By: winstories_
Dasi...
Topi...
Tas...
Buku...
Tugas...
Ah tugasku! Aku belum mengerjakannya, tamatlah riwayatku. Oke tenang, aku pasti bisa mengerjakanannya nanti sebelum bel masuk berbunyi. Eh tapi tunggu dulu, ini sudah jam berapa? Mataku langsung membulat menatap jam yang mununjukkan pukul 7 yang tergelatak begitu miris di lantai, pasti ini ulah ku yang membuangnya asal saat benda itu berdering sebagai alarm untuk membangunkanku.
Dengan cepat aku mengemasi segala macam barang yang harus aku bawa ke sekolah. Aku sempat melihat pantulan diriku di depan cermin, sangat mengenaskan. Merasa tak punya banyak waktu lagi untuk membenarkan penampilan, aku langsung meraih sisir dan memasukkannya ke dalam tas kemudian dengan cepat berlalu keluar kamar.
Untuk kesekian kalinya aku harus terburu-buru berangkat ke sekolah. Ini pasti karena tadi malam aku begadang untuk membaca cerita di aplikasi kesayanganku hingga pukul 3 pagi. Jangan salahkan aku yang begadang, tapi salahkan para penulis aplikasi bernama wattpad itu yang membuat aku candu dengan cerita-cerita yang mereka buat. Ah ya, aku sampai lupa memperkenalkan diri. Namaku Prilly Calista, aku adalah siswi kelas 2 SMA. Aku adalah anak bungsu dari 2 bersaudara. Ya, aku memiliki seorang kakak laki-laki, Vino. Namun kak Vino tak tinggal bersamaku karena ia kuliah di luar negeri tepatnya di Berlin. Ia hanya pulang saat libur, dan kalau tidak salah minggu-minggu ini sudah jadwal ia libur. Mungkin beberapa hari lagi ia akan pulang, aku sudah sangat merindukannya.
Aku menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa, pasalnya sedari tadi ponselku tak hentinya berdering. Dia pasti sudah menunggu lama, dan aku harus siap-siap mendengarkan ocehan, oh ralat! Gumaman dinginnya.
"Prill, sarapan dulu sayang."
Aku menoleh ke arah mama berada, mama sedang menata makanan di meja makan. Merasa tak enak karena sudah disiapkan sarapan aku pun menghampiri mama.
"Pagi Ma. Prilly bawa aja ya rotinya, udah telat soalnya, udah ditungguin juga. Assalamualaikum."
Setelah mengambil sepotong roti dengan selai kacang kesukaanku, aku langsung mencium punggung tangan mama dan bergegas pergi.
"Hati-hati sayang. Itu tali sepatu kamu di iket dulu, ntar jatuh."
Aku hanya mengacungkan jempol mendengar teriakan mama dan malam berlari keluar rumah. Ah masalah tali sepatu bisa diikat nanti, yang terpenting sekarang aku harus cepat-cepat menemui seseorang yang pasti sudah sangat jengah menungguku.
"Pagi," sapaku dengan senyuman semanis mungkin. Semoga senyumku bisa membayar keterlambatanku. Kulihat seseorang yang sedari tadi menungguku dengan bersandar di mobilnya hanya memutar bola mata malas lalu bergegas memasuki mobilnya.
"Tali sepatu kamu lepas tuh, pasang dulu," katanya datar sebelum benar-benar masuk ke dalam mobilnya. Setelah mengatakan itu ia langsung memasuki mobil.
Aku mendengus kesal. Hanya itu? Hei! Tadi malam aku membaca salah satu cerita di wattpad. Kebetulan adegan dan situasinya tak jauh berbeda denganku kini. Si cewek tali sepatunya lepas, dan si cowok dengan sigap mengikatkannya. Aku berdecak kesal saat menyadari bahwa kisahku sama sekali tak sama dengan cerita yang sering aku baca. Lihatlah bagaimana ia dengan cueknya memasuki mobil dan hanya mengingatkan. Tak adakah inisiatif untuk mengikatkan tali sepatuku?
Tinn....
Aku terperanjat kaget saat mendengar suara klakson dari mobilnya. Tersadar bahwa aku malah melamun membuatku dengan cepat langsung memasuki mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejuta Rasa
FanfictionIni adalah kumpulan short story dari para penulis APL. Temukan kisah-kisah seru disetiap ceritanya