a

339 52 1
                                    

"Cewek, sombong banget sih kiw" goda Hyunjin melihat seorang gadis lewat didepannya dengan sedikit bingung.

Gadis itu menoleh, menatap tajam tepat pada kedua bola mata Hyunjin, membuatnya tak bisa berkutik.

"Idih, jin tomang pagi pagi udah sama cewek, hai kak, eh murid baru?" tanya Han Jisung yang kemunculannya seperti jalangkung.

Gadis itu mengangguk, sembari mengalihkan tatapannya dari Hyunjin ke Jisung. "Bisa tolong anter ke kelas kak Dahyun?"

Jisung hanya mengangguk sebagai jawaban, meninggalkan Hyunjin yang sedang misuh misuh sendiri karena baru kali ini ia gagal ngegodain cewek.

***

Jisung hanya diam, tidak berani mengucapkan sepatah katapun pada gadis disebelahnya. Sedang gadis itu hanya berjalan lurus kedepan. Sesekali ia membenarkan letak kacamatanya yang menyangkut pada masker yang ia pakai.

"Chaeyeon!!!" terdengar suara, sepertinya kak Dahyun.  Benar saja, saat Jisung menoleh, ia mendapati kakak kelasnya sedang setengah berlari kearah gadis itu dari arah kantin.

"Eh, ada Jisung, makasih ya udah nganterin Chae" Dahyun menyapa ramah pada Jisung. Siapa yang tidak kenal pada Kim Dahyun, pacar dari mantan ketua osis—Lee Minho yang dikenal dengan keramahannya.

"Iya, permisi ya kak, Jisung duluan" Dahyun mengangguk kemudian menyerahkan seluruh atensinya pada gadis yang ia panggil Chaeyeon tersebut, melupakan fakta bahwa kebab yang ia beli mulai dingin bersamaan dengan udara musim penghujan kota Bandung.

"Apa kabar kak?" tanya Chaeyeon. "Baik, kok, Chae. Ayuklah kakak anter kekelas kamu!" Dahyun menarik tangan Chaeyeon. "Emang kakak tau kelasku dimana?" Dahyun mengangguk.

"Bukankah wajar jika anak dari kepala sekolah tau banyak hal" Dahyun menggandeng tangan gadis itu. Chaeyeon pun lupa satu fakta bahwa kak Dahyun adalah anak kepala sekolah.

"Chaeyoung!" panggil Dahyun pada seorang gadis yang lebih pendek dari Dahyun. "Ahh, kak Dahyun, ada apa?" Dahyun menarik Chaeyeon untuk segera berlari kearah Chaeyoung. Untungnya sekolah masih sepi hingga tak ada yang menghalangi jalan mereka.

"Kenalin, ini Lee Chaeyeon, dia bakal sekelas sama lo" Chaeyoung mengangguk antusias. "Hey, gue Chaeyoung, lo Lee Chaeyeon yang sepupunya kak Minho kan?" tanya Chaeyoung.

Chaeyeon mengangguk, "Lee Chaeyeon, kak"

"Kak? Eh, kak Day, emang muka gue setua itu ya?" Dahyun terkekeh pelan. "Dia mantan anak akselerasi, Chae. Yeon, kamu barengan sama Chaeyoung ya, nanti istirahat bareng sama temen gue satu lagi namanya Chou Tzuyu"

Chaeyeon mengangguk kemudian mengikuti arah langkah Chaeyoung menuju kelas 11.

"Hello epribadehhhh!!! Nyai in your areahhh!!!" teriak Chaeyoung. "Halah, Nyai pagi pagi udah berisik. Piket lo!" omel seseorang didepan pintu yang Chaeyeon kenali Lucas dari nametagnya.

"Chae, duduk bangku gue dulu aja, gue mau piket nih" Chaeyeon memganguk kemudian menuju bangku yang ditunjuk Chaeyoung.

"Anak mana lo bawa bawa?" tanya Lucas. "Ye, kepo aja, udah gausa digebet, masih ada Yuqi. Jatah Mark ini tuh!" omel Chaeyoung.

"Apaan nih bawa bawa gue?" tanya seseorang dari pintu yang Chaeyeon duga adalah Mark. Chaeyoung dan Lucas tidak menanggapi, masih sibuk pada tugas piketnya.

Sementara Mark asyik mengedarkan pandangannya ke sekitar dan mendapati Chaeyeon yang duduk dibangku Chaeyoung sambil bertopang dagu.

"Eh, lo Lee Chaeyeon bukan?" tanya Mark. Chaeyeon hanya mengangguk, mengetahui ada yang mengenalinya disini membuatnya sedikit terkejut.

"Gilaaaa, gue ngefans banget sama lo! Kok pindah?" Chaeyeon membuka maskernya. "Biar bisa dijagain bang Minho"

"Chae, nanti foto bareng yaaa, pleaseee" ucap Mark setengah memohon. Chaeyeon mengangguk lalu memakai maskernya kembali dan berniat membantu Chaeyoung.

***

"Perkenalkan, nama saya Lee Chaeyeon, salam kenal" sesingkat itu perkenalan Chaeyeon yang membuat kelas 11 Mipa 3 sontak senyap.

"Chae, bisa buka maskernya gak?" tanya Changbin. Chaeyeon pun membuka maskernya kemudian tersenyum pada seluruh anggota kelas.


"Cantik anjirrr!!!" suara yang berasal dari jendela kelas itu sontak menarik perhatian seluruh penghuni kelas terutama wali kelas mereka, bu Yoona.

"Hey, Lee Felix sedang apa kamu disitu?! Sini kamu!" bu Yoona jelas sudah mengenal orang tersebut hanya dari suaranya. Lee Felix yang selalu buat onar dan langganan masuk ruang konseling beserta antek anteknya, Hwang Hyunjin dan Han Jisung.

***

"Kalian bertiga masih kelas sepuluh sudah berani mengintip kakak kelas hm? Buat permintaan maaf dan minta tanda tangan dari pengurus inti osis serta seluruh murid sebelas mipa 3!" kira-kira begitulah mandat hukuman dari bu Yoona untuk tiga serangkai tersebut.

Dengan berat hati Hyunjin mulai menuliskan permintaan maaf pada selembar kertas folio hasil 'malak' dari Minjoo.

Sedangkan Jisung baru kembali dari kantin untuk membeli folio karena Minjoo tidak mau berbagi padanya.

Lain dengan Felix yang justru hampir selesai saking semangatnya. "Cepet amat sih lo bikinnya?" tanya Jisung. "Ya kan kalo gue bikinnya cepet gue juga bisa modus ke kak Chaeyeon, hehe" Felix nyengir dengan watados.

"Halah, udah buruan terus kita ke perpustakaan cari data, biar sekali kali jam kosongnya pak Xiumin kita gunakan untuk hal yang berfaedah" Jisung hanya merutuki dirinya sendiri karena mau berteman dengan orang gila macam Felix.

biscuitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang