1

9 1 0
                                    

It's winter, finally, batin nya.

Musim dingin adalah musim terbaik diantara semua musim yang ada di Los Angeles—well, menurutnya, sih. Musim dimana semua orang bergelung di dalam kamar masing-masing dengan cokelat panas, tak perlu berjemur ke pantai agar mendapatkan kulit yang tan, work out untuk summer-body, membersihkan dedaunan yang jatuh, atau membawa payung kemana-mana karena hujan, dan lain sebagai nya.

Ia menyeruput cokelat panas yang sudah ia habiskan sebanyak 2 gelas kemudian menyantap beberapa cinnamon buns yang dia beli dari Starbuck beberapa jam yang lalu.

Knock knock!

Sial.

"Buka pintu nya, Ella!" Ujar Mom dari luar, tangan nya langsung bergerak gesit menyembunyikan makanan dan gelas cokelat panas nya yang sudah kosong dibawah kasur lalu menutupi nya dengan selimut. Suara ketukan pintu tak kunjung berhenti justru semakin besar dan menggema. Ella langsung membuka pintu dengan nafas tak teratur.

"Kenapa pake dikunci, sih, kamar nya?!" Raut wajah nya (Mom) yang sangat asam. Ia hanya diam di tempat. Mom memasukki kamar Ella tanpa perintah dari siapapun. Menyapukan pandangan nya ke seluruh arah di kamar nya, "Bau apa ini?" Tanya nya.

"Cokelat panas," Jawab Ella berbohong, "But why does it smells like cinnamon?"

"Mungkin itu pakaian kotor aku kali," Jawab nya lagi berbohong, Mom menatap Ella curiga, "Huh, kamu pembohong yang buruk, nak. Itu ada serbukan roti dan cinnamon diatas kasurmu."

Seketika pandangan Ella berubah menjadi memperhatikkan kasurnya, dan memang benar, disana ada serbukan cinnamon dan roti, ia benar-benar tak bisa berkutik, "Gimana mau kurus kalo kayak gini?"

Mom mulai berjalan menuju ke kasur Ella kemudian membersihkan selimut, tiba-tiba saja terdengar suara gelas jatuh, Mom langsung mengalihkan pandangan nya ke arah bawah kasur, mendapati sepiring 2 cinnamon buns dan segelas coklat panas yang sudah habis.

"Astaga, makin gendut kamu kalo kamu makan nya kayak gini!" Mom mengambil seluruh makanan yang Ella sembunyikan di bawah kasur lalu meninggalkan kamar dengan membanting kuat pintu.

Ella hanya termangu, tak tahu harus berkata apa. Ia memutuskan untuk mengunci pintu kamar nya. Tak ia sadari air mata mulai tak terbendung, mulai keluar dari kedua bola mata nya. Ia bersandar di pintu, berusaha menahan isakkan keras dengan 'mengubur' wajahnya di kedua tangan. Menangis.

• • •

Angin pagi menyapu wajah Ella saat ia menaikki mobil jeep kakak nya; Grayson Cordova.

Grayson Cordova, merupakan kakak dari Ella Cordova yang memiliki kembaran bernama Ethan Cordova. Mereka tak terpisahkan. Walaupun kematian sudah lebih dulu mengambil Ethan dari Grayson. Tetapi Grayson percaya bahwa Ethan selalu ada di sisi nya meskipun ia tak bisa melihatnya.

Semenjak itu, Grayson berubah. Sangat berubah. Menjadi lebih dingin dengan orang-orang baru, bahkan ia masih ragu untuk bersikap hangat dengan keluarga nya sendiri. Walaupun begitu, Grayson hanya membuka diri nya dengan Ella, karena ialah satu-satunya orang yang mengerti keadaan nya.

"Udah sarapan?" Tanya Grayson, Ella hanya meneguk semua yang ada di mulutnya. Ia mencoba untuk tidak makan sehari penuh karena apa yang telah diucapkan Mom kepada nya di kemarin hari. Ia merasa sangat jijik dengan diri nya sendiri. Ia juga sakit hati dengan apa yang dibicarakan oleh Mom.

"Udah," Jawab nya singkat dan datar, membuat Grayson meragukan jawaban nya, "Lemes amat kalo udah sarapan."

Ella hanya tertawa hambar, "Muka lo pucet. Sakit?"

"Hah? Emang iya?" Ia langsung membuka kaca di bagian atas langit-langit mobil, kemudian memperhatikan wajah nya.

Gross.

Wajah nya... berantakan, katakanlah begitu. Bibir nya pucat, mata nya yang sayu dan bengkak karena kekurangan tidur serta menangis semalaman.

Grayson memperhatikkan wajah Ella sedari tadi, ia sadar bahwa Ella belum sarapan. Hanya saja ia suka berbohong agar orang lain tidak khawatir, "Oh, ini paling cuman pucet biasa. Gue gak pa-pa ko," Ujar nya berbohong, Grayson menatap nya miris. Ia tahu Ella suka merasa tidak nyaman, risih, bahkan benci dengan tubuh nya sendiri. Tapi bukan berarti ia harus membuat kesehatan nya terganggu.

"Hey," Panggil Grayson berbisik, "Are you sure you're really okay?"

Ella kembali menelan ludah nya kemudian mengangguk, "Gue tau kalo lo bohong gimana, la. You don't need to hide that. You know you can tell me anything, right?"

"I know, ka. I know," Balas Ella pelan, tangan Grayson mulai berjalan menuju ke kepala Ella, mengusap nya lembut kemudian mengacak-acak pelan rambut nya, "Kita sarapan ya ke restoran favorit lo."

• • •

"Slow down, lil sis," Ujar Grayson sambil tertawa,
memperhatikkan Ella yang memakan makanan nya dengan sangat lahap. Makanan nya hanya tersisa seperempat piring, sedangkan Grayson masih tersisa tiga perempat piring. Ella seketika kikuk ketika Grayson berkata seperti itu.

Apa gue serakus itu?

"Ahaha, I'm joking, santai aja. Lanjut aja makan nya," Kata Grayson sambil melahap makanan nya. Ella langsung menggelengkan kepala nya ketika pikiran-pikiran mengenai badan nya mulai bermunculan dan memenuhi otak nya.

Sial.

Nafas nya mulai tak teratur, makanan yang berusaha masuk ke tenggorokkan sekarang sudah keluar dengan sempurna di atas piring, membuat perhatian beberapa orang tertuju pada nya. Namun percuma, perhatian itu hanya membuat nya semakin sulit bernafas, ia semakin takut.

Grayson langsung berdiri dan menghampiri Ella, berusaha menenangkan nya, "Ella, look at me, c'mon, look at me."

Sebisa mungkin ia menatap Grayson, namun pandangannya lama-lama menjadi rabun, "Breath, okay? Breath... c'mon do it with me," dan seketika semua nya menjadi gelap.
______________________________________________
Hey-yo! Happy New Year 2019!

Maaf menghilang selama ribuan tahun (gadeng:p). Aku sibuk nyiapin pemantapan UN karena ini udah masuk Semester 2 :(. Dan di sisi lain aku juga lagi di luar negeri, aku gak bisa banyak update karena disini jaringan susah (aku ga beli paket roaming ke sini, jadi ngandelin Wi-Fi hotel hehehe :D).

Dan sebagai awal mula 2019, aku mau membuat cerita yang berdasarkan pengalamanku (not all of the scene was my experience), hanya sebagian rintangan hidupku menjadi thiqq girl ;). Dan semoga cerita ini bisa menginspirasi kalian untuk menjadi diri sendiri di kemudian hari yah!

Oiya, maaf nama nya sama kayak cerita yang sebelum nya karena aku gak ada ide untuk nama baru ahaha 😂

Dan by the way, harapanku di tahun baru ini kita bisa menjadi pribadi yg lebih baik lagi, aamiin!

^ Ini note sekitar awal 2019. And now it's June 2019.

Awalnya gue ragu buat upload cerita ini, karena gua takut kalo bakal nge trigger bad memori gue. Tapi fuck it lah, gua tetep upload. Semoga aja konsisten up.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

fat - s.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang