Special for my friend💦
Waktu itu, seorang diantara sepasang berkata, "janji ya kita temenan ga jaiman".
Yang satunya menyaut, "iya, in syaa Allah"
(Januari 2018)Waktu selalu menjadi pemenang atas segala kejadian. Kita yang sama sama di dekatkan oleh keadaan. Keadaan dengan penuh rahasia memaksa kita bertemu. Memaksa aku, untuk mengenal sosok yang sedang membaca ini dengan serius.
Harganya tidak murah. Kupikir ini akan berjalan mudah. Ternyata, semua pertemanan ini cukup membuatku lelah. Ada kawan yang sampai berubah menjadi lawan hanya karena saya berteman dengan anda. Semesta tidak ingin ini mudah terlupa rupanya.
Waktu libur membuat saya terbiasa dengan anda. Tapi, dengan keadaan yang makin tak terbaca, saya pernah berpikir untuk pergi. Pergi dari seuatu yang sudah nyaman, itu sedikit menyakitkan. Demi kebaikan, aku coba biasakan.
Siapa si yang sedang saya bahas? Iya, dia.
Kepada dia,
Sebuah ketidakmengertian yang tidak mudah diusaikan. Teka tekinya rumit. Penuh ketidakmengertian yang konstan. Rumit. Penuh kerahasiaan.Kepada dia,
Aku rubah katanya jadi anda.
Sulit harus bilang dengan kata dia berulang-ulang.Anda.
Definisi menjauh untuk menjaga, tapi takut kejauhan. Ada banyak hal yang kemudian kita sadari, bahwa jauh bukan solusi untuk beberapa orang. Kita (mungkin) contohnya. Jadi prinsip itu dipotong dengan senang, menjaga saja.Anda.
Tidak ada klasifikasi yang jelas apakah tampan atau tinggi. Klasifikasi hanya berlaku bagi kaum pilih-pilih yang tidak suka melihat utuh.
Seperti ibu-ibu yang menyukai perhiasan, tapi tidak pernah menerima harga utuh.
Klasifikasi paling menonjol adalah saya peduli, dan anda hargai.Anda.
Cara menuliskannya beribu. Bisa jadi benda indah atau kata kata rumit seperti rumus kelas IPA. Beberapa menjadi logika filsafat dan geometrika tidak sederhana.
Tapi kebanyakan menuliskanmu dengan sebutan yang biasa di lontarkan. Aku tidak ingin menuliskannya. Takut orang lain ikut ikutan. Dan bisa bisa nantinya tidak menjadi sebutan bagi percakapan biasa kita.Anda.
Aku ubah katanya menjadi, kita.
2 orang dengan masa lalu berbeda. Berbagi dalam bentuk tidak nyata. Tidak ada yang istimewa. Hanya menjaga nama sesama dengan cara yang sederhana. Antara saya dan anda. Tidak mudah terjabarkan seperti asam basa. Kita bukan kimia yang terionisasi sempurna.Aku bahagia,
Kalau kamu bahagia,
Bareng aku 😏Ini, kuberi jam. Agar kau tau, kalau ini susah waktunya pergi dari hal hal yang tidak membuat bahagia.⏰
Akan kusiapkan selembar puisi terkuat. Kata katanya adalah prajurit semangat. Dan rimanya akan membuatmu terpikat.
Buat apa?
Agar esok, apa yang akan membuatmu pergi, pergi.Barusan kulihat jam. Ternyata ini jam rutinitas harian saat kita masih sering bercanda. Barusan kulihat kalender, kau akan pulang. Kita akan seatap langit yang sama. Sepijak pada tanah marangan lagi.
Inginnya semua ini bersambung, bukan malah menggantung.Kalau benar harus ada yang di culik waktu,
Aku ingin bertanya pada tuhan.
Apa yang membuatmu pergi.
Kau juga boleh bertanya pada tuhan.
Apa yang membuatku menunggu.Aku pernah berjanji (1 Januari 2019)
Tidak akan lagi menangis. Sebesar apapun masalahnya. Padahal saat semua indra tidak bisa mewakili perasaan, air mata selalu menjadi jalan.Mari tuntun saya, ajari saya, agar kuat.
Tolong, anda jangan lagi pura pura kuat. Saya yang ga tega. Bisa bantu saya mengurangi rasa khawatir?
Bagaimana aku akan lupa. Bahkan biologi sering membahas asalmu. Kita pernah setidaknya berjanji, untuk tidak menangis lagi, untuk selalu pamit, untuk berteman tanpa jaiman.
Tanpa kita sadari, kita sedang berjudi dengan waktu. Memainkan kartu keberuntungan. Menunggu siapa yang akan menang.Aku egois. Aku ingin menantang waktu. Aku ingin bergulat dengan takdir. Serakah sekali dia mengambil ini itu. Tidak adil. Ingin kubicara baik baik dengan waktu, meminta satu saja untuk saat ini. Jaga dia dalam dekap hangat. Jaga jarak, agar tak terlalu jauh terselak.
Untuk hari hari yang semakin cepat berganti, aku ingin kau mengerti. Sebagai kawan, dedikasiku nyata. Kudoakan kau selalu itu fakta. Dan tentangmu, tak akan aku jeda.
Bagaimana bisa saya melupakan anda, kawan? Jika anda adalah alasan saya untuk tertawa. Menahan agar tak jatuh air mata.
Bagaimana bisa, kawan?
Jika anda terus saja menyebalkan bagi saya. Membuat saya marah marah tak tentu. Jadi sering sekali menghindar dari anda.
Tapi saya yang awalnya menjauhi, justru paling peduli. Yang awalnya kau adalah sosok menyebalkan, sekarang hariku seperti ada yang kurang apabila kau hilang. Eak😂Bagaimana saya akan pergi, tuan?
Jika dalam setiap lembar, selalu kudapati anda disana. Dalam larik dan judul tak bernama.Pergi saja sesukamu.
Aku bisa menunggu semaukuSaya pernah memohon, agar dapat melupakan mu. Tapi yang terkabul justru aku lupa caranya melupakan anda.
Lagu itu kuputar. Mengalun membisik.
Sungguh ku tau, kau tak ingin ku tak ingin.
Semuanya berakhir. Lepaskanmu dari hangat pelukmu. Dan bila rasa rindu menyentuh lembut, satukanlah rasa itu walau hanya dalam mimpi bertemu lagi.
(Ruang mimpi- Jupitershop)Masih disimak? Iya anda, Naufal Hanif.
Semakin saya tau kekuranganmu, semakin saya ingin membersamaimu dalam memperbaiki diri. Kau tau? Keinginan itu hanya pernah tersampaikan pada seseorang. Anda.Glad to have you as a friend, han.
The best rese, bawel, sok tau, sok cakep.Jangan pergi, aku masih ingin menulis tentang semua yg kita lalui.
Saya tidak bisa memberi apa apa. Hanya doa, support, dan selalu ada. Karna hakikatnya, manusia hanya bisa memberi apa yang dia punya.
20 Februari? Nambah usia. Ah, belakangan. Selamat tambah tua untuk Februari taun lalu.
Saya jadi yang terakhir saja. Karna siapa tau, jika yang diawal pergi, anda masih punya saya diakhir.Akhir liburan.
4 Januari 2019
- Fat -Semoga Allah ridho dengan pertemuan ini. Semoga Allah selalu menjagamu. Semoga Allah memberikan yang terbaik bagimu. Semoga Allah ridho, bahwa saya pernah meluangkan waktu untuk menemani manusia jomblo di Batang sana. Semoga Allah ridho, semoga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu
FanfictionTeruntuk dia. Entah dr kamu untuk dia mu. Atau dariku untuk diaku. Sedang aku tidak memiliki dia.