Prolog

48 11 8
                                    

Yoreum Pov

Yoreum berarti musim panas. Musim panas di belahan bumi yang kupijak mungkin menjadi favorit banyak orang. Dimusim inilah siswa akan berlibur panjang. Banyak konser musik yang bisa dinikmati para remaja. Juga pantai yang tidak pernah sepi dari gerombolan keluarga-keluarga yang sedang menikmati liburan mereka.

Tapi itu tidak berlaku untukku.

Dua puluh delapan tahun aku melewati musim ini, dan hampir sebanyak itulah aku merutuki nasibku saat musim ini tiba. Sejauh kepalaku bisa mengingat, aku mengalami berbagai kejadian menyedihkan di musim yang sama. Sepuluh tahun lalu omma meninggalkanku dan Appa yang menyusulnya dua tahun kemudian. Keduanya terjadi di musim panas.

Dan hari ini, lagi-lagi kesialanku datang.

"Yoreuma, kau mau kubantu menata mejamu?" Yura, asistenku sebagai finance supervisor mengguncang pundakku pelan. Aku memang sedang melamum sambil memandang kosong kearah box yang berisi barang-barangku.

"Aniya. Aku akan menatanya sendiri." Aku tersenyum pada Yura, "tapi nanti." kutambahkan dua kata itu karena memang belum ingin menyentuh barang-barang itu.

Yura pasti mengerti, aku dan dia mengalami hal yang sama. Kami baru saja menerima keputusan penurunan jabatan. Hampir enam tahun aku mengabdi pada Kim's Company. Selama itu pula aku terus berusaha menaikkan kinerja dan jabatanku. Bekerja seperti orang gila yang hampir tidak pernah melihat matahari. Sampai merelakan masa muda yang harusnya kugunakan untuk bersenang-senang dengan teman atau pacar.

Aku kira dengan seperti itu nasibku akan membaik. Aku sering berpikir bahwan Lee Yoreum adalah gadis hebat yang bisa merubah takdirnya. Lee Yoreum yang selalu berhasil menganalisis keuangan perusahaan sekelas Kim's Co. pantas untuk menduduki posisi CFO.

Ternyata tidak. Sekeras apapun 'orang luar' sepertiku berusaha. Tetap tidak ada yang berubah. Seperti yang terjadi padaku hari ini. Aku di depak. Kembali ke meja SPV yang baru dua bulan kutinggalkan dengan senang hati. Yura yang menggantikan posisiku selama aku menanjadi CFO mungkin tidak merasa keberatan dengan keputusan yang baru diumumkan pagi ini. Dia memang tidak peduli dengan jenjang karirnya.

Siapa yang peduli dengan karir selama kekasihmu adalah pengacara terkenal yang punya firma hukum sendiri? Tentu saja posisi asisten SPV sudah lebih dari cukup untuk menunjukkan muka di depan orang tua pacarnya.

Aku tidak iri pada Yura. Dia asistenku yang tidak pernah mengecewakan dan berhati baik. Tidak seperti hatiku yang terlalu sering panas karena memendam kedengkian.

Bukan pada Yura, tapi aku sedang meradang pada gadis yang baru saja memasuki ruang CFO itu. Hanya empat meter dari mejaku, aku bisa melihat pintu 'mantan ruanganku'. Gadis itu baru datang hari ini dan langsung menduduki posisi yang luar biasa.

Tentu saja. Anak Direktur utama bisa mendapatkan semua yang dia inginkan hanya dengan mengucapkan permintaannya.

"Sepertinya dia akan melakukan perkenalan dengan semua supervisor dan staf. Lebih baik kau menjadi tangan kanannya. Jangan memusuhinya Yoreumah. Orang seperti kita hanya bisa menjilat agar tetap punya pekerjaan."

Aku tidak menghiraukan nasihat Yura. Selama berkarir, menjilat sama sekali bukan tipeku.

"Dia lulusan luar negeri. Pernah magang di perusahaan F&B ternama di US. Kurasa Direktur kita tidak melakukan nepotisme yang berlebihan."

Tentu saja. Orang dengan kekayaan Milyaran Won seperti mereka pasti bisa mendapatkan pendidikan terbaik.

Aku berusaha mengendalikan pikiran negatifku, tapi semua yang terjadi tepat di depan mata membuatku tidak bisa lagi mentolerir kedengkian yang mungkin semakin menjalar pada diriku.

Wintry Summer (Kim Seokjin BTS Visual Fiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang