PROLOG

5 4 1
                                    

"woy, woy, woyyy!!!".Teriakan lantang dari seseorang yang pastinya berada dibelakangku, yang entah ditujukan untuk siapa, dengan acuhnya aku tetap melanjutkan perjalanku menuju kelas gue.
Baru mau nginjekin anak tangga didepan gue, tiba-tiba tas gue ditarik kebelakang dan untungnya gue gak ikut terjungkal. Gak lucu dong pagi-pagi udah maen jatoh aja.
Adegan slow-motion yang sering gue liat difilm-film drama barat pun sekarang entah kenapa malah gue sendiri yang ngelakuinnya, entah harus bagaimana ku ekspresikan perasaanku dihadapan pria berpawakan besar ini dan dia bule, oh my god.
Kenapa gue malah norak kayak gini, you know lah perawakan para bule yang sering ditayangin di tv-tv besar, berotot, tinggi, dan always always pokoknya heheheh.
Jadi mau marah pun gue agak was-was bisa aja dia tiba-tiba nonjok muka gue,dengan terpaksa gue membuat ekspresi bingung dengan tatapan "Apaan sih lo? ". Pas tepat dimukaknya karna adanya kontak mata dengan pria bule ini,dia pun langsung nyodorin gantungan kunci yabg bentuknya bulan, ditengah-tengahnya ada tulisan Moonlight.
Tungguuu, kok sama kayak punya gue ya, dengan cepat-cepat gue langsung merabah seluruh isi tas gue, dan fixs itu punya gue, gantungan tas gue ada di bule itu. Dengan menuntut gue langsung tanya sama dia.
"Ini kan gantungan gue, kok bisa ada di elu sih".sambil gue langsung ngambil tu gantungan gue dari tangan si bule.
"Tadi waktu lo jalan, jatoh, karna gue baik hati ya gue ambil,masih untung gak gue buang ke tempat sampah, barang murahan gini mana mungkin gue mau nyuri dari lo, gue jugak bisa punya 100 kali lebih banyak dari punya lo".Ucapnya membela diri dengan bangga dan sombong kurasa.
"Ohh".balasku singkat. Anjir sekarang gue malah kayak orang bodoh, segala emosiku yang belum terluapkan pun sudah mendem dengan sendirinya, batin gue.
Entah kenapa gue malah gak suka situasi seperti ini,sekarang malah gue yang kayaknya punya utang budi sama dia.
"Elo itu tolol, apa emang gak pernah diajarin terima kasih?".
Sekarang gue malah ditolol-tololin sama bule sinting didepan gue.
"Makasih".ucap gue gak ikhlas dan gue langsung lari ngacir bisa aja tu orang masih gak terima terus nuntut yang aneh-aneh kan gak lucu yakannn. Hmmm gue menarik ribuan oksigen dan gue hembusin pelan-pelan dan sialnya gue malah ikutan kentut sendiri wkwkwkwk. Untung ni sekolah masih sepi. Setelah gue naikin 13 anak tangga, dan jalan sekitar 10an langkah kaki gue, tibalah gue diruang kelas. IPA 3.
Aku merasa tuhan sudah sangat baik padaku dengan memberikan udara gratis dan memberikan ruang kelas yang tak sampai diujung lorong sana. Dengan tenangnya gue pun masuk,tas gue gue taruh dimeja, gue ambil gantungan gue, dan gue pasang lagi. Ada ada aja gimana ni gantungan bisa lepas.
Sekarang fokusku malah ke seisi ruang kelas ini, sebenarnya gue pun bingung ini itu layak enggak disebut ruang kelas, bagaimana bisa ada kursi diatas meja dengan 4 tumpukan, dan kursi guru entah bagaimana bisa malah menghadap keluar kelas. Gak mau pusing dipagi gue yang indah ini, gue pun ngeluarin hp gue, sama headset,gue masih milih-milih lagu dan gue ngeputer laguna Selena Gomez yang Come N Get It, lagunya sebenernya agak weird kalo didengerin di pagi-pagi manjahh gini, tapi gue lagi kezellll, dan gue butuh moodbooster, dan lagu ini give it to me heheheh, bagaimana bisa ada suara suara kendang bercampur dengan music edm yang sangat kontras, tapi itulah poinnya ada kejablayan tersendiri dilagu ini wkwkwk. Dan tanpa sadar gue malah senyam-senyum sendiri.

#31 Desember 2018
Thanks all, i love u so machaa
Tq 🚀💛
AlifRahman, Sragen Jawa Tengah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spit Of MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang