Kenangan menghasilkan beragam rasa yang membekas dalam memori. Beberapa kenangan terlalu pahit bahkan untuk dihapus begitu saja dari ingatan. Namun sebagian pun akan terasa manis jika hanya hidup di masa lalu.
Kenangan menghasilkan beragam rasa yang membekas dalam memori. Beberapa kenangan terlalu pahit bahkan untuk dihapus begitu saja dari ingatan. Namun sebagian pun akan terasa manis jika hanya hidup di masa lalu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
sumber: jakpost.net
Dilan 1990, merupakan sebuah kisah yang bermula dari potongan-potongan memori yang sengaja ditarik kembali dari masa lampau oleh Milea Adnan Husein. Milea atau Lia, sapaan hangat bagi sang tokoh utama, yang mengambil peran sebagai pendalang di balik kisah antik antara Dilan dan Milea pada novel karangan Pidi Baiq yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2014. Dalam Dilan 1990, Milea mencoba merangkai potongan-potongan ingatan akan kisahnya di masa remaja bersama Dilan dan kenangan-kenangannya yang lain seperti halnya pada permainan puzzle. Kepingan-kepingan memori tersebut ia bagikan ke dalam sebuah rangkaian cerita antik dan kompleks yang berlatar tempat di kota Bandung, Jawa Barat pada tahun 1990an, setelah masehi tentunya.
Saat membaca novel Dilan 1990 tersebut, julukan 'Bandung Lautan Api' tidak akan nyambung dengan atmosfer kota Bandung yang dihadirkan kembali oleh Pidi Baiq dalam novelnya tersebut. Nuansa Bandung ala Pidi Baiq adalah Bandung era 90an yang klasik dan suasana yang terasa lebih khusyuk. Lewat Milea, Pidi Baiq mengenalkan satu per satu cerita masa muda dari sudut pandang seorang gadis perantauan asal Ibu Kota. Tak hanya bertutur tentang cerita semasa muda, tapi juga sembari mengingat kembali potret kota Bandung di masa lampau. Tentunya, ini semakin menambah syahdu dongeng kala muda seorang Milea. Nuansa 90an yang sangat kental seakan menjadikannya seperti 'penguat rasa' pada latar tempat dan waktu, penokohan, dan juga alur kisah ini.
Pada awalnya, saya pikir cerita Dilan-Milea tersebut merupakan salah satu cerita roman picisan yang tidak pernah berhasil membuat saya tertarik untuk membaca. Namun Pidi Baiq dengan jenius melahirkan kisah 'cinta-cintaan' para jiwa muda yang dikemas dengan gaya berbeda. Gaya penarasian yang asik dan santai, tapi juga tidak main-main, berhasil membuat saya dan jutaan teman-teman pembaca jatuh hati bukan kepalang. Pembawaan karakter Dilan sebagai bad boy yang mahsyur, ditambah gombalan-gombalan mautnya yang selalu diiringi dengan kelakar-kelakar recehnya sukses membuat pembaca yang mayoritas perempuan tak henti berkhayal, "andaikan Dilan itu nyata." Dilan dianggap berhasil merepresentasikan gambaran tipe lelaki ideal berjiwa muda seumurannya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
sumber: lifestyle-kompas.com
Salah satu hal yang membuat karya Pidi Baiq tersebut menjadi unik adalah meski jamannya terpaut sangat jauh, kisah Dilan dan Milea menggambarkan kisah romansa muda-mudi jaman dulu yang erat berkaitan dengan kisah romansa anak jaman sekarang. Benang merah antara keduanya jaman tersebut ialah tentang gairah jiwa muda yang berapi-api, pemikiran 'hidup cuma sekali' dan istilah 'dunia serasa milik berdua'.
Dilan 1990, menceritakan kenangan jatuh-bangunnya perjuangan seorang pemuda bernama Dilan yang sedang jatuh hati bukan main pada Milea, seorang perempuan yang pada saat itu mustahil untuk ia dapatkan. Novel tersebut mengambil tema utama drama percintaan remaja dengan alur cerita tentang kenangan romantis, yang diambil dari perspektif seorang gadis sebagai karakter utamanya (heroine). Karya Pidi Baiq tersebut dinilai bagi banyak pembacanya sebagai pedoman efektif dalam memenangkan hati seorang perempuan dengan cara-cara imajinatif di luar kepala. Pada Dilan 1990, Dilan berhasil menjadi ikon pemuda impian yang hanya dengan membacanya saja membuat senyam-senyum sendiri. Pidi Baiq pun sukses menghantarkan kekayaan rasa dari jiwa muda lewat kisah tentang kenangan masa lalu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.