00

377 93 6
                                    


"Katakan aku wanita jalang, katakan aku adalah wanita yang hanya mengandalkan tampang. Karena kita sama-sama berada di dalam dunia yang menyeramkan."



Seorang wanita berjalan dengan perasaan was-was. Mantel coklat yang membalut tubuhnya terterpa angin dalam kesejukan senja dengan penuh kelembutan hari itu, melangkah beriringan dengan bayanganya yang semakin hilang tertelan matahari di ujung Barat. Sebuah masker dan topi tak luput membungkus hampir seluruh bagian wajahnya yang putih nan bersih. Jelas sekali kulitnya terawat dengan baik.

Pandangannya sudah tak dapat berpaling, sengaja ia melalui tempat itu karena memang tujuannya adalah untuk melakukan sesuatu terhadap seorang target yang sedang duduk pada sebuah bangku tampak sibuk mengotak atik sebuah kamera digital di tangannya.

Klek.

"ADUH!!" pekik wanita itu kencang saat merasa dirinya oleng ketika tiba di dekat tempat duduk lelaki dengan masker berwarna menutup hampir sebagian wajah itu.

Spontan saja, ia menjatuhkan diri tepat dalam pangkuan lelaki yang tak dapat menyembunyikan keterkejutan melihat bagaimana bokongnya mendarat dengan sukses.

"Akh, maafkan aku. Kakiku sepertinya terkilir." Ia bergumam lirih, kepalanya terus tertunduk mencoba membuat seolah-olah ia memanglah seorang wanita dengan iktikad baik yang sedang merasa bersalah atas kejadian saat itu.

"Apa kau bisa berdiri? Aku akan membantu mengurus kakimu, ahgassi." Suaranya berat dan terdengar menggoda. Benar-benar lelaki penuh pesona untuk banyak wanita. Tak heran jika lelaki itu termasuk dalam kategori lelaki tertampan veris TC candler. Nyatanya, wanita tersebut menyaksikan secara langsung dan dalam jarak sangat dekat bahwa lelaki yang memangkunya ini memang sangat luar biasa.

"Uum, aku tidak bisa. Ini sangat sakit." rintihnya dalam kepura-puraan.

Beberapa saat mereka terduduk dalam posisi itu. Saling melempar tatapan satu sama lain, sang lelaki menerka penuh tanya siapa wanita yang berani melakukan hal bodoh dengan tetap duduk dipangkuannya kini. Sedangkan si wanita, ia sibuk menambah acara mengeluhnya demi mempertahankan cara duduk yang membuat siapapun akan berpikir aneh tersebut.

"Bagus! Dugaan PDnim tepat. Aku melihatnya." batin wanita itu kegirangan.


"Aku, Park Sooyoung. Akan berjanji untuk banyak meminta maaf padamu, Kim Taehyung sunbaenim."






Hohohoooo
Baru lagiiiii

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because I am an IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang