No 5

1.3K 200 87
                                    

No 5

"Bunda kita datang" Guanlin membersihkan nisan yang tertutup daun daunan kering itu dengan telaten

Jinyoung dan woojin berjongkok di sisi lain dari makam sang bunda - memunguti daun daun kering yang berserakan di sana

Sementara minhyun masih berbincang dengan penjaga makam - setelah dirasa sudah tidak ada lagi yang ingin disampaikan, minhyun berjalan menghampiri anak anaknya

"Rumput nya udah pada panjang yah" jinyoung menuding rerumputan yang tumbuh dengan bebasnya mengelilingi makan bunda nya

"Iya a, tadi ayah udah ngomong sama yang jaga minta di cabutin" Minhyun berjongkok di samping guanlin - mengelus nisan di depannya dengan sangat hati hati

"Yuk doa dulu" Seperti biasa, jika ketiga anak nya sudah mulai menatap nisan sang bunda dengan tatapan kosong yang sulit untuk diartikan - minhyun akan cepat cepat membuyarkan lamunan mereka

Keempatnya mulai memanjatkan doa untuk sang bunda dalam hati masing masing - doa yang hanya akan dia bagi untuk bunda nya dan juga tuhan

Doa yang diharapkan dapat menuntun sang bunda kedalam surga nya

Setelah selesai minhyun memberikan anak anaknya sekantong bunga dan juga sebotol air mawar

Jinyoun,minhyun dan woojin mulai menaburkan bunga dari atas kebawah, sementara guanlin sibuk menuangkan air mawar perlahan lahan - mulai dari nisan hingga kebawah

Biasanya seraya tangannya sibuk membasahi makam sang bunda dengan air mawar - guanlin akan mulai berceloteh tentang apa saja yang ingin dia ceritakan kepada bunda nya

Tapi kali ini si bungsu hanya terfokus pada air mawar di tangannya - tidak mengeluarkan satu patah kata pun sedari tadi

"Adek?" panggil minhyun yang sebenarnya sudah tau alasan perubahan anak terakhirnya ini

"Kenapa ayah?"

"Gaada yang mau disampein ke bunda?"

Guanlin menatap nama sang bunda yang terpatri dengan jelas di atas batu hitam itu - tangannya tergerak untuk mengelusnya dengan perlahan

"Bunda, adek,ayah,aa dan abang baik baik aja disini. Kita semua bahagia walaupun gak sebahagia waktu masih ada bunda"

"Adek percaya walaupun bunda udah gak sama kita, tapi sebenarnya bunda gak kemana mana. Bunda akan selalu ada disisi kita" lanjut guanlin

"Maka dari itu, mulai sekarang, kalo adek mau cerita ke bunda, adek bakalan sampein lewat ayah, aa atau abang. Karna adek yakin bunda juga bakalan ikut dengerin, entah dari atas sana atau dari manapun" Guanlin tersenyum hangat - tangannya masih mengelus nisan sang bunda

"Sesuai permintaan bunda, kita bakal terus menjaga satu sama lain. Jadi bunda yang tenang ya disana" Woojin yang sedari tadi dian akhirnya bersuara

Minhyun mengecek alorji yang tersemat di pergelangan tangannya - menunjukan pukul 4 sore, saatnya mereka pamit

"Yuk?" minhyun menatap anak nya satu persatu - mereka semua mengangguk

"Aa pulang ya bunda" Jinyoung nangis dari tadi - makannya dia diem aja

"Minki, aku pulang dan anak anak pamit ya" Minhyun mengelus nisan itu sekali lagi sebelum akhirnya bangkit dan menggiring anak anak nya untuk masuk mobil

🍭🍭🍭🍭

Hyeongseob sama woojin lagi jalan mau ke kantin - cape mereka abis ngerekap absen club dance

Serangkai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang