Dilarang masuk

4.4K 260 13
                                    

Lima orang remaja itu kini sedang berkumpul di sebuah caffe.

"Happy birthday, Diandra!" Seru Talita.

"Happy birthday, Di." Ucap Fadhil.

"Happy birthday, rempong." Celetuk Riko.

"Hbd." Ujar Angga datar. Angga emang gitu, dingin.

"Ah, makasih!!!" Seru Diandra.

"Traktirnya mana nih?" Tanya Talita.

"Yaudah kalian pesan apa aja nanti gue yang bayar." Balas Diandra.

"Asik." Ucap Riko.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Tapi, kelima remaja itu tak kunjung beranjak dari tempatnya.

"Gue ke toilet dulu, ya?" Pamit Diandra, kemudian dia beranjak dari kursinya.

"Sendiri?" Tanya Fadhil. Namun Diandra sudah berjalan ke arah toilet.

"Kenapa? Lo mau ikut?" Sahut Talita sambil melihat ke arah Fadhil malas.

"Eh, eh, gimana kalau kita kasih suprise ke Diandra?" Usul Riko.

"Suprise apaan?" Tanya Talita.

"Ke kolam sekolah!" Lanjut Riko.

"Eh?" Angga yang tadi diam langsung terlihat kaget.

"Gila lo! katanya ada yang pernah meningal disana." Seru Talita.

"Wah boleh tuh." Sahut Fadhil.

"Yeh, bilang aja takut!" Ejek Riko.

"Gue enggak takut!?" Tantang Talita.

"Yaudah kalau gitu terima aja!?" Tambah Riko.

Talita diam.

"Gimana, setuju enggak?" Lanjut Riko.

"Males. Mending balik." Balas Angga ketus.

"Ah gak seru lo." Fadhil mendorong bahu Angga.

"Ck. Yaudah." Balas Talita pasrah.

"Angga ikut kan?" Tanya Talita ke Angga.

"Lo ikut gue ikut." Jawab Angga.

"BUCIIIN." Sahut Riko kesal.

Talita dan Angga hanya diam menanggapinya.

Saat mereka sedang asik membicarakan, Diandra datang.

Diandra duduk sambil memicingkan matanya, saat melihat temen-temennya menatapnya.

"Apa? Mau makan lagi?"

"Sini deh," panggil Talita.

Diandra mendekat.

Talita mengeluarkan sapu tangan berwarna hitam dari tas ranselnya.

"Eh, mau ngapain?"

"Balik aja, ini suprise!" Diandra menurut berbalik dan Talita memasangkan sapu tangan itu ke mata Diandra kemudian mengikatkan.

"Gelap!" Ucap Diandra.

"Ngak apa-apa, gue yang ngarahin lo jalan." Ucap Fadhil

"Gue aja," Potong Talita.

"Gue aja gue." Sahut Riko.

"Gak. Gue aja. Elo mah nanti buat Diandra sial." Talita mulai menuntun Diandra jalan.

Riko membuang nafas berat. Padahal kan ia hanya mau usil, seperti sengaja menyuruh Diandra menabrak tembok.

Emang dasar Talita galak!

"Kita lagi dimana sih?" Tanya Diandra.

"Di dalam mobil." Jawab Fadhil.

"Emang mau kemana?"

"Rahasia!"

"Lewat sini." Talita mengarahkan tubuh Diandra.

"Serius ini mau dibuka?" Pertanyaan pertama yang diucapkan Angga.

Riko menatap ke depan. Sebuah pintu kayu tua yang sudah terisolasi garis polisi.

"Buka aja deh!" Seru Riko sok berani dan menarik garis polisi tersebut.

"Pintunya kayaknya dukunci." Ucap Fadhil.

"Tal, lo ke mobil saja ngambilnya gunting."

"Oke!"

Riko tiba-tiba menjadi takut. "Kok aurahnya beda ya?"

"Aurah lo kali." Ucap Angga.

"Eh, ini kita dimana? Gue buka aja ya?" Ucap Diandra.

"Jangan!" Fadhil menurunkan tangan Diandra yang sudah bersiap ingin membukanya.

"Nggak ada gunting di mobil. Gue udah periksa ke semua tempat." Ucapan Talita.

"Loh, bukanya tadi ada?"

"Diumpetin Angga kali." Ujar Riko.

"Gue nggak gila kayak lo." Ucap Angga datar.

"Eh, itu, pinjam jepit lo aja." Ucap Fadhil.

Talita mengangguk dan melepaskan jepitannya.

Fadhil mengarahkan jepit Talita ke lubang kunci.

Tidak terbuka.

"Ah lo sok ngikutin di film-film sih. Hahah." Riko terlihat tertawa melihat aksi Fadhil.

"Ck. Minggir." Angga maju ke depan pintu. Lalu tanpa aba-aba dia menendang pintu.

Brak!

Pintu terbuka, bau ruangan lama langsung menusuk indra penciuman mereka.

Talita kembali membantu Diandra berjalan.

Fadhil, Riko, Talita dan Angga saling bertatapan.

Memberi isyarat agar segera mendorong Diandra ke kolam.

Kolam itu walaupun sudah lama masih kelihatan bersih.

"Serius?" Talita berucap tanpa suara.

Riko menganguk, Fadhil menganguk, Angga menatapnya datar.

BYUR!

Talita mendorongnya.

***

Ini cerita gue colab sm KharlynUlle .
Jd ini sistem updatenya bakalan 1 part di gue dan 1 part selanjutnya di dia.
Cerita ini bakalan di update sesering mungkin. Sekian.

Dilarang masukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang