gilang karena sudah telat untuk pergi kesekolah" ucap bibi
"Loh, emangnya Gilang sudah masuk sekolah?" Tanya mamah Gilang kepada bibi yang masih berdiri didekatnya
"Iya nyonya, ini hari pertama sekolah setelah liburan. Sekalian, saya mau siapin sarapan untuk den Gilang dan temannya"
"Temen Gilang?" Papah Gilang bingung
"Iya tuan, semalem den Gilang pulang sama kedua temannya" jawab bibi dengan ramah
"Kebiasaan anak itu, selalu membawa temannya kerumah ini"
Saat papah Gilang berkata seperti itu, ternyata kevin sudah bangun dan hendak mengambil air di dapur tapi ternyata malah mendengar perkataan papahnya Gilang itu. Bibi yang melihat kejadian itu hanya mampu diam tanpa memberitahu kedua orang tuanya Gilang . Kemudian bibi pergi kekamar gilang tapi, bibi sudah mendengar suara Gilang yang emosi kepada kedua orang tuanya.
"Udahlah Lang, kita tuh ga mau bikin papah mamah Lo kerepotan gara gara adanya kita" ujar Kevin
"Iya Lang, gua juga jadi gaenak kalau nginep disini karena mamah papah Lo ga seneng" Gilang memukul kaca didalam kamarnya, bibi yang mendengar itu langsung berlari kearah kamar Gilang yang pintunya terbuka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEKU
Romance"Gilang jangan" teriak seorang gadis kepada pria yang sedang berkelahi. namun, pria itu tetap melanjutkan perkelahiannya "Gilang stop, aku mohon" gadis itu menangis. Gilang menghentikan pukulannya lalu berlari kearah gadis itu "kamu jangan nangis do...