Suatu ketika, ada sebuah korelasi yang muncul dan bermula di tempat yang tak terduga. Cherry Blossom dan Mapple misalnya, dimana kaitannya?
•••Pagi ini dengan tergesa-gesa, Revano berlari memasuki Restoran yang bernama "Rev Sushi". Restoran bergaya vintage itu merupakan miliknya sendiri sekaligus tempat bekerjanya sebagai koki di Jepang. Ia segera merapihkan pakaiannya sembari memasang apron miliknya sebelum masuk ke dapur dan mulai meracik Sushi khasnya.
Rev Sushi adalah restoran yang cukup dikenal di Jepang, namun beberapa pegawainya rata-rata asli orang Indonesia. Revano sengaja mencari pegawai yang berasal dari Indonesia supaya bisa lebih mudah membangun keakraban dengan para pegawainya.
Usahanya sejak awal merantau ke Jepang membuahkan hasil yang memuaskan. Dulu ia hanyalah seorang pegangguran yang kaya karena orang tua, namun akhirnya ia punya tekat untuk hidup mandiri. Dan berakhir lah dia disini, memulai bisnis restorannya dengan modal dari orang tua. Kadang Revano berpikir bahwa ia sangatlah beruntung karena jago dalam memasak Sushi, karena bakatnya dan usahanya lah kini ia bisa memiliki restoran sushi yang cukup terkenal di jepang.
"Apa aku terlambat?" tanya Revano sembari melirik para pegawainya yang sedang sibuk bekerja.
"Tidak ada kata terlambat bagimu, kau kan pemilik restorannya," ucap Ferdi sembari memasukan beberapa bumbu kedalam masakannya. Revano tertawa mendengarkannya.
Memang benar, ia adalah pemilik restoran yang terkenal dengan kelezatan Sushinya. Tetapi, Revano tidak pernah sombong akan hal itu, ia menganggap semua pegawainya adalah teman sehingga para pegawainya pun senang bekerja disini.
Pemandangan dan aroma yang berada di resto ini sama saja seperti di dapur-dapur Restoran lainnya. Para koki sibuk memasak, membuat makanan yang di pesan oleh pelanggan tercinta, beberapa pelayan melayani dan menulis semua pesanan pelanggan. Meskipun Revano adalah pemilik restorannya, ia tetap bekerja sebagaimana koki lainnya.
Bergegas, Revano mengambil keperluannya untuk memasak pesanan pelanggan. "Coba kemarikan beberapa pesanan pelanggan, akan kutangani beberapa.," Revano berjalan menuju tempat tersimpannya daftar-daftar pesanan.
"Ini bos," salah satu pelayan yang bertugas mencatat pesanan memberikan daftar pesanan pelanggan pada Revano.
"Ah, kau ini kebiasaan memanggilku bos, biasa sajalah! kita kan teman," ucap Revano tertawa sembari menepuk bahu si pelayan.
Pelayan itu hanya terkekeh mendengar ucapan Revano. Tidak habis pikir, Revano benar-benar orang yang baik. Pegawainya pun ia sebut sebagai teman.
Semua koki mulai sibuk dengan tugasnya masing-masing. Suara beradunya peralatan dapur khas orang memasak terdengar jelas.
"Aku butuh bumbu itu!" ucap salah satu koki.
"Hei, coba pinjam penggulung mediumnya sebentar."
"Antarkan ini ke meja no 20."
"Awas panas!"
"Hati-hati membawanya, nanti jatuh!"
Revano menggeleng pelan mendengarkan keributan di dapur yang memang setiap harinya seperti ini.
Salah seorang pelayan tengah mengantarkan pesanan Sushi ke meja nomer 20. Terlihat banyak sekali pengunjung yang datang ke restoran Rev Sushi ini. Jelas saja, karena restoran ini memang cukup dikenal oleh kalangan warga jepang. Apalagi kebanyakan warga jepang sangat menyukai sushi, tentu saja restoran ini pas untuk mereka yang menyukai sushi.
"Van, besok aku tidak bisa bekerja lagi," ucap Raka, salah satu pelayan di restoran.
Revano mengernyitkan alisnya, bingung. "Apa terjadi masalah?" tanya Revano memastikan.
"Aku harus pulang ke indonesia, ibuku jatuh sakit. Dan sepertinya aku akan menetap lagi di Indonesia," jelas Raka.
"Begitukah? Baiklah, mau bagaimana lagi, sampaikan salamku pada ibumu ya! Semoga lekas sembuh. Terima kasih atas kerja kerasmu selama ini. Kau telah bersedia bergabung di restoranku untuk waktu yang lama, begitu banyak yang sudah kita kerjakan bersama." Revano menepuk bahu Raka dengan pelan.
"Ah aku beruntung mempunyai bos sepertimu," Raka tertawa. "Terima kasih juga." Revano mengangguk pelan sembari tersenyum.
Hari sudah mulai gelap. Restoran pun sudah nampak sepi, hanya tinggal beberapa pelanggan saja yang masih setia berdiam diri di restoran ini. Revano melangkah keluar restoran. Menghirup udara sejuknya di malam hari. Angin berhembus dengan manja menerpa kulit Revano yang hitam manis seperti ciri khas orang indonesia. Matanya menatap ke langit, hanya terdapat beberapa bintang di atas sana.
"Ini luar biasa," Revano menghirup kembali udara malam hari. "Aku tidak menyangka bisa sampai pada titik ini."
Sedari tadi Revano asik bergelayut manja dengan pikirannya, tidak sadar bahwa pengunjung restoran sudah tidak tersisa lagi, mereka sudah pulang. Wajar saja karena saat ini jam sudah menunjukkan pukul 11 lewat.
Revano melangkah masuk ke dalam restorannya. "Sudah pulang semua?" tanya Revano pada Ferdi yang sedang membereskan dapur dan restoran bersama pegawai lainnya.
"Sudah beberapa, Bos." Revano pun turut membantu teman-temannya membereskan restoran miliknya.
Semuanya tampak sibuk membereskan restoran. Langit sudah semakin gelap. Hari ini restoran Rev Sushi mendapatkan pengunjung yang lebih banyak daripada hari sebelumnya. Sehingga mereka harus lebih bekerja lebih keras lagi agar bisa memuaskan para pelanggan.
"Hari ini terasa lebih melelahkan," keluh Riska, pelayan di Rev Sushi.
"Iya karena pengunjungnya lebih banyak dari pada sebelumnya," ucap Ferdi sembari bersih-bersih.
"Jadi, apa kau tidak ada rencana untuk memperluas restoran ini?" tanya Riska pada Revano. Revano tertawa.
"Tentu saja ada, hanya saja uangku belum cukup," ucap Revano sembari tertawa.
Keadaan mulai hening setelah terjadi percakapan tadi. Restoran sudah bersih. Mereka bergegas pulang karena malam sudah semakin larut.
Revano melajukan kendaraannya di tengah gelapnya malam. Sekelilingnya sudah mulai sepi, hanya beberapa kendaraan yang berlalu-lalang disekitarnya. Tak perlu waktu terlalu lama, Revano sudah sampai di depan rumahnya. Lantas, dengan segera ia masuk dan mengganti pakaiannya kemudian memejamkan matanya diatas kasur putihnya yang empuk.