Pagi ini aku membuka segala tulisan tentang langit yang setia. Di sana tertulis bahwa langit akan sama setiap harinya. Setelah berpetualang menjelajahi langit, aku tersadar langit tetap langit sampai kapan pun. Wajar saja aku sempat terkurung tak menyaksikan langit. Jadi aku terkejut dan menulis puisi tidak jelas.
Langit yang dulu terbentang
Indah dengan ketenangannya
Yang birunya menghampar
Hampa sejauh mata memandang
Sampai aku hilang pandang
Kelabu datang bersama riuhnya angin
Sebentar aku bersedih
Gelap! Aku merasa gelap
Di situ pula aku sesak
Begitu terkejut seakan dirampas
Hampir tak sadar kemudian terbangun
Dibukakan mataku lalu melihat
Engkau.. Berwarna
Hampamu terhias, tampak!
Ternoda warna pelangi
Engkaukah langit kemarin?
Yang tak lagi biru.
Kala itu langit menyapaku tanpa izin sambil membentangkan pelangi, aku bingung. Tapi girang setelahnya. Aku tidak paham.
📝by : Aas Mutiara
YOU ARE READING
Biar akhir cerita yg berbicara~
Thơ caSebuah perasaan yang dituangkan dalam tulisan.