Shawn membanting pintu ruang kerja ayahnya, saat Ia keluar. Kakinya bergemuruh di atas lantai kayu yang berdecit, dengan ekspresi marah di wajahnya.
Para pelayan dengan cepat memberinya jalan, saat mereka melihat sang pangeran yang sedang marah berjalan menyusuri lorong, dan memberinya lirikan kekhawatiran sebelum akhirnya saling berbisik.
Tapi Shawn tidak menghiraukannya.
Ia terlalu kesal untuk memikirkan pelayan - pelayannya yang bergosip.
Beraninya mereka? Bagaimana mereka bisa melakukan itu kepadanya? Itu tidak adil. Ia hanya berusia 20 tahun. Dia masih memiliki waktu banyak untuk mencari istri yang cocok untuk menjadi ratu suatu hari nanti. Jadi mengapa mereka memaksanya menikah sekarang? Dan dengan wanita yang Ia tidak kenal.
——————
5 menit lalu...
Shawn mengetuk pintu kerja ayahnya dengan sopan.
Ayah Shawn merupakan raja di Kanada, menjadikan Shawn pangerannya. Tapi baru saja, ayahnya memutuskan sudah waktunya untuk turun dari tahta dan memberikannya pada Shawn. Penobatannya pun hanya beberapa bulan lagi.
Ayahnya tersenyum pada Shawn saat Ia masuk ruangannya. Shawn membalas senyumannya.
"Kau ingin menemuiku?" Tanya Shawn, dan ayahnya mengangguk, sebelum meminta Shawn untuk duduk di bangku depannya. King Manuel melipat dan meletakan tangannya di meja, lalu menatap putranya. Ia tahu, Shawn bisa bertanggung jawab menjaga negaranya. Ia hanya berharap reaksi yang baik dari Shawn.
"Ya, seperti yang kau tahu keluarga kerajaan negara lain akan berkunjung hari ini," Shawn mengangguk, "tapi aku ingin berbicara denganmu tentang suatu keputusan yang penting, ini tentangmu." Kata ayahnya. Shawn mengangguk, menatap ke arah ayahnya. King Manuel menghela nafasnya.
"Sekitar 25 tahun lalu, beberapa tahun sebelum kau lahir, sebuah perseteruan antara kedua negara kami berakhir. Sang raja dan aku membuat kesepakatan. Kami akan sudahi perseteruan dan negara kami akan hidup dengan damai." Jelas ayahnya.
Shawn mengangguk, bingung dengan apa yang Ia harus lakukan.
"Tapi untuk memastikan bahwa kedua negara akan hidup damai, kami memutuskan untuk membuat kesepakatan. Dan itu adalah, saat anak tertuaku akan menjadi raja atau ratu, mereka akan dinikahkan dengan anak sang raja."
Shawn menatap ayahnya dengan kaget. Apa ini?
"Dan itu kau, dengan putri dari—"
Sang raja belum sempat menyelesaikan perkataannya karena Shawn sudah lebih dulu pergi meninggalkan ruangannya, dengan amarah.
——————
Dan itu yang membawa Shawn di halaman istana sekarang, mencoba untuk tenang, sembari bersandar di dinding istana di halaman.
Ia tidak ingin menikah dengan wanita yang Ia tidak ketahui. Tidak, Shawn ingin menikah seperti orang tuanya, karena cinta. Bukan karena kesepakatan bodoh yang orang tuanya buat dengan raja dan ratu dari negara lain.
Ini tidak adil. Ia membenci ini. Pada saat seperti ini, Shawn terkadang berharap tidak lahir dari keluarga kerajaan. Ia berharap untuk lahir di keluarga normal, sebuah keluarga dimana Ia tidak akan dinikahkan dan Ia memiliki kebebasan untuk menikahi wanita yang Ia inginkan.
Tapi tidak, Shawn akan menikah dengan wanita yang belum pernah Ia temui dan tidak mengenal namanya. Sial, Ia bahkan tidak tahu seperti apa rupanya.
Ia menghela nafasnya dan memandang dinding istana, sebelum seringai menggantikan wajahnya yang sedih.
Waktunya untuk bersenang - senang di malam hari...