ONE

3 1 0
                                    

Tittt

Tittt

Tittt

Tittt

"I-ini sudah hari ketiga."

"Noona bangunlah." Ucap lelaki itu terisak.

"Noona." Lelaki itu memegang tangan kekasihnya. "Aku rindu."

Tittt

Tittt

Tittt

Tittt

Hening, hanya ada bunyi mesin rumah sakit yang memenuhi ruangan itu.

Jeno diam, sambil menciumi tangan wanita yang kini digenggamnya. Sambil menatap lurus, tiba tiba..

Ceklek

"Oppa?"

Jeno mengabaikan panggilan itu. Dia tetap memandangi Xiyeon yang  sedang terbaring sambil sesekali menciumi telapak tangannya.

"Oppa, makan dulu." Ucap Seoyeon seraya memegang pundak Jeno.
"Eonni juga tidak akan senang jika melihatmu begini. Ay--"

"Tapi dia tidak sedang melihatku."

Seoyeon menghela napas pelan. Kemudian meletakkan bungkusan nasi goreng itu di meja sebelah Jeno.

"Kakakku itu orang yang kuat. Dia pasti bangun. Aku keluar dulu." Pamit Seoyeon.

Jeno tidak menghiraukan kata kata Seoyeon itu, padahal dia mendengarnya. Yang ada di otaknya sekarang hanyalah 'Xiyeon harus bangun. Kekasihku harus bangun'.

Kejadian tiga hari yang lalu, membuatnya sangat syok dan terpukul. Dia terus mengutuk dirinya sendiri.

FLASHBACK ON

"Ahh Noona sekali ini saja."

"Tidak jeno." Ucap Xiyeon sambil menggerak telunjuknya.

"Jika aku menang, hadiahnya akan sangat besar. Kita bisa menghabiskan waktu. Berlibur kepantai, kegunung, atau mungkin ke starbucks hehehe." Jeno mencoba meyakinkan Xiyeon.

"Nope." Sayangnya Xiyeon tetap menolak. Bisa bisanya kekasinya itu meminta ijin untuk balapan liar.

Ya memang hadiahnya sangat menggiurkan, tapi jika itu menang.

Jika tidak? Ohhh hanya menghabiskan bensin. Apalagi jika ada hal buruk yang terjadi. Tentu saja Xiyeon tidak mengijinkan.

"Haish kau memang tidak mencintaiku." Ucap Jeno kesal.

"Mwo???" Xiyeon terkejut mendengar Jeno berkata seperti itu.

Jeno berjalan cepat mendahului Xiyeon, dia kesal. Dia hanya ingin membahagiakan Xiyeon. Jika dia menang, uangnya akan Jeno gunakan untuk berlibur dengan Xiyeon.

Tapi apa? Xiyeon menolak, tanpa Jeno tanya alasannya dia langsung kesal dan berjalan meninggalkan Xiyeon.

Sore itu mereka pulang sekolah berdua, jalan kaki. Jeno tetap saja mengabaikan panggilan Xiyeon dia belakangnya.

Lampu jalan sedang merah, Jeno tau itu. Dia menyebrang meninggalkan Xiyeon dibelakangnya dan tanpa Jeno sadari saat di tengah perjalanannya, lampu berubah hijau.

"LEE JENO AWAS!!!" Teriak Xiyeon setengah mati diseberang jalan saat melihat sebuah truk pengangkut ice cream melaju. Dia berlari ke arah Jeno gelagapan.

Grep

"LEE JENO!" Xiyeon langsung menarik tangan jeno minggir dari jalan raya itu. Mereka terjatuh bersamaan dipinggir trotoar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Macaroon - Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang