Mencintai berarti mengikhlaskan sebab mencintai artinya diri tidak berharap balasan.
~~~seseorang dari cerita ini~~~
Ditulis oleh ayafluu
🥚🥚🥚Menjadi arsitek dengan jam terbang yang cukup banyak tak membuat seorang pria menolak tawaran proyek di luar negeri. Alasan lain menerima tawaran itu karena ingin mengikhlaskan wanita yang dicintai bahagia bersama pria lain. Ia beranggapan jika mencintai berarti mengikhlaskan sebab mencintai artinya diri tidak berharap balasan. Karena jika berharap, bukan mencintai namanya, tetapi terobsesi apalagi sekarang banyak orang yang mengatasnamakan cinta terhadap perasaan obsesi semata.
Ia menghela napas panjang lalu merenggangkan otot tangannya karena hampir tiga jam berkutat dengan laptop. Membuat rencana anggaran biaya untuk sebuah proyek baru mengharuskannya lebih banyak menghabiskan waktu di depan laptop daripada ke lapangan untuk memantau pekerjaan para tukang. Tak banyak yang dapat dilakukan di negara orang karena ia memang hanya fokus bekerja, bukan yang lain.
Setelah tinggal beberapa bulan, tak membuat ia bosan di sana. Sudah banyak juga teman yang didapat selama tinggal di Kanada, baik dari kalangan sesama pemborong maupun yang sering ditemui saat bersantai di kafe. Meski begitu, ia tidak lupa dengan keluarga yang ada di Indonesia sebab bekerja di negara orang tak lain dan tak bukan demi membahagiakan keluarga. Ia selalu tersenyum tatkala pecahan memori bersama mereka tiba-tiba datang saat dirinya tengah bekerja.
“Permisi, Tuan!” Pelayan kafe langganan pria itu tersenyum lalu memindahkan pesanannya dari atas nampan ke meja. “Ini pesanan Anda, selamat menikmati.”
Ia hanya tersenyum menanggapi. Setelah itu, ia mulai menyeruput kopi panas yang dipesan saat baru duduk di kafe. Karena Kanada terkenal dengan iklim yang sangat dingin, secangkir kopi panas memang sangat cocok untuk menghangatkan suhu tubuh apalagi masih banyak anggaran yang harus dihitung. Selama tinggal di negara itu, ia baru merasakan yang namanya musim gugur dan dingin, padahal di sana terdapat empat musim.
Terkadang jika musim panas tiba, sebagian daerah di Kanada mengalami yang namanya fenomena midnight sun. Di mana saat itu matahari tidak akan tenggelam selama 24 jam. Begitu juga saat musim dingin tiba, fenomena polar night akan muncul di beberapa daerah yang akan menyebabkan matahari tidak terbit bahkan saat jam 1 siang waktu setempat. Begitu banyak kejadian terjadi di negara yang terletak pada bagian Amerika Utara itu.
Suara notifikasi yang berasal dari laptop membuatnya langsung menatap layar laptop. Ia mengernyit saat membaca pesan yang dikirim oleh Reza ke email. Bagaimana tidak? Di sana tertulis jika Reza pernah mengirim pesan, tetapi dirinya sama sekali tak menggubris. Tanpa berpikir panjang, ia langsung mencari pesan yang dimaksud Reza karena tak ingin ketinggalan informasi mengenai kerabatnya yang ada di Indonesia.
“Astaghfirullah!” Ia kembali membaca pesan yang sudah ada sejak sebulan lalu di emailnya dengan saksama. “Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun! Shila meninggal di saat saya belum menepati janji untuk membuatnya bartaubat? Ya Allah, tolong maafkan hamba,” sambungnya.
Ia mengusap wajah dengan gusar lalu mengambil ponsel untuk menghubungi Vanessa. Ia tak tahu harus menghubungi siapa selain wanita itu karena tidak memiliki kontak kerabat yang lain. Ia menghela napas panjang saat panggilan pertamanya tidak diangkat. Meski begitu, ia tak menyerah. Ia kembali menghubungi wanita yang pernah berhasil mencuri hatinya dan untung saja langsung diangkat.
“Assalamualaikum!” seru seorang pria di sebarang telepon.
Ia mengernyit saat mendengar suara itu karena merasa tak asing. Tinggal di negara orang membuatnya ketinggalan informasi. Dengan rasa penasaran yang tinggi, ia mengembuskan napas panjang lalu kembali menyeruput kopi yang mulai mendingin.
“Waalaikumussalam! Kenapa kamu yang mengangkat telepon Vanessa?” tanyanya setelah menelan kopi.
Terdengar suara kekehan dari seberang telepon. “Karena tidak tinggal di Indonesia, kamu tidak tahu-menahu tentangku dan Vanessa, ya?”
“Wait a minute! Kalian rujuk?”
“Kamu tidak perlu tahu. Fokuslah bekerja di sana dan jangan lupa mencari jodoh!” Orang di seberang telepon kembali tertawa. “Oiya, mengapa kamu menelepon? Apakah ada kabar buruk?”
“Ah, iya! Aku mau menanyakan tentang Shila. Apa benar kalau dia meninggal?”
“Berita itu benar. Aku sudah mengabarimu tepat di hari kematiannya, tetapi kamu tidak merespons emailku,” jawab orang itu.
Ia merasa oksigen di sekitarnya tak bisa dihirup tatkala mendengar jawaban itu. Ia benar-benar telah ingkar. Padahal saat Almarhumah Shila meminta untuk dituntun berhijrah di taman, ia setuju. Namun, karena tuntutan pekerjaan di salah satu negara yang berada di benua Amerika, ia melupakan janji itu.
Ya Allah, tempatkanlah Shila di tempat terbaik dan ampunkanlah dosa-dosa yang diperbuatnya semasa hidup.
“Aku sangat sibuk mengurus proyek di sini dan banyak email yang masuk, jadi aku tidak tahu kalau kamu mengirimkan email.”
“Sudahlah, tak apa. Yang Almarhumah butuhkan hanya doa dari kita semua. Kamu harus menjaga diri di sana dan semoga selalu dalam perlindungan Allah. Aku selalu berdoa untukmu agar cepat diberi jodoh karena aku juga ingin kamu merasakan nikmatnya pernikahan yang penuh dengan rasa cinta.”
Ia terkekeh. “Terima kasih atas doamu. Aku juga selalu mendoakanmu agar senantiasa berhenti menyakiti wanita dan dapat menjalankan pernikahan dengan cinta, bukan pernikahan tanpa cinta lagi.”
Banyak percakapan yang terjadi antara dirinya dan juga orang yang mengangkat teleponnya di ponsel Vanessa. Setelah itu, ia bangkit dan meninggalkan selembar uang dolar Kanada di atas meja. Ia berjalan sambil menutup ritsleting tas lapotop hingga tak melihat jalan. Alhasil, ia menabrak seseorang yang sepertinya baru masuk ke dalam kafe.
“Astaghfirullahal azim!”
Ia mendongak selepas tas laptop itu tertutup dengan sempurna. Ia mengernyit dan berusaha mengingat sosok yang tak sengaja ditabraknya. Ia merasa seperti pernah melihat wanita yang berdiri sambil menggendong seorang bayi di hadapannya itu. Begitu bayangan tentang wanita itu muncul, ia menunjuknya dengan tatapan kaget.
“Kamu?”
***
25 Agustus 2019
25 votes and 10 comments for next part
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In Canada
RomanceSpinoff Marriage With(out) Love Demi mengikhlaskan wanita yang dicintai, ia rela menerima tawaran proyek di luar negeri. Tak lupa juga ia selalu menebar kebaikan agar banyak yang merasakan yang namanya kebahagiaan walau hanya sekecil butir beras. Ya...