PROLOG

18 1 1
                                    

   "Kau tau, apa yang paling spesial dari bintang jatuh? Jika kau mengucapkan permohonanmu, maka permintaanmu itu akan terkabulkan," ucap lelaki yang berada di samping seorang gadis malam itu.
   "Huh?" sang gadis tertawa kecil. "Kau sangat percaya pada legenda?" ia tersenyum mengejek.
   "Kau harus percaya, maka semuanya akan menjadi nyata,"
   "Oh ya?" gadis itu berkata lagi dengan nada merendahkan. "Mari kita lihat, apa kamu benar atau salah. Mau bertaruh?"
   Sang lelaki hanya tersenyum. Beberapa detik penuh keheningan, sampai akhirnya ia membuka mulut. "Baik, aku akan melakukan taruhan denganmu," ujarnya.
   "Yap, kalau kamu salah maka kamu harus memenuhi satu permintaanku! Permintaan yang sama yang akan ku ucapkan pada bintang jatuh nanti, hehe," gadis itu tersenyum penuh kemenangan.
   "Haaa? Ah, permintaanmu ada ada saja! Tapi baiklah, aku akan berusaha memenuhinya. Dan sebagai gantinya, kalau aku benar, berjanjilah kalau kau akan mendatangiku," ucap lelaki itu dengan tersenyum manis.
   "Eh, apa maksudmu?" gadis itu tampaknya tak mengerti. "Hm," sang lelaki hanya tersenyum kecil. "Soal itu.. Harap dipahami sendiri!" tiba tiba ia berlari kecil, ke arah yang awalnya menuntun mereka ke tempat ini. Ya, jalan pulang.
   "Hey, kamu mau kemana?!" teriak gadis itu. Lelaki tersebut tetap berlari, tidak menoleh, tidak berhenti, dan hanya berteriak, "Kalau bintangnya jatuh, ucapkan permohonanmu ya!!! Kata legenda, tidak boleh ada orang lain saat pemohon mengucapkan permohonannya atau permohonannya tak akan terkabul! Kamu kuberi waktu satu tahun untuk mencari bintang jatuh dan membuktikan apakah kau atau aku yang benar! Sampai saat itu, kita tak akan bertemu! Sampai jumpa!" dan semakin jauh dirinya, semakin samar suaranya, semakin gadis itu tak dapat melihatnya.
   Huft... Sang gadis menarik napasnya, "Dia terlalu percaya dengan legenda itu," dan tertawa kecil. "Tapi setidaknya, tak ada salahnya mencoba," lalu ia duduk memeluk lutut, membenamkan setengah wajahnya.
   "Ayolah, bintang... Jatuhlah malam ini," ia menggumamkan kalimat itu berulang kali, "Ah!" dan tersentak menatap langit. "Bintang jatuh, aku punya permohonan.."
   "Aku ingin ...."

Hari itu, Kamis, 31 Desember. Satu tahun sejak bertemu dengannya.

-Bersambung....
                                         --Ovyn--

                                     The Author           

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Wish Falling StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang