Semua siswa sudah berusaha mengumpulkan pita sebanyak mungkin supaya terhindar dari hukuman. Tapi sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak berpihak pada Niana. Gadis itu sudah berusaha menjadi ketua kelompok yang baik tetapi justru kelompoknya yang mendapat pita paling sedikit.
"Oke sesuai kesepakatan, kelompok yang mendapat pita paling sedikit maka ketua kelompok dihukum" jelas salah satu osis.
Raut wajah Niana terlihat sangat kesal tetapi bagaimanapun dia tidak boleh terlihat sedih.
"Iya kak saya siap menerima hukuman." Ucap Niana setengah ikhlas.
"Ini bisa dibilang bukan hukuman, kamu harus ikut serta dalam mengisi pensi penutupan mos nanti."
"Tapi kak saya ga ada bakat." bantah Niana.
"Kamu boleh menampilkan apapun yang penting itu bisa menghibur, dek." Balas osis.
"Udah deh Na, lo harus iya in aja itu perintah. ribet ntar kalo lu ngeyel terus." Bisik Tasya disebelah Niana.
"O-oke kak saya bersedia."
Waktu pulang telah tiba. Semua murid SMA Jaya sedang berjalan ke arah pintu gerbang untuk pulang.
"Gimana ini Tas gue harus tampil apa, lo tau kan dari SMP gue anaknya gabisa apa apa."
"Aelah udah tenang aja serahin semua sama Tasya." Ucap Tasya dengan seringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Boy
Teen FictionSebenarnya ini hanya cerita singkat tentang seseorang yang mengimpikan semua imajinasinya jadi nyata. Gadis yang mengimpikan seorang pangeran sempurna yang menjadi miliknya selamanya.